Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab diare, mulai dari infeksi saluran cerna hingga efek samping obat-obatan. Meski cukup sering terjadi, diare bukanlah kondisi yang dapat Anda sepelekan. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa membuat tubuh kehilangan banyak cairan dan menyebabkan dehidrasi.

Diare umumnya ditandai dengan gejala berupa tinja yang tampak encer, nyeri perut, buang air besar lebih dari 3 kali sehari, mual, perut terasa kembung, dan terkadang disertai demam.

Kenali 8 Penyebab Diare yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Kondisi ini biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu 1–2 hari. Namun, jika diare berlangsung selama beberapa hari dan disertai gejala lain, kondisi tersebut bisa menjadi tanda adanya penyakit yang lebih serius.

Macam-Macam Penyebab Diare

Ada beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab diare, di antaranya:

1. Infeksi

Infeksi virus merupakan penyebab diare yang paling sering terjadi. Beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah norovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Diare akibat infeksi virus biasanya dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu 2–3 hari.

Selain virus, infeksi bakteri dan parasit juga bisa menjadi penyebab diare. Jenis kuman yang sering menyebabkan diare adalah E. coli, Salmonella, dan Shigella. Sementara itu, parasit yang dapat menyebabkan diare meliputi parasit jenis Giardia lamblia dan Cryptosporidium.

Diare karena infeksi bakteri dan parasit biasanya berlangsung selama 3 hari atau lebih dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. Konsumsi air atau makanan yang kurang higienis serta tidak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar merupakan penyebab utama terjadinya diare akibat infeksi.

2. Intoleransi laktosa

Laktosa merupakan jenis gula yang terdapat pada susu dan produk olahannya. Untuk mencernanya, tubuh memerlukan enzim laktase. Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu memproduksi enzim laktase sehingga tidak mampu mencerna laktosa di usus halus. Kondisi ini disebut juga intoleransi laktosa.

Intoleransi laktosa ditandai dengan gejala berupa perut kembung, sering buang angin, dan diare. Gejala ini biasanya muncul 30–60 menit setelah mengonsumsi susu atau produk olahannya.

3. Penyakit radang usus

Diare yang berlangsung lama bisa menjadi gejala dari penyakit radang usus. Penyakit ini dapat menyebabkan luka di dinding usus, sehingga fungsi pencernaan terganggu. Selain memicu diare, kondisi ini juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami penurunan berat badan yang cukup drastis.

4. Gangguan hormon

Peningkatan kadar hormon tiroid dalam tubuh atau disebut juga hipertiroidisme, bisa membuat pergerakan usus menjadi lebih aktif. Hal ini berdampak pada meningkatnya frekuensi buang air besar.

5. Alergi makanan

Alergi makanan merupakan reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap makanan tertentu. Salah satu gejala dari alergi makanan adalah diare, sedangkan gejala lainnya dapat berupa gatal-gatal, kulit kemerahan, dan sesak napas.

6. Irritable Bowel Syndrome (IBS)

Irittable bowel syndrome ditandai dengan gejala berupa diare atau sembelit, kram perut, dan perut kembung. Kondisi ini terjadi dalam jangka panjang dan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab IBS belum diketahui secara pasti, tetapi terdapat faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalaminya, seperti riwayat keluarga, kondisi usus yang terlalu sensitif, dan stres.

7. Efek samping obat-obatan

Penggunaan obat antibiotik bertujuan untuk membunuh bakteri jahat maupun bakteri baik di usus. Akibatnya, keseimbangan bakteri alami di usus pun menjadi terganggu. Namun, hal ini lebih sering terjadi pada pemakaian antibiotik jangka panjang.

Selain antibiotik, beberapa jenis obat yang juga dapat menyebabkan diare adalah obat penurun tekanan darah, obat antiaritmia, obat kemoterapi, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan antasida.

8. Efek pascaoperasi

Orang yang baru menjalani operasi pada saluran cerna, seperti operasi pada kantung empedu, pankreas, atau usus juga berisiko mengalami diare. Hal ini karena saluran cerna belum pulih sempurna sehingga fungsi pencernaannya belum dapat berjalan dengan normal.

Makanan dan Minuman Penyebab Diare

Selain penyakit, diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman tertentu, seperti:

Makanan dengan pemanis buatan

Pemanis buatan, seperti sorbitol dan manitol, kerap digunakan pada camilan atau produk bebas gula. Kedua jenis pemanis buatan tersebut umumnya memiliki efek pencahar sehingga dapat memicu diare bila dikonsumsi dalam jumlah banyak.

Makanan mengandung fruktosa

Fruktosa secara alami terdapat pada madu dan buah-buahan. Namun, jenis pemanis ini juga sering ditambahkan sebagai pemanis soda, jus buah kemasan, permen, dan kue. Sebenarnya, fruktosa tidak selalu memicu diare, tetapi penderita malabsorbsi fruktosa bisa mengalami masalah pencernaan yang berdampak pada diare.

Makanan pedas

Makanan yang terlalu pedas dapat menyebabkan iritasi lambung dan usus saat dicerna, sehingga menimbulkan gejala perut kembung, mulas, dan mencret. Hal ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama orang yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan pedas.

Kopi

Kandungan kafein pada kopi dapat menyebabkan pergerakan usus menjadi lebih cepat. Akibatnya, makanan dan minuman yang masuk ke dalam saluran cerna pun akan terlalu cepat melewati usus, sehingga memicu diare.

Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab diare. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan rutin mencuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet agar terhindar dari kuman penyebab diare.

Selain menjaga kebersihan, Anda juga bisa melakukan pencegahan melalui vaksinasi. Ada beberapa jenis vaksin yang dapat mencegah infeksi kuman penyebab diare, antara lain vaksin hepatitis A dan vaksin tifus.

Saat mengalami diare, cobalah untuk minum air putih lebih banyak dan minuman rehidrasi untuk mencegah dehidrasi.

Namun, bila diare tidak kunjung membaik setelah 2 hari dan disertai demam tinggi, muntah, atau terdapat darah pada tinja, segera periksakan diri ke dokter agar penyebab diare yang Anda alami dapat diketahui dan dilakukan penanganan yang tepat.