Sikstop adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan akibat osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan ankylosing spondylitis. Obat dengan bahan aktif etoricoxib ini juga efektif untuk mengatasi nyeri akut, seperti nyeri pascaoperasi gigi atau nyeri akibat asam urat. 

Kandungan etoricoxib dalam Sikstop bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2), yang berperan menghasilkan prostaglandin, yaitu zat dalam tubuh yang menyebabkan nyeri dan peradangan. Dengan berkurangnya produksi prostaglandin, keluhan nyeri atau bengkak akibat peradangan dapat mereda. 

Sikstop

Produk Sikstop

Sikstop tersedia dalam tiga varian, yaitu:

Apa Itu Sikstop

Bahan aktif Etoricoxib
Golongan  Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jenis COX-2 inhibitor
Manfaat Meredakan nyeri dan peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa atau usia ≥16 tahun
Sikstop untuk ibu hamil  Usia kehamilan <20 minggu
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Perlu diingat bahwa obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. 
Usia kehamilan ≥20 minggu
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Sikstop untuk ibu menyusui Belum ada data yang menjelaskan keamanan etoricoxib pada Sikstop untuk ibu menyusui. Untuk itu, diskusikan dengan dokter mengenai alternatif obat yang lebih aman, terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan.
Bentuk obat Tablet salut selaput

Peringatan sebelum Menggunakan Sikstop

Sikstop hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Sebelum menggunakan obat ini, Anda perlu memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Beri tahu dokter mengenai riwayat yang Anda miliki. Sikstop tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap etoricoxib atau obat lain dari golongan OAINS, seperti aspirin.
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda baru saja atau berencana untuk menjalani operasi bypass jantung. Sikstop tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit hipertensi, gagal jantung, angina pektoris, diabetes, kolesterol tinggi, stroke, penyakit jantung, atau transient ischemic attack (TIA). 
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita radang usus, tukak lambung, atau ulkus duodenum, asma, lupus, penyakit ginjal, atau penyakit liver.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui. 
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Sikstop jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari efek interaksi obat.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan Sikstop. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Sikstop.

Dosis dan Aturan Pakai Sikstop

Berikut ini adalah rekomendasi dosis etoricoxib di dalam Sikstop yang dikelompokkan berdasarkan tujuan penggunaannya:

Kondisi: Ankylosing spondylitis dan rheumatoid arthritis

  • Dewasa atau usia ≥16 tahun: 60 mg (1 tablet), 1 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 90 mg (1½ tablet) sehari, tergantung pada respons pasien terhadap pengobatan. 

Kondisi: Nyeri akut pascaoperasi gigi

  • Dewasa atau usia ≥16 tahun:  90 mg (1 ½ tablet) sehari, selama 3 hari

Kondisi: Osteoarthritis

  • Dewasa atau usia ≥16 tahun: 30 mg (½ tablet), 1 kali per hari.  Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60 mg (1 tablet) sehari. 

Kondisi: Serangan asam urat 

  • Dewasa atau usia ≥16 tahun: 120 mg (2 tablet), 1 kali sehari. Durasi pengobatan maksimal 8 hari.

Cara Menggunakan Sikstop dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan bacalah informasi yang tertera pada label kemasan obat sebelum menggunakan Sikstop. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Supaya hasil pengobatan maksimal, ikutilah cara menggunakan Sikstop berikut ini:

  • Minumlah Sikstop bersama makanan atau segera setelah makan. 
  • Telan tablet Sikstop dalam kondisi utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah, menggerus, atau mengunyah tablet.
  • Usahakan untuk mengonsumsi Sikstop pada waktu yang sama setiap harinya selama masih ada keluhan. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Konsumsi Sikstop bisa dihentikan begitu nyeri sudah membaik. Obat dengan kandungan etoricoxib tidak boleh digunakan lebih dari 8 hari.  
  • Periksakan tekanan darah secara rutin selama menjalani pengobatan dengan Sikstop, terutama dalam jangka panjang. Etoricoxib dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Simpan Sikstop di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Sikstop dengan Obat Lain

Kandungan etoricoxib dalam Sikstop bisa menimbulkan efek interaksi jika digunakan bersama obat-obatan tertentu. Efek interaksi obat yang bisa terjadi adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya tukak atau luka pada saluran pencernaan jika digunakan dengan aspirin untuk penyakit jantung
  • Penurunan efektifitas Sikstop jika digunakan bersama rifampicin
  • Penurunan efektivitas obat diuretik atau obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama dengan obat antikoagulan, seperti warfarin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lithium, methotrexate, salbutamol tablet, atau minoxidil

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter jika akan menggunakan Sisktop bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun. Konsultasi bisa dilakukan secara langsung atau melalui online.

Efek Samping dan Bahaya Sikstop

Sejumlah efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan Sikstop adalah:

  • Mual atau muntah
  • Sakit maag
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Sakit perut
  • Diare atau malah sembelit
  • Perut kembung
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Berkonsultasilah melalui Chat Bersama Dokter jika mengalami efek samping di atas, terutama bila tidak kunjung membaik. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi keluhan tersebut. 

Segera cari pertolongan medis ke IGD rumah sakit terdekat jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Bengkak di kelopak mata, bibir, lidah, wajah, dan tenggorokan
  • Ruam yang menyebar dengan cepat atau mengelupas, disertai demam
  • Nyeri dada, sesak napas, sakit kepala yang berat, atau lemah otot yang terjadi mendadak di salah satu sisi tubuh
  • Gejala anemia, seperti pusing, kulit pucat, tubuh terasa lemas, atau tangan dan kaki terasa dingin
  • Gejala perdarahan saluran cerna, seperti muntah darah atau ampas serupa kopi bubuk, BAB berdarah, atau BAB hitam seperti aspal
  • Gejala gangguan fungsi hati, antara lain sakit di bagian kanan atas perut, tubuh terasa lemas, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
  • Gejala gangguan ginjal, seperti urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, bengkak di kaki dan pergelangan kaki, lemas, atau sesak napas
  • Gejala gagal jantung, misalnya bengkak di tungkai atau kaki, berat badan naik drastis secara mendadak, atau sesak napas