Nosophobia adalah rasa takut yang tidak wajar terhadap penyakit berbahaya atau kronis. Penderita nosophobia sangat takut akan tertular atau terkena suatu penyakit yang berbahaya meski kemungkinan hal itu terjadi tergolong sangat kecil.

Nosophobia berbeda dengan hipokondriasis. Pada hipokondriasis, penderitanya percaya bahwa keluhan-keluhan ringan yang dialaminya, seperti sakit tenggorokan atau sakit kepala, merupakan gejala dari penyakit yang serius.

Nosophobia

Sementara pada nosophobia, rasa takut atau khawatir terus-menerus ada meski ia tidak mengalami gejala atau memiliki faktor risiko apa pun. Selain itu, penderita nosophobia juga akan menghindari semua hal yang ia anggap dapat membuatnya sakit, termasuk berinteraksi dengan orang lain atau mengunjungi tempat umum.

Penyebab Nosophobia

Munculnya nosophobia pada seseorang diduga terkait dengan beberapa faktor berikut:

  • Pernah mengalami kejadian traumatis yang terkait dengan kesehatan, misalnya menderita penyakit berat pada masa kanak-kanak
  • Pernah melihat atau merawat anggota keluarga yang sakit parah
  • Pernah ditinggalkan oleh orang yang dicintai karena penyakit kronis
  • Menderita penyakit mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, obsessive compulsive disorder (OCD), gangguan bipolar, atau skizofrenia
  • Mengalami wabah penyakit yang menyebar luas dan berimbas besar pada kehidupan, seperti pandemi COVID-19
  • Menghindari orang yang sedang sakit meski penyakitnya tidak menular
  • Sering menonton acara TV atau membaca artikel mengenai penyakit yang sulit disembuhkan
  • Bekerja sebagai peneliti atau tenaga kesehatan yang sering membaca tentang penyakit-penyakit berat

Gejala Nosophobia

Gejala nosophobia umumnya muncul saat memikirkan atau mendengar berita mengenai suatu penyakit. Penyakit yang biasanya ditakuti oleh penderita nosophobia antara lain kanker, penyakit jantung, atau HIV.

Gejala nosophobia bisa bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat. Keluhan-keluhan yang mungkin muncul antara lain:

  • Merasa takut atau cemas yang berlebihan ketika mendengar hal-hal tentang penyakit
  • Mengalami serangan panik dan gejala fisik ketika muncul rasa takut, seperti jantung berdebar-debar, pusing, mual dan muntah, keringat berlebih
  • Mengalami insomnia atau mimpi buruk mengenai penyakit berat
  • Merasakan produktivitas menurun atau sulit fokus akibat insomnia
  • Menghindari transportasi umum atau mencuci tangan secara berulang-ulang agar tidak sakit
  • Menghindari semua berita terkait penyakit yang bisa menimbulkan keluhan nosophobia
  • Menghabiskan waktu selama berjam-jam untuk mencari informasi mengenai suatu penyakit
  • Merasa khawatir terus-menerus akan terkena penyakit, misalnya tumor otak, meski tidak ada gejala apa pun
  • Mengukur tekanan darah atau suhu tubuh berulang kali untuk memastikan dirinya tidak sakit

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Penanganan oleh dokter perlu dilakukan bila kekhawatiran dan kecemasan terhadap penyakit sampai menimbulkan serangan panik, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menyebabkan gejala depresi.

Diagnosis Nosophobia

Diagnosis nosophobia dilakukan dengan menanyakan gejala, riwayat kesehatan pasien, termasuk seberapa parah dan lama keluhan tersebut terjadi. Setelah itu, dokter dapat melakukan sejumlah pemeriksaan lanjutan untuk memastikan bahwa rasa takut yang berlebihan tidak disebabkan oleh penyakit lain.

