Diseksi aorta adalah kondisi ketika lapisan dalam pembuluh darah aorta robek dan terpisah dari lapisan tengah dinding aorta. Terkadang, gejala diseksi aorta mirip dengan gejala penyakit lain, seperti penyakit jantung dan stroke. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat berakibat fatal.

Pembuluh aorta adalah pembuluh darah arteri terbesar di dalam tubuh yang berfungsi menerima darah kaya oksigen dari jantung. Darah kaya oksigen ini akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang arteri.

Diseksi Aorta - Alodokter

Jika aorta robek, darah akan bocor dan mengalir melalui sela-sela robekan tersebut sehingga membentuk saluran darah palsu di dinding aorta yang membuat lapisan dalam dan tengah aorta terpisah.

Diseksi aorta terbagi menjadi tipe A dan tipe B. Pada tipe A, robekan terjadi di aorta bagian atas (ascending aorta). Sedangkan pada tipe B, robekan terjadi di aorta bagian bawah (descending aorta). Dua jenis diseksi aorta ini dapat meluas hingga ke perut, tetapi diseksi aorta tipe A umumnya lebih berbahaya daripada diseksi aorta tipe B.

Penyebab dan Faktor Risiko Diseksi Aorta

Diseksi aorta terjadi di bagian dinding aorta yang lemah dan rusak. Belum diketahui secara pasti penyebab kerusakan ini terjadi. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan di dinding aorta, yaitu:

  • Usia di atas 60 tahun
  • Hamil atau tekanan darah tinggi ketika melahirkan
  • Riwayat diseksi aorta dalam keluarga
  • Pengerasan pembuluh darah arteri (aterosklerosis)
  • Kelemahan dan pembengkakan di pembuluh arteri (aneurisma aorta)
  • Kelainan bawaan di jantung dan pembuluh darah, seperti penyempitan aorta, patent ductus arteriosus, bicuspid aortic valve, dan koarktasio aorta
  • Penyakit genetik, seperti sindrom Turner, sindrom Marfan, sindrom Loeys-Diets, dan sindrom Ehlers-Danlos
  • Pembengkakan di pembuluh darah, misalnya akibat arteritis
  • Penyakit menular seksual, seperti sifilis
  • Cedera di dada, misalnya akibat kecelakaan mobil atau terjatuh
  • Kebiasaan merokok atau menggunakan kokain
  • Kebiasaan mengangkat beban secara berlebihan

Gejala Diseksi Aorta

Gejala diseksi aorta mirip dengan gejala penyakit lain, terutama penyakit jantung. Umumnya, gejala diseksi aorta terjadi secara tiba-tiba dan bisa terjadi kapan pun. Beberapa gejalanya adalah:

  • Nyeri di dada dan punggung atas yang muncul secara mendadak dan tidak tertahankan, seperti rasa ditusuk-tusuk yang merambat ke leher dan punggung bawah
  • Nyeri perut yang parah secara tiba-tiba akibat penyumbatan di pembuluh yang mengalirkan darah ke usus (arteri mesentrika)
  • Gejala yang mirip stroke, seperti sulit berbicara, gangguan penglihatan, dan kelumpuhan di satu sisi tubuh
  • Denyut nadi lemah di satu sisi lengan atau paha dibandingkan sisi lainnya
  • Nyeri di tungkai yang dapat disertai kesulitan berjalan atau kelumpuhan
  • Kesemutan atau mati rasa di jari tangan atau jari kaki
  • Keringat berlebih
  • Linglung
  • Sesak napas
  • Pusing
  • Mual
  • Pingsan

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala nyeri dada, sesak napas, atau gejala stroke. Diseksi aorta yang dibiarkan dapat menyebabkan perdarahan organ dalam dan kerusakan jantung.

Perlu diketahui, beberapa gejala di atas memang tidak selalu menandakan kondisi yang serius. Namun, Anda tetap disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Dengan menjalani pemeriksaan dan pengobatan sejak dini, Anda akan terhindar dari komplikasi yang dapat berakibat fatal.

Diagnosis Diseksi Aorta

Diseksi aorta tidak mudah terdeteksi, karena penyakit ini menunjukkan gejala yang mirip dengan sejumlah kondisi medis lainnya.

Untuk mendiagnosis diseksi aorta, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, serta riwayat pasien dan keluarga, Selanjutnya, dokter akan memeriksa detak jantung pasien menggunakan stetoskop dan mengukur tekanan darah di kedua lengan pasien.

Dokter dapat mencurigai pasien terkena diseksi aorta bila terdapat tekanan darah di kedua lengan pasien berbeda. Namun, untuk lebih memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Foto Rontgen dada, untuk melihat apakah terdapat pelebaran aorta
  • Ekokardiografi transesofageal (transesophageal echocardiogram), untuk melihat gambaran jantung
  • CT scan, untuk melihat kondisi jantung, aorta, dan pembuluh darah lain secara lebih jelas dengan menggunakan zat kontras
  • Magnetic resonance angiogram (MRA), untuk melihat aliran darah di aorta

Pengobatan Diseksi Aorta

Diseksi aorta dapat menyebabkan kematian beberapa jam setelah serangan terjadi. Oleh karena itu, pasien harus segera mendapatkan penanganan. Beberapa metode penanganannya adalah:

Obat-obatan

Obat yang dapat diberikan dokter adalah penghambat beta dan sodium nitroprusside. Pemberian obat-obatan ini bertujuan untuk menurunkan detak jantung dan tekanan darah sehingga diseksi aorta tidak bertambah parah.

Operasi

Operasi dilakukan untuk mengangkat bagian aorta yang rusak dan menggantinya dengan bahan sintetis. Jika terjadi kebocoran di katup jantung, dokter juga akan melakukan operasi penggantian katup jantung.

Setelah kondisi kembali normal, semua penderita diseksi aorta harus mengonsumsi obat-obatan seumur hidupnya untuk menurunkan tekanan di aorta dan menjaga kestabilan tekanan darah.

Obat-obatan yang dimaksud antara lain obat anthipertensi seperti obat penghambat beta atau antagonis kalsium, obat angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, dan obat penurun kolesterol.

Komplikasi Diseksi Aorta

Diseksi aorta dapat memanjang di sepanjang aorta dan dapat menutup salah satu cabang arteri sehingga aliran darah tersumbat. Penyumbatan aliran darah ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi, tergantung pada lokasi penyumbatannya.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat diseksi aorta adalah:

  • Kerusakan katup jantung
  • Tamponade jantung, yaitu penimbunan darah atau cairan di ruang antara jantung dan otot jantung
  • Stroke, akibat penyumbatan di arteri yang memasok darah ke otak
  • Serangan jantung, jika penyumbatan terjadi di arteri yang memasok darah ke otot jantung
  • Gagal ginjal, akibat penyumbatan di arteri yang memasok darah ke ginjal
  • Kerusakan saraf tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan di tungkai jika arteri di saraf tulang belakang tersumbat
  • Kematian, akibat perdarahan organ dalam

Pencegahan Diseksi Aorta

Diseksi aorta tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi Anda dapat menurunkan risiko terserang penyakit ini dengan cara:

  • Mengontrol tekanan darah secara rutin
  • Mempertahankan berat badan ideal
  • Tidak merokok
  • Menjaga pola makan dan menghindari makanan tinggi kolesterol
  • Memakai sabuk pengaman ketika mengendarai mobil, untuk menghindari benturan ke dada
  • Berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi kesehatan Anda dan keluarga, terutama bila ada riwayat penyakit atau kelainan pembuluh darah aorta