Henoch-Schonlein purpura adalah peradangan pada pembuluh darah kecil di kulit, sendi, saluran pencernaan, dan ginjal. Kondisi ini menyebabkan munculnya ruam merah atau ungu (purpura) di area kulit kaki bagian bawah atau bokong.
Henoch-Schonlein purpura (HSP) juga dikenal sebagai vaskulitis imunoglobulin A (IgAV). Penyakit ini dapat dialami siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada anak usia di bawah 11 tahun. HSP tidak menular dan tidak diturunkan dari keluarga.

Henoch-Schonlein purpura cukup jarang terjadi dan umumnya dapat sembuh dalam beberapa minggu. Meski demikian, penyakit ini bisa kambuh dan berisiko menimbulkan gangguan pada ginjal maupun organ lain, sehingga perlu penanganan medis yang tepat.
Penyebab Henoch-Schonlein Purpura
Penyebab Henoch-Schonlein purpura (HSP) masih diteliti lebih lanjut. Namun, peradangan pembuluh darah pada HSP diduga terkait dengan respons sistem kekebalan yang tidak normal terhadap infeksi (autoimun).
Respons sistem imun yang abnormal tersebut dapat menyebabkan peradangan di pembuluh darah. Kondisi ini akan mengakibatkan perdarahan dan munculnya ruam merah atau ungu (purpura) di kulit.
Selain akibat respons sistem imun yang abnormal, HSP juga sering terjadi setelah seseorang mengalami infeksi berikut:
- Infeksi virus, seperti Coxsackievirus, hepatitis A, hepatitis B, parvovirus B19, Varicella zoster, dan adenovirus
- Infeksi bakteri, seperti Mycoplasma dan Streptococcus
Henoch-Schonlein purpura (HSP) juga dapat terjadi akibat vaksinasi, gigitan serangga, penggunaan obat-obatan tertentu, dan paparan suhu dingin.
Faktor risiko Henoch-Schenlein purpura
Henoch-Schonlein purpura bisa dialami siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada anak-anak usia 2–11 tahun, dan cenderung lebih banyak menyerang anak laki-laki daripada anak perempuan. Pada orang dewasa, gejala yang timbul biasanya lebih berat dibanding pada anak-anak.
Gejala Henoch-Schonlein Purpura
Gejala Henoch-Schonlein purpura umumnya berlangsung selama 6–8 minggu dan bisa kambuh. Berikut beberapa gejala yang sering muncul:
- Ruam kulit berwarna merah atau ungu (purpura), yang paling sering muncul di lengan dan kaki
- Nyeri dan bengkak di sendi
- Nyeri atau kram perut
- Mual atau muntah
- Buang air besar (BAB) berdarah
- Diare atau sembelit
- Hilang nafsu makan
- Urine berdarah
- Sakit kepala
- Demam
- Mudah lelah
Kapan harus ke dokter
Periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala seperti di atas, terutama jika muncul ruam kulit yang disertai nyeri sendi dan nyeri perut. Anda dapat menggunakan fitur Buat Janji Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk membuat janji temu berdasarkan lokasi, jadwal praktik, dan ulasan dari pengguna lain.
Karena HSP dapat kambuh, penderita HSP perlu rutin menjalani kontrol ke dokter meski gejala sudah membaik. Pemeriksaan ke dokter juga perlu dilakukan jika keluhan HSP muncul lagi.
Diagnosis Henoch-Schonlein Purpura
Untuk mendiagnosis Henoch-Schonlein purpura (HSP), dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk melihat ruam kulit purpura, pembengkakan sendi, dan gangguan pada perut.
Untuk memastikan diagnosis dan mengetahui tingkat keparahan penyakit, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut:
- Tes urine, untuk mengetahui ada tidaknya protein dan darah di dalam urine, guna mendeteksi kerusakan ginjal
- Pemeriksaan feses, untuk mengetahui ada tidaknya darah di dalam tinja
- Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi dan menilai fungsi ginjal
- USG perut, untuk melihat kondisi saluran pencernaan dan ginjal, termasuk untuk mengidentifikasi penyebab nyeri perut dan ada atau tidaknya komplikasi, seperti perdarahan di usus
- Biopsi kulit dan ginjal, untuk mendeteksi penumpukan protein imunoglobin A (IgA)
Pengobatan Henoch-Schonlein Purpura
Pada banyak kasus, gejala Henoch-Schonlein purpura akan membaik dengan sendirinya dalam 6–8 minggu. Pengobatan umumnya bertujuan meredakan keluhan. Dokter akan menyarankan pasien untuk beristirahat, minum air putih yang cukup, dan mengonsumsi obat pereda nyeri.
Beberapa jenis obat yang bisa diberikan oleh dokter untuk meredakan keluhan dan gejala HSP adalah:
- Obat antipiretik-analgetik, seperti paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid, untuk meredakan demam dan nyeri sendi
- Obat golongan kortikosteroid, seperti prednison, untuk meredakan nyeri perut dan radang sendi
Walaupun bisa sembuh sendiri, HSP tetap bisa kambuh. Oleh karena itu, penderita HSP dianjurkan untuk tetap kontrol ke dokter, serta menjalani tes urine dan tes darah secara rutin.
Tujuan dari pemeriksaan rutin tersebut adalah untuk menilai fungsi ginjal dan memantau kondisi pasien. Pemeriksaan akan dilakukan selama 6–12 bulan dan dapat dihentikan jika tidak ditemukan adanya masalah.
Jika HSP yang dialami sudah cukup parah atau telah menyebabkan komplikasi, seperti masalah di ginjal, pasien mungkin perlu dirawat inap di rumah sakit. Operasi juga perlu dilakukan jika HSP sudah mengakibatkan usus terlipat (intususepsi) atau pecah.
Komplikasi Henoch-Schonlein Purpura
Dalam kasus yang jarang terjadi, Henoch-Schonlein purpura (HSP) dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
- Gangguan ginjal
- Perdarahan di usus
- Peradangan testis (orchitis)
- Terlipatnya usus (intususepsi)
Selain itu, komplikasi yang lebih jarang, seperti kejang, perdarahan di paru-paru, atau serangan jantung, juga bisa terjadi.
Pencegahan Henoch-Schonlein Purpura
Henoch-Schonlein purpura (HSP) sulit untuk dicegah karena penyebabnya masih dalam tahap penelitian lebih lanjut. Namun, risiko terjadinya HSP bisa ditekan dengan menjalani pola hidup bersih dan sehat untuk mencegah infeksi virus dan bakteri. Selain itu, hindari penggunaan obat yang dapat mengganggu sistem imun tanpa anjuran dokter.