Pemeriksaan hormon kehamilan adalah prosedur untuk mendeteksi keberadaan atau kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG). Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan sampel urine atau darah.

Hormon hCG adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh pada masa kehamilan. Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel di dalam plasenta, setelah sel telur yang telah dibuahi oleh sperma menempel di dinding rahim.

Ketahui Apa Itu Pemeriksaan Hormon Kehamilan - Alodokter

Hormon hCG umumnya terdeteksi di dalam darah atau urine setidaknya 10 hari setelah proses pembuahan. Kadar hormon hCG di dalam tubuh akan meningkat dengan cepat tiap 2–3 hari.

Pemeriksaan kehamilan melalui sampel urine bisa dilakukan di rumah dengan menggunakan alat tes kehamilan (test pack) yang dijual bebas. Sementara itu, pemeriksaan kehamilan melalui sampel darah harus dilakukan di rumah sakit.

Pemeriksaan hormon kehamilan melalui darah terbagi ke dalam dua jenis, yaitu:

  • Pemeriksaan kualitatif, untuk mendeteksi keberadaan hormon hCG
  • Pemeriksaan kuantitatif, untuk mengukur kadar hormon hCG

Indikasi Pemeriksaan Hormon Kehamilan

Selain untuk memastikan kehamilan, pemeriksaan hormon kehamilan juga bisa dilakukan untuk tujuan-tujuan berikut:

  • Menentukan perkiraan usia janin
  • Mendiagnosis kehamilan yang bermasalah, seperti kehamilan ektopik atau hamil anggur
  • Mendeteksi kelainan pada janin, seperti sindrom Down
  • Memprediksi kemungkinan terjadinya keguguran

Pemeriksaan hormon hCG juga dapat dilakukan sebelum tindakan medis tertentu, misalnya CT scan atau radioterapi. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pasien tidak sedang hamil, karena tindakan medis tersebut berisiko membahayakan janin.

Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan pasien terbukti sedang hamil, dokter akan melakukan upaya untuk melindungi janin dari efek prosedur tersebut.

Pemeriksaan hormon hCG melalui darah juga bisa digunakan untuk memeriksa dan mengevaluasi jenis kanker tertentu. Hal ini karena selain dihasilkan oleh sel plasenta, hormon hCG juga dihasilkan oleh beberapa jenis sel tumor. Beberapa penyakit non-kanker juga diketahui dapat menyebabkan peningkatan hormon hCG.

Peringatan Pemeriksaan Hormon Kehamilan

Pemeriksaan hormon kehamilan dapat dilakukan secara mandiri (pemeriksaan dengan urine) atau atas permintaan dokter (pemeriksaan urine atau darah). Pada masing-masing jenis pemeriksaan, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Berikut adalah penjelasannya:

Pemeriksaan hormon kehamilan secara mandiri

Saat melakukan pemeriksaan hormon kehamilan di rumah, ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu:

  • Hasil pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine bisa berupa positif palsu dan negatif palsu, atau dengan kata lain tidak selalu 100% akurat.
  • Hasil pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine dapat dipengaruhi oleh waktu melakukan tes, kondisi kesehatan pasien, serta merk dan sensitivitas alat tes kehamilan yang digunakan.
  • Pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine sebaiknya diulangi satu hari kemudian, jika hasil pemeriksaan pertama negatif tetapi tetap ada dugaan kehamilan.

Pemeriksaan hormon kehamilan atas permintaan dokter

Jika dokter menyarankan pemeriksaan hormon kehamilan, pemeriksaan yang dilakukan dapat menggunakan sampel urine maupun darah. Hal ini tergantung pada tujuan pemeriksaan itu sendiri. Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menjalani pemeriksaan ini adalah:

  • Disarankan untuk memberi tahu dokter jika sedang menggunakan diuretik, obat penenang, obat penyakit Parkinson, antikonvulsan, antihistamin, dan obat peningkat kesuburan
  • Dokter dapat mengulang pemeriksaan hormon kehamilan melalui darah sebanyak beberapa kali, biasanya untuk memantau kondisi ibu hamil yang baru mengalami keguguran dan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik
  • Kadar hormon hCG dalam kisaran 6–24 mIU/mL merupakan kondisi di antara hamil dan tidak hamil, sehingga harus dilakukan pemeriksaan ulang

Sebelum Pemeriksaan Hormon Kehamilan

Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan sebelum menjalani pemeriksaan hormon kehamilan, baik yang dilakukan secara mandiri maupun atas saran dokter. Namun, sebelum melakukan pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan alat tes kehamilan secara mandiri, perhatikan beberapa hal di bawah ini:

  • Baca instruksi penggunaan dan informasi lain yang tertera pada kemasan.
  • Pastikan alat tes kehamilan yang akan digunakan belum kedaluwarsa.
  • Gunakan alat tes kehamilan sesuai dengan cara yang disarankan oleh setiap produk.
  • Hindari banyak minum air sebelum menjalani tes kehamilan, karena akan memengaruhi kadar hCG dalam urine, sehingga hasil pemeriksaan menjadi tidak akurat.

Prosedur Pemeriksaan Hormon Kehamilan

Pemeriksaan hCG yang dilakukan secara mandiri menggunakan sampel urine sebaiknya dilakukan pada 1–2 minggu setelah hari pertama telat menstruasi, agar hasil tes menjadi lebih akurat. Langkah-langkah pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine adalah sebagai berikut:

  • Lakukan tes dengan menggunakan sampel urine yang keluar pertama kali setelah bangun tidur, karena urine di pagi hari relatif lebih pekat sehingga kadar hCG bisa lebih tinggi.
  • Arahkan alat tes pada urine yang mengalir hingga benar-benar basah atau celupkan alat tes pada urin yang ditampung.
  • Tunggu sekitar 5–10 menit hingga hasil keluar.

Sedangkan pada pemeriksaan hormon hCG melalui darah, dokter akan mengambil sampel darah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Mengikatkan pita elastis ke lengan atas pasien untuk membendung darah sehingga membuat pembuluh darah lebih mudah terlihat
  • Membersihkan area kulit yang akan ditusuk dengan menggunakan alkohol
  • Menusukkan jarum ke dalam pembuluh darah, kemudian mengumpulkan darah ke tabung suntik
  • Mencabut jarum suntik setelah darah yang diambil dirasa cukup, kemudian melepas pita elastis dari lengan pasien
  • Menempelkan kapas yang telah dibasahi oleh alkohol pada area suntikan, kemudian menutup area suntikan dengan perban atau plester

Sampel darah yang telah diambil akan dibawa dokter ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut.

Setelah Pemeriksaan Hormon Kehamilan

Hasil pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine dapat diketahui dengan cepat, umumnya dalam 5–10 menit, tergantung alat yang digunakan. Sementara, hasil pemeriksaan hormon kehamilan melalui darah umumnya membutuhkan waktu lebih lama, bisa dalam hitungan jam sampai beberapa hari.

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing hasil pemeriksaan hormon kehamilan:

Hasil pemeriksaan hormon hCG melalui urine

Hasil pemeriksaan hormon hCG melalui urine atau kualitatif dapat berupa:

  • Hasil positif (+), menunjukkan keberadaan hormon hCG di dalam urine, yang mungkin menandakan bahwa pasien hamil
  • Hasil negatif (-), menunjukkan ketiadaan hormon hCG di dalam urine, yang mungkin menandakan pasien tidak hamil

Namun, seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, hasil pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine tidak selalu akurat. Hasil tes positif tidak selalu menandakan pasien hamil. Kondisi yang disebut dengan positif palsu tersebut dapat disebabkan oleh:

  • Konsumsi obat tertentu, seperti antikonvulsan, obat penenang, atau obat peningkat kesuburan
  • Kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan kelenjar pituitari, penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, atau kanker ovarium

Sama halnya dengan hasil positif, hasil tes negatif juga tidak selalu berarti pasien tidak hamil. Hasil tes negatif pada pasien yang sebenarnya hamil (negatif palsu), dapat terjadi akibat beberapa faktor di bawah ini:

  • Alat tes kehamilan telah kedaluwarsa atau tidak digunakan sesuai instruksi penggunaan
  • Tes kehamilan dilakukan terlalu dini, sehingga kadar hCG masih rendah atau belum cukup untuk menunjukkan hasil positif
  • Urine terlalu encer, yang dapat terjadi akibat pasien minum air terlalu banyak sebelum tes
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti diuretik dan antihistamin, sebelum menjalani tes

Penting untuk diingat, alat tes kehamilan yang dijual bebas mungkin tidak dapat memberikan hasil yang 100% akurat. Oleh sebab itu, konsultasikanlah ke dokter kandungan untuk memastikan kehamilan, apa pun hasil tes yang didapatkan.

Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan hormon hCG melalui darah, atau pemeriksaan penunjang lainnya.

Hasil pemeriksaan hormon hCG melalui darah

Hasil pemeriksaan hormon hCG melalui darah akan bersifat kuantitatif. Artinya, kadar hormon hCG pasien akan tertera dengan jelas. Kadar hormon hCG yang kurang dari 5 mIU/mL umumnya menandakan tidak ada kehamilan. Sedangkan kadar hormon hCG di atas 25 mIU/mL biasanya menjadi tanda kehamilan.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan perkiraan kadar hormon hCG normal berdasarkan usia kehamilan:

Minggu sejak menstruasi terakhir Kadar hCG normal (mIU/mL)
3 5–50
4 5–426
5 18–7340
6 1080–56500
7–8 7650–229000
9–12 25700–288000
13–16 13300–254000
17–24 4060–165400
25–40 3640–117000

Jika hasil yang ditemukan tidak sesuai dengan perkiraan seharusnya, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan tambahan, misalnya USG kehamilan. Pemeriksaan ini berguna untuk mengonfirmasi penyebab kadar hCG yang tidak normal.

Kadar hCG dalam darah yang ditemukan lebih rendah dari perkiraan dapat disebabkan oleh:

Sementara itu, kadar hormon hCG dalam darah yang lebih tinggi dari perkiraan dapat disebabkan oleh:

  • Hamil anggur, yaitu kondisi ketika sel telur tidak berkembang menjadi embrio
  • Kehamilan kembar, seperti kembar dua atau lebih
  • Salah perhitungan usia kehamilan

Jika dari pemeriksaan USG tidak ditemukan kehamilan dan kadar hormon hCG terus meningkat, kemungkinan peningkatan tersebut disebabkan oleh penyakit lain. Penyakit yang dapat menyebabkan peningkatan kadar hCG adalah:

Selain kanker, hormon hCG juga dapat meningkat akibat kondisi non-kanker, seperti sirosis dan radang usus.

Risiko Pemeriksaan Hormon Kehamilan

Pemeriksaan hormon kehamilan melalui urine umumnya tidak menimbulkan efek samping apa pun, sedangkan pemeriksaan hormon kehamilan melalui darah kadang dapat menyebabkan efek samping ringan, seperti memar kecil di area bekas suntikan.

Namun, pada kasus yang jarang terjadi, pemeriksaan hormon kehamilan melalui darah juga dapat menyebabkan efek samping berikut ini:

  • Sakit kepala ringan
  • Hematoma (kumpulan darah tidak normal di bawah kulit)
  • Infeksi di area bekas suntikan
  • Pembengkakan pembuluh darah
  • Perdarahan hebat
  • Pingsan

Segera ke dokter atau rumah sakit terdekat jika mengalami efek samping di atas, terutama jika keluhannya semakin parah.