Voltaren adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan nyeri dan peradangan. Obat ini tersedia dalam lima varian produk, yaitu Voltaren gel, Voltaren tablet, Voltaren suppositoria, Voltaren suntik, dan Voltaren Balsem Pereda Nyeri dengan Herbal.

Voltaren adalah obat antiinflamasi nonsteroid yang mengandung bahan aktif diclofenac sodium. Kandungan diclofenac sodium di dalam voltaren bekerja dengan cara mengurangi produksi prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan nyeri dan peradangan dalam tubuh, saat tubuh mengalami luka atau cedera.

Voltaren - Alodokter

 

Obat ini bisa digunakan untuk meredakan nyeri pada beberapa kondisi tertentu, seperti nyeri haid (dismenore), nyeri otot, serta nyeri sendi pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis.

Varian Produk Voltaren

Ada lima jenis Voltaren yang tersedia di Indonesia, yaitu:

  • Voltaren supositoria 100 mg
  • Voltaren tablet 25 mg, 50 mg, 75 mg
  • Voltaren suntik
  • Voltaren 1% Emulgel
  • Voltaren Balsem Pereda Nyeri dengan Herbal

Dari kelima produk tersebut, Voltaren gel dan balsem merupakan produk yang bisa ditemukan dan bisa dijual bebas tanpa resep dokter.

Apa Itu Voltaren

Bahan aktif Diclofenac sodium
Golongan Obat resep dan obat bebas
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Mengobati nyeri dan peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Voltaren untuk ibu hamil dan menyusui Usia kehamilan trimester 1-2:

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Usia kehamilan trimester 3:

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Voltaren dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat  Tablet, suntik, gel, suppositoria, balsem

Peringatan Sebelum Menggunakan Voltaren

Berikut ini beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan voltaren:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Voltaren tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini atau diclofenac.
  • Beri tahu dokter jika Anda baru menjalani atau berencana untuk menjalani operasi bypass jantung. Voltaren tidak boleh digunakan oleh pasien dengan kondisi tersebut.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita menderita asma, penyakit jantung, hipertensi, stroke, edema, diabetes, tukak lambung, penyakit hati, kolitis ulseratif, atau penyakit ginjal.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan. Voltaren sebaiknya tidak digunakan oleh ibu hamil terutama pada kehamilan trimester ketiga.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal tertentu.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, overdosis, atau efek samping serius setelah menggunakan voltaren.

Dosis dan Aturan Pakai Voltaren

Berikut ini adalah dosis Voltaren untuk meredakan nyeri dan peradangan pada orang dewasa berdasarkan bentuk obatnya:

  • Voltaren Tablet
    Dosisnya 50 mg, 2–3 kali sehari. Pada kasus ringan, dosisnya adalah 75–100 per hari. Dosis maksimal 150 mg per hari.
  • Voltaren Supositoria
    Dosisnya, 1 supositoria 100 mg, digunakan pada malam hari. Dosis maksimal 150 mg per hari.
  • Voltaren Gel
    Dosisnya 2–4 gram atau seukuran sebutir ceri dioleskan 3-4 kali sehari di daerah seukuran 400-800 cm2 yang terasa nyeri.
  • Voltaren Suntik
    Dosisnya 1–2 ampul 3 ml (setara dengan 75 mg) per hari. Diberikan tidak lebih dari 2 hari. Dosis maksimal 150 mg per hari.

Voltaren Balsem Pereda Nyeri dengan herbal bisa digunakan untuk anak usia di atas 12 tahun dan orang dewasa. Obat dioleskan tipis-tipis di area yang terasa nyeri 3–4 kali sehari

Cara Menggunakan Voltaren dengan Benar

Selalu ikuti petunjuk dokter dan baca instruksi yang terdapat pada kemasan obat sebelum menggunakan voltaren.

Voltaren suntik akan diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan di bawah pengawasan dokter langsung di rumah sakit. Voltaren suntik akan disuntikkan melalui pembuluh darah (intravena/IV) atau melalui otot (intramuskular/IM).

Voltaren tablet dapat dikonsumsi setelah makan. Telan voltaren tablet utuh dengan bantuan segelas air putih. Jangan menghancurkan, mengunyah, atau membelah tablet Voltaren. Jangan berbaring setelah mengonsumsi Voltaren tablet, setidaknya sampai 10 menit setelah konsumsi obat.

Sebelum menggunakan Voltaren gel atau balsem, bersihkan bagian yang akan diolesi obat. Oleskan obat secukupnya pada bagian yang terasa nyeri. Selalu cuci tangan kemudian keringkan sebelum dan sesudah menggunakan obat ini.

Hindari penggunaan obat pada luka terbuka, kulit yang terkelupas, atau kulit yang terinfeksi. Jangan menggunakan kosmetik atau produk perawatan kulit lain pada bagian yang dioleskan voltaren.

Jangan membilas bagian yang diberi obat setidaknya sampai 1 jam setelah pengaplikasian. Tunggu hingga 10 menit sebelum menutup bagian kulit yang diberikan obat.

Sebelum menggunakan Voltaren suppositoria, cuci tangan dan dubur menggunakan sabun dengan bersih, lalu keringkan. Setelah itu, masukkan obat ke dalam dubur, minimal sedalam 3 cm. Setelah itu, duduk atau berbaring dulu selama 15 menit, sampai obat melunak di dalam dubur.

Simpan Voltaren di tempat yang kering, pada suhu ruangan, dan terhindar dari cahaya matahari. Jauhkan Voltaren dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Voltaren dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika kandungan diclofenac sodium di dalam Voltaren digunakan dengan obat lainnya, antara lain:

Efek Samping dan Bahaya Voltaren

Berikut ini adalah beberapa efek samping yang bisa muncul setelah menggunakan obat dengan kandungan diclofenac sodium:

Periksakan diri Anda ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru bertambah berat. Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Gangguan jantung, yang bisa ditandai dengan pembengkakan di bagian tubuh tertentu, kenaikan berat badan dengan cepat, atau sesak napas
  • Gangguan ginjal, yang bisa ditandai denganjarang berkemih, nyeri atau sulit berkemih, pembengkakan di tangan atau kaki, lemas, atau sulit bernapas
  • Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan nyeri di perut kanan atas, lelah, urine berwarna gelap, atau penyakit kuning
  • Perdarahan di saluran pencernaan, yang bisa ditandai dengan tinja berdarah atau muntah berwarna gelap seperti kopi

Selain itu, walaupun jarang terjadi, Anda harus segera ke dokter jika mengalami gejala serangan jantung atau stroke setelah mengonsumsi diclofenac atau produk yang mengandung obat ini.