Seseorang dapat dikatakan mengalami nosophobia jika terdapat kriteria berikut:

  • Rasa takut terhadap penyakit serius terjadi terus-menerus, setidaknya selama 6 bulan
  • Rasa takut terhadap hal-hal yang terkait dengan penyakit membuat penderita tidak bisa bekerja, bersosialisasi, atau menikmati hidup
  • Ketakutan berlebih yang dialami penderita nosophobia muncul dari situasi yang sebenarnya tidak membahayakan dirinya

Pengobatan Nosophobia

Pengobatan nosophobia bertujuan untuk membantu pasien meredakan takut dan cemas, serta membantu pasien mengendalikan diri ketika mendengar berita atau mengetahui penyakit yang serius. Metode pengobatannya meliputi:

Exposure therapy

Terapi paparan atau exposure theraphy umumnya menjadi pengobatan utama untuk nosophobia. Dalam terapi ini, dokter akan meminta pasien untuk melihat video atau membaca berita tentang berbagai penyakit. Selain itu, pasien mungkin akan diminta untuk berinteraksi dengan penderita penyakit tidak menular.

Selanjutnya, dokter akan memantau bagaimana reaksi pasien ketika melihat atau berada di sekitar orang sakit. Dengan begitu, dokter dapat membantu pasien untuk mengontrol rasa takut yang dialami pasien, misalnya dengan meditasi atau teknik relaksasi.

Terapi perilaku kognitif

Cognitive behaviour therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif dilakukan untuk mengubah pola pikir dan respons pasien terhadap rasa takutnya akan penyakit. Metode pengobatan ini dapat dikombinasikan dengan terapi paparan.

Obat-obatan

Selain terapi, dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala cemas dan takut akibat nosophobia. Obat-obatan yang bisa diresepkan dokter adalah obat anticemas atau antidepresan.

Komplikasi Nosophobia

Penderita nosophobia mungkin akan kehilangan waktu bersama orang-orang tercinta karena terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Pada beberapa kasus, nosophobia yang parah dapat menimbulkan komplikasi berikut:

  • Depresi
  • Keinginan atau percobaan bunuh diri
  • Masalah keuangan, karena sering menjalani pemeriksaan medis
  • Penurunan performa kerja hingga menyebabkan kehilangan pekerjaan
  • Gangguan panik
  • Penyalahgunaan NAPZA

Pencegahan Nosophobia

Nosophobia sulit untuk dicegah karena biasanya kondisi ini dipicu oleh hal-hal yang tidak bisa dikendalikan. Meski begitu, Anda bisa mengontrol rasa takut dan cemas akibat nosophobia dengan beberapa cara berikut:

  • Melakukan teknik relaksasi, misalnya dengan latihan pernapasan atau meditasi, ketika mulai muncul pikiran tidak enak mengenai penyakit
  • Menerapkan mindfulness dalam kehidupan sehari-hari
  • Mengalihkan pemikiran negatif dengan melakukan hobi atau menonton acara yang menghibur
  • Menghindari berita atau artikel yang sifatnya memicu ketakutan
  • Menerapkan kebiasaan tidur yang baik (sleep hygiene), seperti tidak bermain ponsel setidaknya 1 jam sebelum tidur dan mematikan lampu kamar
  • Mencari dukungan atau bergabung dengan komunitas penderita nosophobia

Penderita nosophobia juga perlu tahu bahwa penyakit berat tidak terjadi begitu saja. Ada cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit kronis, antara lain:

  • Mencuci tangan dengan air dan sabun, atau hand-sanitizer
  • Berolahraga secara rutin
  • Menerapkan hubungan seks yang sehat, seperti tidak berganti pasangan dan memakai kondom
  • Tidak berbagi penggunaan benda pribadi, seperti alat makan atau handuk
  • Menghindari kontak erat dengan orang dengan penyakit menular
  • Menjaga kebersihan benda yang sering disentuh
  • Menjalani vaksinasi sesuai saran dokter

Namun, perlu dicatat bahwa upaya-upaya di atas juga tidak boleh dilakukan secara berlebihan. Selain tidak berguna, pencegahan yang berlebihan justru dapat menimbulkan penyakit baru.