Bromhexine adalah obat pengencer dahak. Obat ini dapat digunakan pada batuk berdahak yang susah keluar. Bromhexine tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, seperti tablet, sirop, larutan, dan suntik.

Bromhexine berfungsi untuk mengencerkan dahak di saluran pernapasan. Obat ini bekerja dengan memecah serat mukopolisakarida pada dahak sehingga dahak yang diproduksi tidak kental dan mudah untuk dikeluarkan.

Bromhexine - alodokter

Bromhexine dapat ditemukan dalam bentuk obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain di dalam produk obat flu dan batuk pilek. Produk obat yang mengandung bromhexine ada yang dijual bebas dan ada pula yang harus dibeli dengan resep dokter.

Merek dagang bromhexine: Anakonidin Mucolytic & Expectorant, Benadryl Wet Cough, Bisolvon, Bodrexin Batuk Pilek, Bodrex Flu & Batuk Berdahak PE, Bromhexine HCL, Bromifar, Dexolut, Farmavon, Hexon, Hustab-P, Hufasulvon, Mextril Expectorant, Mucohexin, Woods Peppermint Expectorant, Oskadryl Batuk Berdahak, OBH Itra, Rexcof, Siladex Mucolytic & Expectorant, Solvinex.

Apa Itu Bromhexine

Golongan Obat bebas terbatas dan resep
Kategori Obat mukolitik (pengencer dahak)
Manfaat Meringankan batuk berdahak
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia >5 tahun
Bromhexine untuk ibu hamil dan ibu menyusui Kategori A: Studi terkontrol pada ibu hamil tidak menunjukkan adanya risiko terhadap janin, dan kecil kemungkinannya untuk membahayakan janin.Belum diketahui apakah bromhexine dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang hamil atau menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Bentuk obat Tablet, sirop, larutan/cairan, dan suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Bromhexine

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan bromhexine, antara lain:

  • Jangan menggunakan bromhexine jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan bromhexine atau produk yang mengandung bromhexine kepada anak usia di bawah 2 tahun.
  • Konsultasikan dengan dokter jika batuk yang Anda alami disertai dengan sesak napas, demam >380C, atau dahak yang berdarah, sebelum menggunakan bromhexine.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan bromhexine jika Anda pernah atau sedang menderita pneumonia, penyakit liver, asma, penyakit ginjal, tukak lambung, atau penyakit paru obstuktif kronis (PPOK).
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan bromhexine jika Anda sedang mengalami kondisi yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun, misalnya menderita HIV/AIDS atau sedang menjalani sedang menjalani kemoterapi.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan bromhexine jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis, setelah mengonsumsi bromhexine.

Dosis dan Aturan Pakai Bromhexine

Berikut adalah dosis umum bromhexine untuk mengencerkan dahak:

  • Dewasa dan anak usia ≥12 tahun : 8–16 mg, 3 kali sehari.
  • Anak usia 6–11 tahun: 4–8 mg, 3 kali sehari, dosis maksimal 24 mg per hari.
  • Anak usia 2–5 tahun: 2 mg, 3 kali sehari, atau 4 mg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 8 mg per hari.

Cara Menggunakan Bromhexine dengan Benar

Bromhexine suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Bromhexine disuntikkan ke dalam pembuluh darah pasien atau melalui infus.

Untuk mengonsumsi bromhexine yang dibeli bebas tanpa resep dokter, pastikan Anda membaca informasi yang tertera pada label kemasan obat, atau ikuti anjuran dokter. Jangan menggunakan bromhexine lebih dari 14 hari tanpa seizin dokter.

Bromhexine tablet, cair, atau sirop bisa dikonsumsi sebelum makan atau sesudah makan. Akan tetapi, sebaiknya obat ini dikonsumsi setelah makan jika Anda memiliki sakit maag.

Telan tablet, sirop, atau larutan bromhexine dengan air putih. Untuk bromhexine cair dan sirop, kocok botol sebelum obat diminum. Jika ada, gunakan sendok takar yang tersedia dalam kemasan agar dosisnya tepat.

Bromhexine dalam bentuk larutan terkadang dapat digunakan dengan alat bantu nebulizer. Untuk menggunakan bromhexine dengan nebulizer, pastikan peralatan nebulizer yang akan digunakan sudah bersih.

Masukkan obat ke cangkir nebulizer. Sambungkan corong mulut atau masker ke cangkir nebulizer. Pasang selang penyambung antara mesin kompresor dan cangkir nebulizer. Saat alat sudah siap, nyalakan mesin kompresor dan letakkan corong mulut atau masker ke mulut. Hirup uap obat secara perlahan hingga obat habis.

Disarankan untuk menggunakan bromhexine di jam yang sama tiap harinya. Jika lupa mengonsumsi bromhexine, segera konsumsi jika belum mendekati jadwal minum obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Pastikan untuk menutup rapat botol bromhexine cair atau sirop setelah obat dikonsumsi. Simpan bromhexine cair, sirop, dan tablet, di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari, serta jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Bromhexine dengan Obat Lain

Bromhexine dapat meningkatkan penyerapan antibiotik, seperti amoxicillin, erythromycin, atau cefuroxime, jika digunakan secara bersamaan. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping dari antibiotik.

Penting untuk diingat, selalu beri tahu dokter jika akan menggunakan obat-obatan lain bersama bromhexine.

Efek Samping Bromhexine

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan bromhexine tergantung pada bentuk obat yang digunakan. Secara umum, berikut adalah efek samping bromhexine:

Periksakan ke dokter jika efek samping yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau justru memburuk. Segera lapor ke dokter bila terjadi reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan gejala tertentu, seperti kesulitan bernapas, ruam kulit yang terasa gatal, atau bengkak di bibir dan kelopak mata.