Soricox adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan. Beberapa kondisi yang dapat diatasi oleh obat ini adalah osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan nyeri akut pascaoperasi gigi.
Tiap 1 tablet Soricox mengandung 60 mg etoricoxib. Bahan aktif ini bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase-2 (COX-2), yaitu enzim yang bertugas menghasilkan prostaglandin. Cara kerja ini efektif dalam meredakan gejala peradangan, seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada sendi.
Apa Itu Soricox
Bahan aktif | Etoricoxib |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) jenis COX-2 inhibitor |
Manfaat | Meredakan nyeri dan peradangan |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak usia ≥16 tahun |
Soricox untuk ibu hamil | Usia kehamilan <20 minggu |
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. | |
Perlu diingat bahwa obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Usia kehamilan ≥20 minggu | |
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. | |
Soricox untuk ibu menyusui | Belum ada data yang menjelaskan keamanan etoricoxib pada Soricox untuk ibu menyusui. Untuk itu, diskusikan dengan dokter mengenai alternatif obat yang lebih aman, terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan. |
Bentuk obat | Tablet salut selaput |
Peringatan sebelum Menggunakan Soricox
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Soricox:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat yang Anda miliki. Soricox tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap etoricoxib atau obat lain dari golongan OAINS, seperti aspirin.
- Informasikan kepada dokter jika direncanakan atau baru saja menjalani operasi bypass jantung. Soricox tidak boleh digunakan pada kondisi tersebut.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, gagal jantung, penyakit arteri perifer, stroke, angina pektoris, diabetes, atau transient ischemic attack (TIA).
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita radang usus, tukak lambung, atau ulkus duodenum, asma, lupus, penyakit ginjal, atau penyakit liver.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Konsultasikan ke dokter jika Anda memiliki kebiasaan merokok atau kesulitan mengurangi kebiasaan tersebut.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah menggunakan Soricox. Obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat setelah memakai Soricox.
Dosis dan Aturan Pakai Soricox
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Soricox berdasarkan kondisi dan usia pasien:
Kondisi: Ankylosing spondylitis dan rheumatoid arthritis
- Dewasa dan anak usia ≥16 tahun: 60 mg (1 tablet), 1 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 90 mg (1½ tablet) sehari, tergantung pada respons pasien terhadap pengobatan.
Kondisi: Osteoarthritis
- Dewasa dan anak usia ≥16 tahun: 30 mg (½ tablet), 1 kali per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60 mg (1 tablet) sehari.
Kondisi: Serangan asam urat
- Dewasa dan anak usia ≥16 tahun: 120 mg (2 tablet), 1 kali sehari. Durasi pengobatan maksimal 8 hari.
Kondisi: Nyeri akut pascaoperasi gigi
- Dewasa dan anak usia ≥16 tahun: 90 mg (1 ½ tablet) sehari, selama 3 hari.
Cara Menggunakan Soricox dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan Soricox. Jangan mengonsumsi obat ini melebihi dosis yang ditentukan.
Agar hasil pengobatan maksimal, perhatikan hal-hal berikut ini dalam menggunakan Soricox:
- Soricox dapat diminum bersama makanan atau segera sesudah makan.
- Telan tablet Soricox dalam kondisi utuh dengan bantuan air putih. Jangan membelah, menggerus, atau mengunyah tablet.
- Usahakan untuk mengonsumsi Soricox pada waktu yang sama setiap harinya selama masih ada keluhan. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Konsumsi Soricox bisa dihentikan begitu nyeri sudah membaik. Obat dengan kandungan etoricoxib tidak boleh digunakan lebih dari 8 hari.
- Periksakan tekanan darah secara rutin selama menjalani pengobatan dengan Soricox, terutama dalam jangka panjang. Etoricoxib dapat meningkatkan tekanan darah.
- Simpan Soricox di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Soricox dengan Obat Lain
Efek interaksi obat yang dapat terjadi jika etoricoxib dalam Soricox digunakan bersama obat lain adalah:
- Penurunan efektivitas obat diuretik atau obat antihipertensi dalam menurunkan tekanan darah
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari lithium, methotrexate, salbutamol tablet, atau minoxidil
- Peningkatan risiko terjadinya tukak atau luka pada saluran pencernaan jika digunakan dengan aspirin untuk penyakit jantung
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama dengan obat antikoagulan, seperti warfarin
- Penurunan efektifitas Soricox jika digunakan bersama rifampicin
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum menggunakan obat lain bersama Soricox.
Efek Samping dan Bahaya Soricox
Ada beberapa efek samping yang bisa muncul setelah mengonsumsi Soricox, yaitu:
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Gangguan tidur
- Sakit perut
- Sakit maag
- Perut kembung
- Diare atau malah sembelit
Konsultasikan dengan dokter melalui chat jika muncul efek samping di atas, terutama bila tidak kunjung membaik. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping.
Segera hubungi dokter dan beri tahu jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius berikut:
- Ruam yang menyebar dengan cepat atau mengelupas, dan disertai demam
- Bengkak pada kelopak mata, bibir, lidah, wajah, dan tenggorokan
- Gejala anemia, seperti pusing, kulit pucat, tubuh terasa lemas, atau tangan dan kaki terasa dingin
- Gangguan fungsi hati, yang gejalanya berupa sakit pada bagian kanan atas perut, tubuh terasa lemas, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
- Gejala perdarahan saluran cerna, seperti muntah darah atau ampas serupa kopi bubuk, BAB berdarah, atau BAB hitam seperti aspal
- Gejala gagal jantung, seperti bengkak pada tungkai atau kaki, berat badan naik drastis secara mendadak, atau sesak napas
- Nyeri dada, sesak napas, sakit kepala yang berat, atau lemah otot di salah satu sisi tubuh yang terjadi mendadak
- Gejala gangguan ginjal, seperti urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, bengkak di kaki dan pergelangan kaki, lemas, atau sesak napas
Jika efek samping di atas terjadi dan diperlukan penanganan secepatnya, dokter akan mengarahkan pasien untuk segera ke IGD rumah sakit terdekat.