Sparfloxacin adalah antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia dan bronkitis. Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti pilek dan flu. Penggunaan sparfloxacin harus sesuai dengan resep dokter.

Sparfloxacin bekerja dengan cara menghambat enzim DNA gyrase yang dibutuhkan oleh bakteri untuk memperbanyak diri dan bertahan hidup. Cara kerja tersebut dapat menekan pertumbuhan bakteri sehingga bakteri lebih mudah diberantas oleh sistem kekebalan tubuh.

Sparfloxacin - Alodokter

Merek dagang sparfloxacin: Newspar

Apa itu Sparfloxacin

Golongan Obat resep
Kategori Quinolone
Manfaat Mengobati pneumonia dan bronkitis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
Dikonsumsi oleh Dewasa
Sparfloxacin untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan obat ini jika Anda sedang hamil.
Sparfloxacin terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa arahan dari dokter.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Sparfloxacin

Sparfloxacin tidak boleh digunakan sembarangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi sparfloxacin adalah:

  • Jangan mengonsumsi sparfloxacin jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Jangan memberikan sparfloxacin tablet kepada anak usia di bawah 18 tahun, karena manfaat dan keamanannya belum terbukti.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, kejang atau epilepsi, pengerasan pembuluh darah otak, myasthenia gravis, atau defisiensi glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD).
  • Beri tahu dokter jika pernah mengalami diare berdarah dan kram perut setelah mengonsumsi antibiotik tertentu.
  • Beri tahu dokter jika terdapat riwayat penyakit jantung pada diri sendiri maupun keluarga, terutama gangguan irama jantung (aritmia), kelainan perpanjangan QT pada EKG, atau henti jantung mendadak pada usia muda.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Jangan langsung berkendara atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi sparfloxacin, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan sparfloxacin jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi sparfloxacin.

Dosis dan Aturan Pakai Sparfloxacin

Secara umum, dosis sparfloxacin untuk mengatasi bronkitis atau pneumonia akibat infeksi bakteri adalah 400 mg, 1 kali sehari, pada hari pertama. Setelah itu, 200 mg 1 kali sehari, pada hari kedua dan seterusnya. Lama pengobatan umumnya 10 hari.

Cara Mengonsumsi Sparfloxacin dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum mengonsumsi sparfloxacin. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.

Konsumsilah sparfloxacin sebelum atau setelah makan. Telan tablet sparfloxacin dengan air putih. Perbanyak minum air selama mengonsumsi sparfloxacin untuk mencegah terjadinya efek samping dari obat ini.

Jika Anda sedang mengonsumsi obat antasida yang mengandung magnesium atau aluminium, maupun suplemen yang mengandung zat besi, konsumsilah obat tersebut 4 jam setelah Anda mengonsumsi sparfloxacin.

Jika lupa mengonsumsi sparfloxacin, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Penggunaan sparfloxacin dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari. Oleh karena itu, gunakan tabir surya dan pakaian tertutup saat beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Hubungi dokter jika Anda mengalami sunburn yang parah selama pengobatan.

Jangan menghentikan pengobatan sparfloxacin sebelum waktu yang ditentukan dokter meski gejala sudah membaik. Berhenti menggunakan sparfloxacin sebelum waktunya berisiko menyebabkan infeksi kambuh dan sulit diobati karena resistensi antibiotik.

Simpan sparfloxacin di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Sparfloxacin dengan Obat Lain

Berikut ini adalah sejumlah efek interaksi yang bisa terjadi jika menggunakan sparfloxacin bersamaan dengan obat-obat lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat OAINS, seperti ibuprofen, aspirin, atau naproxen
  • Peningkatan risiko terjadinya tendon robek jika digunakan dengan kortikosteroid
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung yang membahayakan nyawa jika digunakan dengan obat antiaritmia kelas Ia dan III, obat golongan phenothiazine, obat antidepresan trisiklik, terfenadine, cisapride, atau erythromycin
  • Peningkatan efek obat teofilin, tizanidine, methotrexate, phenytoin, warfarin atau glibenclamide
  • Penurunan efektivitas sparfloxacin jika digunakan bersama dengan antasida
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping sparfloxacin jika digunakan dengan probenecid

Efek Samping dan Bahaya Sparfloxacin

Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah mengonsumsi sparfloxacin adalah:

  • Mual atau muntah
  • Gangguan pencernaan, misalnya diare atau sembelit
  • Sakit kepala, pusing, atau mengantuk
  • Kulit terbakar sinar matahari atau sunburn
  • Insomnia
  • Telinga berdenging
  • Mulut kering

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Detak jantung tidak beraturan atau jantung terasa seperti bergetar
  • Nyeri dada, sesak napas, bengkak di tungkai
  • Linglung atau muncul halusinasi
  • Tremor atau kejang
  • Penyakit kuning
  • Memar yang besar atau banyak, perdarahan yang tidak biasa
  • Gejala rhabdomyolysis, seperti nyeri atau kram otot yang parah, otot terasa lemah untuk bergerak