Clubbing finger adalah kondisi ujung jari-jari tangan atau kaki yang membengkak. Kondisi ini bisa terjadi akibat kelainan genetik, atau gangguan di paru-paru, hati, atau jantung.

Clubbing finger disebut juga dengan jari tabuh. Kondisi ini biasanya terjadi akibat kekurangan oksigen dalam jangka panjang sehingga sering dialami oleh penderita penyakit jantung atau paru-paru.

Clubbing Finger - Alodokter

Tergantung penyebabnya, clubbing finger bisa terjadi dalam beberapa minggu atau berkembang dalam beberapa tahun.

Penyebab Clubbing Finger

Berdasarkan penyebabnya, clubbing finger terbagi dalam dua jenis, yaitu:

Clubbing finger primer

Clubbing finger primer disebabkan oleh kelainan genetik yang langka, seperti primary hypertrophic osteoarhtropathy (PHO) atau pachydermoperiostosis (PDP).

Clubbing finger sekunder

Clubbing finger jenis ini umumnya terjadi akibat gangguan pada paru-paru atau jantung, seperti:

Clubbing finger sekunder juga dapat terjadi akibat penyakit atau gangguan berikut:

Gejala Clubbing Finger

Clubbing finger ditandai dengan perubahan bentuk ujung jari-jari kedua tangan atau kaki. Pada beberapa kasus, clubbing finger bisa terjadi hanya pada satu tangan.

Pembengkakan hanya pada satu ujung jari bukan termasuk clubbing finger. Jelasnya, jari yang terkena clubbing finger dapat mengalami perubahan bentuk sebagai berikut:

  • Pembengkakan di ujung-ujung jari sehingga tampak seperti tabuh
  • Kuku tampak cembung dan membulat seperti sendok yang terbalik
  • Ujung jari terlihat kemerahan, serta teraba hangat dan lunak

Selain perubahan pada jari, clubbing finger juga dapat disertai dengan gejala lain yang tergantung pada penyebabnya. Beberapa gejala penyerta tersebut adalah:

  • Sesak napas
  • Bibir biru
  • Jantung berdetak cepat atau tidak teratur
  • Batuk
  • Nyeri dada
  • Lemas
  • Pingsan ketika beraktivitas atau berolahraga
  • Pembengkakan di tungkai, perut, atau kedua kelopak mata

Kapan harus ke dokter

Clubbing finger dapat menjadi gejala kondisi yang serius. Oleh karena itu, segera ke dokter jika seluruh ujung-ujung jari tangan atau kaki berubah bentuk, terlebih jika terjadi secara tiba-tiba atau disertai gejala yang telah disebutkan di atas.

Diagnosis Clubbing Finger

Untuk mendiagnosis clubbing finger, dokter akan menanyakan kapan jari-jari pasien membengkak. Dokter juga akan bertanya mengenai riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.

Setelah itu, dokter akan memeriksa jari-jari, serta mendengarkan suara napas dan jantung melalui stetoskop. Dokter juga dapat melakukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut ini untuk mengetahui penyebabnya:

Pengobatan Clubbing Finger

Pengobatan clubbing finger dilakukan dengan mengatasi penyebabnya. Medote penanganannya adalah sebagai berikut:

  • Kombinasi obat kemoterapi, terapi radiasi (radioterapi), dan operasi, untuk mengatasi kanker
  • Kombinasi terapi oksigen, fisioterapi dada, dan obat-obatan, untuk mengatasi cystic fibrosis, bronkiektasis, atau asbestosis
  • Perbaikan gaya hidup dan pemberian obat-obatan, seperti kortikosteroid, untuk mengatasi radang usus
  • Operasi, untuk mengatasi penyakit jantung bawaan

Komplikasi Clubbing Finger

Clubbing finger dapat menimbulkan ketidaknyamanan ketika menggenggam benda. Kondisi ini juga sering kali menyebabkan komplikasi berat yang tergantung pada penyebabnya, antara lain:

  • Penyebaran kanker ke organ lain jika disebabkan oleh kanker
  • Penumpukan cairan di dalam selaput pelindung paru-paru (efusi pleura)
  • Kerusakan jantung dan gangguan tumbuh kembang jika disebabkan oleh penyakit jantung bawaan
  • Penyumbatan (obstruksi) usus jika terjadi karena radang usus
  • Gangguan otak (ensefalopati hepatik) jika terjadi karena sirosis hati

Pencegahan Clubbing Finger

Clubbing finger primer tidak bisa dicegah, karena kondisi tersebut terjadi akibat kelainan genetik. Sementara clubbing finger sekunder dapat dicegah dengan menghindari risiko penyakit penyebabnya. Berikut adalah beberapa upaya pencegahannya:

  • Kenakan alat pelindung diri sesuai standar jika bekerja di tempat yang rawan terpapar bahan kimia dan asbes.
  • Pastikan untuk menerima imunisasi campak, pertusis, hepatitis, dan vaksinasi pneumonia untuk mengurangi risiko terkena bronkiektasis.
  • Jangan merokok atau menggunakan NAPZA.
  • Hindari paparan asap rokok dan bahan kimia, serta penuhi asupan gizi selama hamil.
  • Cuci tangan secara rutin untuk mencegah infeksi.
  • Terapkan pola hidup yang sehat.