Flamigra adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan, termasuk nyeri haid, migrain, dan nyeri setelah operasi. Selain itu, obat ini bermanfaat untuk menangani radang sendi, seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, atau ankylosing spondylitis. 

Flamigra tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan aktif 50 mg kalium diklofenak. Bahan aktif ini menghambat pembentukan prostaglandin, yaitu senyawa yang berperan dalam memicu peradangan saat tubuh mengalami cedera atau luka. Cara kerja ini membuat gejala peradangan, seperti nyeri dan bengkak, dapat berkurang.

Flamigra

Apa Itu Flamigra

Bahan aktif  Kalium diklofenak (diclofenac potassium)
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Meredakan radang dan nyeri
Dikonsumsi oleh Dewasa
Flamigra untuk ibu hamil Usia kehamilan <20 minggu
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Usia kehamilan ≥20 minggu
Kategori D: Ada bukti bahwa obat ini berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Flamigra untuk ibu menyusui Flamigra umumnya aman dikonsumsi oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai petunjuk dokter
Bentuk obat Tablet salut selaput

Peringatan sebelum Menggunakan Flamigra

Flamigra hanya bisa dibeli dengan resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, perhatikan beberapa hal berikut:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Flamigra tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap diclofenac atau obat lain dari golongan OAINS, seperti aspirin atau ibuprofen.
  • Pastikan untuk memberitahu dokter jika Anda baru saja atau berencana untuk menjalani operasi bypass jantung. Flamigra tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi tersebut.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita asma, penyakit jantung, hipertensi, anemia, penyakit ginjal, stroke, diabetes, tukak lambung, penyakit liver, atau kolitis ulseratif
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol. Kondisi tersebut bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna.
  • Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan Flamigra jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen atau produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Flamigra.

Dosis dan Aturan Pakai Flamigra

Dosis dan aturan pakai Flamigra akan ditentukan dokter sesuai kondisi dan usia pasien. Secara umum, berikut adalah dosis pemberian Flamigra:

  • Dewasa: 100–150 mg per hari, dibagi dalam 2–3 kali minum.
  • Anak usia >14 tahun: 75–100 mg per hari, dibagi dalam 2–3 kali minum.

Cara Menggunakan Flamigra dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum mengonsumsi Flamigra. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.

Agar mendapat hasil pengobatan yang maksimal, perhatikan panduan penggunaan Flamigra berikut ini:

  • Konsumsilah Flamigra sebelum atau sesudah makan. Untuk mencegah sakit perut, sebaiknya minum Flamigra saat atau setelah makan. 
  • Telan tablet secara utuh dengan bantuan air putih. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet.
  • Jangan berbaring setelah mengonsumsi Flamigra, setidaknya sampai 10 menit. 
  • Apabila Anda lupa mengonsumsi Flamigra, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Hentikan penggunaan Flamigra jika keluhan sudah membaik. Jangan minum obat ini dalam jangka panjang, kecuali memang disarankan oleh dokter.
  • Simpan Flamigra di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Flamigra dengan Obat Lain

Interaksi antarobat yang dapat terjadi bila Flamigra digunakan bersama obat tertentu adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan, termasuk perdarahan di saluran pencernaan, jika digunakan bersama dengan OAINS lain, obat antikoagulan, kortikosteroid, atau antidepresan SSRI
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada ginjal jika digunakan dengan diuretik atau ACE inhibitor
  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan dengan diuretik hemat kalium, ciclosporin, tacrolimus, atau trimethoprim
  • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan bersama dengan antibiotik quinolone
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lithium, digoxin, methorexate, atau fenitoin
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan zidovudine.

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, konsultasikan dengan dokter jika Anda berencana menggunakan Flamigra bersama obat, suplemen, makanan, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Flamigra

Mengingat Flamigra mengandung kalium diklofenak, ada efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat ini, antara lain:

Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika efek samping di atas terjadi dan tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut. 

Jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti: 

  • Lemah atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh secara mendadak
  • Nyeri dada yang menjalar ke dagu atau lengan
  • Gejala flu, seperti hidung tersumbat
  • Kaki dan tangan membengkak, mudah lelah meski hanya melakukan aktivitas ringan, berat badan naik dengan cepat
  • Jarang atau nyeri saat buang air kecil, bengkak di tangan atau kaki, lemas, atau sesak napas
  • Tinja berdarah atau muntah berwarna gelap seperti bubuk kopi
  • Nyeri di perut kanan atas, lelah, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning