Acetylcysteine adalah obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak pada beberapa kondisi, seperti asma, emfisema, bronkitis, atau cystic fibrosis. Obat ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati keracunan paracetamol.

Acetylcysteine atau asetilsistein bekerja dengan cara mengurai protein pada dahak, sehingga dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan saat batuk. Bahan aktif ini juga memiliki sifat antioksidan, yang membantu melindungi liver dari kerusakan saat terjadi keracunan paracetamol.

Alodokter - Acetylcysteine

Selain tersedia sebagai obat minum, acetylcysteine untuk mengencerkan dahak juga hadir dalam bentuk cairan inhalasi.  Bentuk inhalasi bekerja langsung di saluran pernapasan dan paru-paru, sehingga efeknya bisa dirasakan lebih cepat.

Merek dagang acetylcysteine:  Acetin, Acetylcysteine Etercon,  Acetylcysteine Indofarma,  Acetylcysteine Dexa, Acetylcysteine MBF, Acetylcysteine Novell, Acymex,  Ahep, Alstein, Aminosteril infant 6%, Antipac, Bfluid, Cecyl, Cecyl Plus,Dorbigot, Fluimucil, Fluimugen, Gramucil, Hidonac, Incetyl, L-Acys, Memucil, Mucocil, Mucomax, Mukotin, Muco-Ace, N-Ace, Nalitik, Nicyl, Nytex, Paracetyl, Promucil, Respinac, Resfar, Simucil, Sisnofen, Sistenol, Stinopi, Umiki

Apa Itu Acetylcysteine

Golongan Obat resep
Kategori Obat mukolitik (pengencer dahak)
Manfaat Mengencerkan dahak dan mengobati keracunan paracetamol
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Acetylcysteine untuk ibu hamil Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Jika Anda sedang hamil, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.
Acetylcysteine untuk ibu menyusui Belum diketahui apakah acetylcysteine dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa persetujuan dokter.
Bentuk obat Tablet effervescent, kapsul, sirop kering, granul, infus

Peringatan sebelum Menggunakan Acetylcysteine

Acetylcysteine harus digunakan sesuai resep dokter. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menggunakan acetylcysteine:

  • Jangan menggunakan acetylcysteine jika memiliki alergi terhadap obat ini. Oleh karena itu, pastikan untuk memberitahu dokter perihal riwayat alergi yang Anda miliki.
  • Informasikan kepada dokter bila Anda pernah atau sedang menderita penyakit ginjal, asma, sakit maag, tukak lambung, varises esofagus, tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, atau sedang menjalani diet rendah garam.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat antitusif, seperti dextromethorphan, codeine, atau noscapine.
  • Sampaikan kepada dokter bahwa Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal obat, suplemen, maupun produk herbal tertentu yang sedang atau akan digunakan bersama acetylcysteine. Hal ini, untuk mencegah terjadinya interaksi antarobat.
  • Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan acetylcysteine.

Dosis dan Aturan Pakai Acetylcysteine

Dokter akan memberikan dosis dan menentukan lama pengobatan acetylcysteine sesuai kondisi dan usia pasien. Berikut adalah pembagian dosis acetylcysteine berdasarkan bentuk obatnya:

Bentuk tablet effervescent, kapsul, sirop kering, dan granul

Tujuan: Meringankan batuk berdahak

Dewasa dan anak usia >6 tahun:

  • Kapsul, sirop kering, atau granul: 200 mg 2–3 kali sehari
  • Tablet effervescent: 600 mg sekali sehari.

Anak-anak usia 2–6 tahun: 100 mg, 2–4 kali sehari.

Tujuan: Mengatasi keracunan paracetamol

Dewasa:

  • Tablet effervescent: Dosis awal 140 mg/kgBB, kemudian dilanjutkan dengan 70 mg/kgBB, tiap 4 jam, sebanyak 17 kali.

Bentuk infus

Acetylcysteine infus digunakan untuk mengatasi keracunan paracetamol. Dosis akan ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan dan kondisi pasien. Acetylcysteine infus hanya dapat diberikan di rumah sakit oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Cara Menggunakan Acetylcysteine dengan Benar 

Untuk mengobati keracunan paracetamol, pemberian acetylcysteine minum maupun infus harus diberikan di rumah sakit dan di bawah pengawasan dokter. Hal ini karena penderita keracunan paracetamol perlu mendapat pemantauan ketat secara berkala.

Untuk mengobati batuk berdahak, acetylcysteine dapat digunakan secara mandiri. Ikuti anjuran dokter dan aturan penggunaan obat yang tertera pada label kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.

Agar Anda dapat menggunakan acetylcysteine secara benar, berikut panduan penggunaannya: 

  • Konsumsilah obat ini bersama makanan atau sesudah makan. 
  • Untuk bentukkan tablet atau kapsul, telan acetylcysteine secara utuh dengan air putih. Untuk bentukkan granul, larutkan 1 saset granul acetylcysteine ke dalam air putih sesuai dengan takaran yang dianjurkan pada label. Aduk larutan sampai merata sebelum diminum.
  • Untuk acetylcysteine tablet effervescent, larutkan terlebih dahulu ke dalam segelas air sebelum dikonsumsi. Obat ini harus diminum tidak lebih dari 2 jam setelah dilarutkan.
  • Untuk acetylcysteine sirop kering, isi botol sirop kering menggunakan air putih dengan takaran yang sesuai petunjuk pada label kemasan. Pastikan untuk mengocok botol terlebih dahulu setiap ingin mengonsumsinya. 
  • Pastikan untuk minum acetylcysteine pada waktu yang sama setiap harinya. Pasang alarm sebagai pengingat.
  • Jika Anda lupa minum obat ini sesuai jadwal, segera konsumsi begitu teringat. Namun, bila jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Simpan acetylcysteine dalam wadah tertutup. Letakkan di tempat bersuhu ruangan, kering, dan tidak terpapar sinar matahari langsung. 
  • Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Acetylcysteine dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika acetylcysteine digunakan bersama obat-obatan lain, di antaranya adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya penumpukan dahak, jika diminum bersama obat antitusif, seperti codeine
  • Penurunan efek obat acetylcysteine, saat dipakai bersamaan dengan arang aktif
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan dan tekanan darah rendah, ketika digunakan bersama dengan nitrogliserin

Guna mencegah terjadinya interaksi obat, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan acetylcysteine bersama dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal tertentu. Konsultasi bisa dilakukan melalui layanan Chat Bersama Dokter

Efek Samping dan Bahaya Acetylcysteine

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan acetylcysteine adalah:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera kunjungi dokter atau rumah sakit terdekat ketika timbul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Batuk berdarah atau muntah yang bertekstur seperti bubuk kopi
  • Dada sesak atau nyeri, sulit bernapas, atau mengi
  • Muntah yang terus-menerus dan makin berat