Sandepril adalah obat antidepresan berbahan aktif maprotiline. Sandepril bermanfaat untuk mengatasi depresi ringan hingga berat. Sandepril tersedia dalam bentuk tablet yang penggunaannya harus dengan resep dokter.
Sandepril mengandung 50 mg maprotiline per tablet. Maprotiline bekerja dengan cara menyeimbangkan kadar norepinephrine dan serotonin di otak. Senyawa ini berperan dalam menstabilkan emosi, siklus tidur, dan pola pikir. Berkat cara kerjanya, maprotiline dapat meringankan depresi serta agitasi dan cemas berlebih yang menyertainya.

Apa Itu Sandepril
| Bahan aktif | Maprotiline |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antidepresan trisiklik |
| Manfaat | Mengatasi depresi |
| Digunakan oleh | Dewasa |
| Sandepril untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko maprotiline terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Jika Anda sedang hamil, konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini. | |
| Sandepril untuk ibu menyusui | Tanyakan kepada dokter mengenai obat antidepresan lain yang lebih aman digunakan selama masa menyusui jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan. |
| Bentuk obat | Tablet salut selaput |
Peringatan sebelum Menggunakan Sandepril
Sandepril tidak direkomendasikan untuk orang usia di bawah 18 tahun. Hal penting lain yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan obat ini adalah:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Sandepril tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap maprotiline.
- Jangan menggunakan Sandepril jika Anda sedang mengalami keluhan sulit berkemih (retensi urine), glaukoma sudut tertutup, gagal ginjal, gagal hati, atau aritmia.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Sandepril jika Anda pernah atau sedang menderita pembesaran prostat, penyakit ginjal, hipertiroidisme, penyakit liver, glaukoma, diabetes, gangguan perdarahan, gangguan pernapasan, atau gangguan pencernaan.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah mengalami kejang atau sedang menderita epilepsi. Beri tahu juga dokter jika terdapat kondisi yang berisiko memicu kejang, seperti tumor atau cedera pada otak. Sandepril tidak boleh digunakan oleh penderita epilepsi.
- Informasikan kepada dokter jika terdapat riwayat stroke, bradikardia, kelainan pada hasil EKG, gagal jantung, atau henti jantung mendadak pada usia muda (pada diri sendiri maupun keluarga). Beri tahu juga dokter jika Anda baru-baru ini mengalami serangan jantung.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Sandepril jika ada riwayat gangguan bipolar, psikosis, atau percobaan bunuh diri, baik pada diri sendiri maupun keluarga.
- Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
- Mintalah saran dokter mengenai penggunaan Sandepril jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mencegah interaksi antarobat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Sandepril jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Sandepril jika Anda sering mengonsumsi minuman beralkohol, kesulitan mengurangi konsumsi minuman beralkohol, atau mengalami kecanduan alkohol.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan Sandepril agar tidak terjadi efek samping.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Sandepril. Kandungan obat ini dapat menyebabkan kantuk dan pusing. Pastikan kondisi Anda benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari selama menggunakan Sandepril. Kandungan obat ini dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari (sunburn). Gunakan tabir surya dan pakaian yang tertutup jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Sandepril.
Dosis dan Aturan Pakai Sandepril
Berikut adalah rekomendasi dosis Sandepril untuk orang dewasa:
Kondisi: Depresi ringan hingga sedang
- Dosis 75 mg per hari, yang bisa diberikan 1 kali sehari atau dalam dosis terbagi.
Kondisi: Depresi sedang hingga berat
- Dosis awal 75 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 150 mg per hari.
Cara Menggunakan Sandepril dengan Benar
Gunakanlah Sandepril sesuai anjuran dokter dan petunjuk pada kemasan obat. Jangan mengubah dosis yang dikonsumsi tanpa persetujuan dokter.
Berikut ini adalah panduan penggunaan Sandepril yang dapat Anda ikuti:
- Sandepril dapat diminum sebelum atau sesudah makan.
- Telan tablet Sandepril secara utuh dengan air putih.
- Jangan membelah, mengunyah, atau menggerus tablet.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Sandepril, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Konsumsilah makanan bergizi seimbang serta lakukan olahraga teratur dan tidur yang cukup. Cara ini dapat membantu menambah energi serta meningkatkan hormon serotonin dan endorfin yang bisa memperbaiki suasana hati.
- Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter karena hal tersebut dapat memperparah depresi. Dokter akan mengurangi dosis secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter selama menggunakan Sandepril. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau kondisi Anda dan efektivitas obat.
- Hubungi dokter lewat chat jika gejala depresi tidak membaik setelah 3 minggu pengobatan, atau muncul keluhan baru, seperti insomnia, serangan panik, agresif, hiperaktif, keinginan untuk menyakiti diri sendiri, atau ide bunuh diri.
- Simpan Sandepril di tempat kering dan sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan konsumsi Sandepril yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Sandepril dengan Obat Lain
Kandungan maprotiline dalam Sandepril dapat berinteraksi dengan obat lain dan menimbulkan sejumlah efek, seperti:
- Penurunan efektivitas maprotiline jika digunakan dengan phenytoin atau obat golongan barbiturat, seperti phenobarbital
- Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat golongan phenothiazine atau obat benzodiazepine, seperti diazepam
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping kantuk, penglihatan kabur, mulut kering, heatstroke, sulit buang air kecil, atau linglung, jika digunakan dengan doxepin atau obat antikolinergik, seperti atropine atau ipratropium
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping kantuk jika digunakan bersama obat antihistamin
- Peningkatan risiko terjadinya aritmia atau henti jantung mendadak jika digunakan bersama indapamide, epinephrine, pimozide, sotalol, atau obat antiaritmia, seperti procainamide
Guna menghindari efek interaksi yang tidak diinginkan, mintalah persetujuan dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama Sandepril.
Efek Samping dan Bahaya Sandepril
Efek samping yang terjadi akibat penggunaan produk maprotiline, seperti Sandepril, bisa berupa:
- Mual
- Berat badan bertambah
- Kantuk
- Mulut kering
- Pusing atau sakit kepala
- Tubuh terasa lelah
- Sembelit
Konsumsi obat yang mengandung maprotiline juga bisa menyebabkan penglihatan buram. Efek samping ini biasanya berlangsung pada minggu pertama pengobatan saja.
Jangan ragu untuk memanfaatkan layanan Chat Bersama Dokter jika efek samping yang muncul terasa sangat mengganggu. Dokter akan mengevaluasi kondisi Anda dan memberikan penanganan yang sesuai.
Apabila Anda perlu periksa langsung ke dokter, gunakanlah layanan booking dokter di ALODOKTER. Melalui aplikasi ini, Anda dapat menemukan dokter terbaik di berbagai kota, lengkap dengan informasi praktik, biaya, dan jadwal. Proses booking pun lebih praktis, tanpa perlu antre.
Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika muncul gejala alergi obat atau efek samping serius, termasuk:
- Muncul halusinasi atau ide percobaan bunuh diri
- Pusing berat seperti akan pingsan
- Detak jantung terlalu cepat, lambat, atau tidak teratur
- Tremor yang menetap
- Linglung atau sering lupa
- Gejala infeksi, seperti demam, menggigil
- Warna kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
- Sulit memulai buang air kecil, urine yang keluar saat berkemih makin sedikit atau tidak keluar sama sekali
- Gangguan penglihatan yang menetap