Obat perut panas dapat digunakan untuk mengatasi gejala yang timbul akibat konsumsi makanan atau penyakit tertentu. Berbagai jenis obat ini, baik obat alami maupun obat medis, sama efektifnya untuk meredakan keluhan perut panas.

Perut terasa panas umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan yang pedas. Selain itu, perut panas juga bisa terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat, efek samping konsumsi obat, maupun merupakan tanda dari kondisi medis, seperti GERD, gastritis, dispepsia, dan sindrom iritasi usus besar. Untuk mengatasinya, ada berbagai obat perut panas yang bisa dikonsumsi.

8 Obat Perut Panas yang Mudah Didapatkan - Alodokter

Obat Perut Panas yang Mudah Didapatkan

Perut panas akibat konsumsi makanan dan minuman tertentu dapat diatasi dengan menerapkan pola makan yang sehat, serta mengubah pola hidup. Namun, untuk meredakan perut panas yang disebabkan oleh kondisi medis, Anda perlu mengonsumi obat perut panas.

Berikut adalah beberapa obat perut panas yang dapat Anda pilih untuk meredakan keluhan tersebut:

1. Teh chamomile

Secangkir teh chamomile hangat tidak hanya dapat membuat tidur menjadi nyenyak, tetapi juga dapat menjadi obat perut panas. Teh herbal ini akan bekerja dengan meredakan nyeri dan mengurangi produksi asam lambung, sehingga rasa panas di perut pun berkurang.

Manfaat teh chamomile ini diperoleh dari senyawa polifenol di dalamnya. Senyawa ini memiliki efek antiradang yang akan mengurangi nyeri serta perut panas.

Anda dapat menikmati manfaat teh chamomile sebagai obat perut panas dengan menyeduh 1 kantong teh chamomile dalam secangkir air hangat. Untuk meningkatkan cita rasa teh tersebut, Anda bisa menambahkan madu.

2. Teh peppermint

Selain menenangkan, teh peppermint juga berkhasiat sebagai obat perut panas. Senyawa mentol dan metil salisilat di dalam teh herbal ini dapat merelaksasi usus, sehingga efektif untuk meredakan perut panas.

Mengonsumsi secangkir teh daun peppermint kering setelah makan juga dapat mengatasi sembelit yang disebabkan oleh sindrom iritasi usus besar. Selain itu, teh peppermint juga bisa melancarkan cairan empedu ke saluran pencernaan, sehingga makanan bisa diproses lebih cepat.

3. Jahe

Perut panas karena asam lambung juga dapat diatasi dengan mengonsumsi jahe. Kandungan senyawa gingerol dan shogaol dalam jahe efektif mengurangi produksi asam lambung. Dengan demikian, jahe dapat menjadi salah satu pilihan obat perut panas. Meski begitu, jahe mungkin memberikan efek yang berbeda untuk setiap orang.

Anda dapat memanfaatkan jahe sebagai obat perut panas dengan mengolahnya sebagai teh atau wedang jahe, menambakannya dalam masakan, hingga mengonsumsi ekstrak atau suplemen jahe.

4. Baking soda

Jika perut panas yang Anda alami disebabkan oleh gastritis, GERD, dan dispepsia, Anda bisa mengatasinya dengan mengonsumsi ramuan baking soda.

Anda dapat mencampurkan 1/2 sendok teh baking soda ke dalam setengah cangkir air hangat lalu diminum setelah makan. Senyawa natrium bikarbonat dalam baking soda akan membantu menetralkan asam lambung dengan cepat, sehingga rasa panas pada perut pun teratasi.

Obat perut panas satu ini dapat memperlambat kerja tubuh dalam menyerap obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, jika Anda sudah minum obat lain, tunggulah selama 2 jam sebelum mengonsumsi baking soda.

5. Biji adas

Biji adas terbukti efektif dalam mengatasi perut panas. Biji adas dapat melemaskan usus, sehingga perut panas membaik. Manfaat ini diperoleh dari senyawa anethole dalam biji adas yang bersifat antiradang. Selain itu, senyawa ini juga bersifat antibakteri, sehingga dapat membantu mengatasi perut kembung yang disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori.

Untuk mendapatkan khasiat biji adas sebagai obat perut panas, Anda bisa menghaluskan biji adas dan mengonsumsinya sebagai teh atau menambahkannya ke dalam masakan. Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi olahan biji adas sebagai suplemen yang banyak dijual dalam bentuk kapsul.

6. Antasida

Antasida adalah obat perut panas yang disebabkan oleh gastritis dan GERD. Obat ini akan menetralkan asam lambung dengan cara menghentikan enzim yang memproduksi asam. Dengan demikian, rasa panas pada perut pun berkurang.

Antasida dapat dibeli secara bebas dan tersedia dalam bentuk tablet kunyah serta suspensi. Setelah mengonsumsi obat perut panas ini, Anda mungkin merasa seperti mengecap kapur. Untuk mengatasinya, Anda dapat minum air atau susu.

Beberapa obat perut panas yang termasuk dalam golongan antasida adalah alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, magnesium karbonat, magnesium trisilikat, dan kalsium karbonat.

7. Penghambat pompa proton

Penghambat pompa proton juga bisa Anda gunakan untuk meredakan perut panas. Obat perut panas ini bekerja dengan cara mengurangi produksi asam lambung oleh dinding lambung, sehingga perut panas pun berkurang.

Konsumsilah obat perut panas ini sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan atau sesuai arahan dokter untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Beberapa efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh obat ini adalah sakit kepala, diare, sembelit, dan mual.

Obat perut panas yang termasuk ke dalam golongan penghambat pompa proton adalah omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, pantoprazole, dan rabeprazole. Umumnya obat golongan ini tersedia dalam bentuk tablet, kaplet, atau kapsul.

8. Antagonis H2

Perut panas juga bisa diatasi dengan mengonsumsi obat golongan antagonis H2 atau histamine 2 blocker. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah asam lambung yang dikeluarkan oleh kelenjar pada lapisan lambung. Dengan demikian, rasa panas pada perut pun dapat teratasi.

Obat golongan antagonis H2 tersedia dalam bentuk tablet, kapsul dan sirop. Obat perut panas satu ini hanya dapat Anda konsumsi dengan resep dokter. Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antagonis H2 adalah cimetidine, famotidine, dan ranitidine.

Konsumsi obat golongan antagonis H2 dapat menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, diare, ruam, dan ginekomastia.

Bila Anda telah mengonsumsi obat perut panas di atas tetapi keluhan masih juga tidak membaik, periksakanlah kondisi ini ke dokter. Setelah melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.