Penyakit mieloproliferatif adalah kelompok penyakit yang menyebabkan sumsum tulang memproduksi banyak sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Penderita penyakit mieloproliferatif biasanya mengalami demam, berkeringat di malam hari, dan lemas.

Penyakit mieloproliferatif adalah kondisi medis yang langka tetapi serius. Hal ini karena penyakit mieloproliferatif meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan atau pecah pada pembuluh darah, yang menjadi penyebab stroke.

Penyakit Mieloproliferatif

Selain itu, penyakit mieloproliferatif juga meningkatkan risiko munculnya leukemia akut, yakni kondisi yang terjadi akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih yang tidak normal.

Penyebab Penyakit Mieloproliferatif

Sel darah terdiri dari tiga jenis, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan sel keping darah (trombosit), yang diproduksi di sumsum tulang. Pada kondisi normal, sel-sel darah tersebut diproduksi secara seimbang dan matang seiring waktu.

Pada penderita penyakit mieloproferatif, sumsum tulang mengalami gangguan sehingga menghasilkan banyak sel darah yang cacat. Belum diketahui mengapa kondisi tersebut terjadi. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini, yaitu:

Gejala Penyakit Mieloproliferatif

Gejala penyakit mieloproliferatif tergantung pada jenisnya. Berikut ini adalah jenis-jenis penyakit mieloproliferatif dan gejala yang menyertainya:

1. Leukemia mielositik kronis

Leukemia mielositik kronis terjadi ketika sumsum tulang menghasilkan terlalu banyak sel darah putih jenis mieloid yang belum matang. Gejalanya dapat berupa:

2. Polisitemia vera

Polisitemia vera terjadi ketika jumlah sel darah merah di dalam tubuh terlalu banyak. Kondisi tersebut bisa menyebabkan darah lebih cepat mengental.

Gejala yang umum terjadi pada polisitemia vera adalah:

  • Gatal, terutama setelah mandi air hangat
  • Kaku, kesemutan, atau lemas di tangan dan kaki
  • Nyeri di perut kiri atas, terutama setelah makan
  • Perdarahan, seperti mimisan atau gusi berdarah
  • Sesak napas, terutama saat berbaring
  • Pembengkakan pada sendi jari kaki

3. Myelofibrosis

Myelofibrosis adalah kondisi ketika jaringan parut terbentuk di sumsum tulang akibat banyaknya sel tidak normal yang diproduksi. Gejala myelofibrosis antara lain:

  • Demam
  • Nyeri tulang
  • Perdarahan
  • Lemas atau mudah lelah
  • Sesak napas
  • Nyeri di bawah tulang rusuk sebelah kiri
  • Produksi keringat meningkat, terutama di malam hari

4. Trombositemia esensial

Trombositemia esensial terjadi ketika jumlah trombosit melebihi batas normal. Gejala yang umum terjadi pada trombositemia esensial adalah:

  • Sakit kepala
  • Nyeri dada
  • Penglihatan kabur
  • Mati rasa atau kesemutan di tangan dan kaki
  • Tangan atau kaki berdenyut

5. Chronic neutrophilic leukemia

Chronic neutrophilic leukemia adalah kondisi ketika sumsum tulang memproduksi banyak sel darah putih jenis neutrofil. Gejala pada chronic neutrophilic leukemia meliputi:

  • Asam urat
  • Nyeri tulang
  • Kulit gatal (pruritus)
  • Kulit mudah memar

6. Chronic eosinophilic leukemia

Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang banyak memproduksi sel darah putih jenis eosinophil. Gejala chronic eosinophilic leukemia yang umum terjadi adalah:

  • Lemas
  • Demam
  • Nyeri otot
  • Bengkak di kulit sekitar mata atau bibir

Kapan harus ke dokter

Penyakit mieloproliferatif biasanya tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini terkadang baru terdiagnosis ketika penderita menjalani pemeriksaan darah rutin dalam medical check up.

Segera periksakan diri ke dokter bila mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan juga perlu segera dilakukan bila mengalami beberapa gejala di bawah ini:

  • Sering sakit kepala
  • Mudah lelah
  • Telinga berdenging
  • Sering mengalami infeksi
  • Penurunan berat badan
  • Perdarahan
  • Kulit memar tanpa sebab yang jelas
  • Gangguan pada mata, misalnya penglihatan kabur

Diagnosis Penyakit Mieloproliferatif

Sebagai langkah awal, dokter akan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat kesehatan kesehatan pasien, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah, untuk mendeteksi jumlah sel darah dan mencari tahu mutasi genetik
  • Aspirasi sumsum tulang, untuk mendeteksi sel-sel abnormal di sumsum tulang dan darah
  • Analisis gen, untuk mengetahui perubahan pada kromosom

Pengobatan Penyakit Mieloproliferatif

Pengobatan penyakit mieloproliferatif bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Metode pengobatannya tergantung pada jenis dan gejala yang dialami pasien, antara lain:

1. Obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat prednison dan danazol untuk mengatasi anemia pada pasien myelofibrosis. Anagrelide dan aspirin dalam dosis tertentu juga dapat diberikan untuk mengurangi risiko pembekuan darah.

2. Flebotomi

Metode ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum ke pembuluh darah, untuk mengeluarkan sejumlah darah dari dalam tubuh.

3. Obat antikanker

Pemberian obat-obatan antikanker bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan sel darah yang berlebih. Contoh obat antikanker yang digunakan antara lain busulfan, imatinib, atau dasatinib.

4. Terapi hormon

Pemberian hormon tertentu dapat mempertahankan sel darah normal atau merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah normal.

5. Transplantasi sel punca

Transplantasi sel punca atau transplantasi sumsum tulang dilakukan dengan mengganti sumsum tulang yang rusak dengan sumsum tulang yang sehat dari pendonor.

6. Radioterapi

Metode ini dilakukan dengan memancarkan sinar radiasi, untuk menekan jumlah sel darah yang diproduksi sumsum tulang dan meredakan gejala.

7. Pola makan

Selain menjalani tindakan medis di atas, pasien juga dianjurkan untuk banyak makan sayur dan buah, menghindari konsumsi makanan olahan, mengurangi konsumsi kafein, dan banyak minum air putih. Bila perlu, diskusikan dengan dokter mengenai menu makanan yang tepat.

Komplikasi Penyakit Mieloproliferatif

Penyakit mieloproliferatif yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut ini:

  • Anemia
  • Infeksi
  • Perdarahan yang berlebihan meskipun hanya mengalami luka kecil
  • Leukemia akut
  • Serangan jantung
  • Pembesaran organ limpa dan hati
  • Gagal ginjal
  • Gagal hati
  • Stroke

Pencegahan Penyakit Mieloproliferatif

Hingga saat ini, cara untuk mencegah penyakit mieloproliferatif belum diketahui. Akan tetapi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah risiko penyakit ini berkembang menjadi kanker, yaitu:

  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
  • Memperbanyak konsumsi makanan sumber antioksidan
  • Membatasi makanan olahan, cepat saji, dan mengandung gula tinggi
  • Mengelola stres dengan baik
  • Tidur dan beristirahat yang cukup
  • Menghindari paparan zat kimia dan radiasi
  • Berolahraga secara rutin
  • Minum air putih dalam jumlah yang cukup
  • Selain itu, lakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara rutin agar penyakit mieloproliferatif terdeteksi lebih awal dan dapat segera ditangani.