Alpara adalah obat untuk meredakan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk kering. Obat flu dan batuk ini mengandung paracetamol, phenylpropanolamine HCl, chlorpheniramine maleate, dan dextromethorphan HBr.
Paracetamol pada Alpara bekerja langsung pada pusat pengendali nyeri dan suhu tubuh yang ada di otak. Cara ini dapat menurunkan demam dan meredakan sakit kepala saat flu. Sementara itu, phenylpropanolamine meringankan keluhan hidung tersumbat dengan cara mengecilkan pembuluh darah yang bengkak di rongga hidung.

Chlorpheniramine maleate yang terkandung pada Alpara merupakan antihistamin yang mampu menghambat efek zat pemicu alergi, termasuk bersin-bersin dan hidung meler. Sementara itu, dextromethorphan meredakan batuk kering dengan cara mengurangi sinyal batuk dari otak sehingga keinginan untuk batuk berkurang.
Produk Alpara
Berikut adalah dua varian produk Alpara beserta kandungannya:
-
Alpara Kaplet
Tiap Alpara Kaplet mengandung 500 mg paracetamol, 12,5 mg phenylpropanolamine HCl, 2 mg chlorpheniramine maleate, dan 15 mg dextromethorphan HBr.
-
Alpara Sirup
Tiap 5 ml Alpara Sirup mengandung 125 mg paracetamol, 3,125 mg phenylpropanolamine HCl, 0,5 mg chlorpheniramine maleate, dan 3,75 mg dextromethorphan HBr.
Apa Itu Alpara
| Bahan aktif | Paracetamol, phenylpropanolamine HCl, chlorpheniramine maleate, dan dextromethorphan HBr |
| Golongan | Obat bebas terbatas |
| Kategori | Obat flu dan batuk kombinasi analgetik-antipiretik, antihistamin, dekongestan, dan antitusif |
| Manfaat | Meringankan gejala flu yang disertai batuk kering |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak usia ≥6 tahun |
| Alpara untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping dari phenylpropanolamine dan dextromethorphan terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Alpara untuk ibu menyusui | Tanyakan kepada dokter mengenai obat flu lain yang lebih aman digunakan saat menyusui bayi prematur atau bayi yang usianya belum mencapai 1 bulan. |
| Bentuk obat | Kaplet dan sirop |
Peringatan sebelum Menggunakan Alpara
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Alpara, yaitu:
- Jangan menggunakan Alpara jika memiliki alergi terhadap kandungan obat ini. Bila ragu, berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Alpara.
- Mintalah saran dokter mengenai penggunaan Alpara jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit liver, diabetes, penyakit ginjal, glaukoma, obstruksi usus, penyakit tiroid, epilepsi, atau penyakit jantung, termasuk aritmia.
- Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Alpara jika sedang mengalami batuk dengan dahak yang banyak atau batuk kronis.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Alpara jika Anda sedang mengalami gangguan pernapasan, seperti asma, emfisema, bronkitis; atau keluhan susah buang air kecil, misalnya karena pembesaran prostat atau retensi urine.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum mengonsumsi Alpara jika terdapat kondisi yang bisa menyebabkan hipertensi maupun stroke, seperti obesitas atau berusia lanjut.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Alpara jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Alpara jika sedang hamil atau menyusui.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda baru saja atau sedang mengonsumsi obat ini jika direncanakan menjalani tes urine atau tindakan medis tertentu.
- Hindari penggunaan Alpara untuk mengatasi flu dan batuk pada anak usia <6 tahun, kecuali atas anjuran dokter.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Alpara. Obat ini dapat menyebabkan kantuk.
- Segera ke dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Alpara.
Dosis dan Aturan Pakai Alpara
Dosis Alpara untuk meredakan gejala flu yang disertai batuk kering adalah:
Alpara Kaplet
- Dewasa dan anak usia di atas 12 tahun: 1 kaplet, 3 kali sehari.
- Anak usia 6–12 tahun: ½ kaplet, 3 kali sehari.
Alpara Sirop
- Anak usia 6–12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), 3 kali sehari
Cara Menggunakan Alpara dengan Benar
Gunakan Alpara sesuai aturan pakai yang tertera pada kemasan atau ikuti anjuran dokter. Jangan mengurangi atau menambah dosis anjuran tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Berikut ini adalah panduan penggunaan Alpara yang dapat Anda ikuti:
- Konsumsilah Alpara setelah makan.
- Telan kaplet Alpara kaplet dengan air putih.
- Jika mengonsumsi Alpara sediaan sirop, kocoklah botol sebelum obat dikonsumsi. Gunakanlah alat takar yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya akurat.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Alpara, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
- Perbanyaklah minum air putih saat mengalami flu dan batuk. Tujuannya adalah untuk membantu mengencerkan dahak, serta mencegah timbulnya efek samping berupa mulut kering atau tenggorokan kering.
- Hentikan penggunaan Alpara jika keluhan flu dan batuk sudah mereda. Obat ini sebaiknya hanya digunakan jika ada gejala.
- Jangan menggunakan Alpara lebih dari 3 hari karena dapat menyebabkan efek samping dan memperburuk gejala.
- Hubungi dokter jika gejala flu tidak berkurang sama sekali dalam waktu 3 hari mengonsumsi Alpara. Anda bisa melakukan konsultasi online dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut yang cepat.
- Simpan Alpara di tempat bersuhu ruangan dan hindarkan dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.
- Jangan konsumsi Alpara yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Alpara dengan Obat Lain
Berdasarkan kandungannya, efek interaksi yang bisa terjadi jika Alpara digunakan bersamaan dengan obat lain adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan isoniazid
- Peningkatan risiko terjadinya hipertensi yang berakibat fatal jika digunakan bersama bromocriptine
- Peningkatan efek kantuk jika digunakan dengan obat antinyeri golongan opioid, obat antiansietas, obat tidur, atau obat antipsikotik
- Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan dengan obat antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI)
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari dextromethorphan jika digunakan dengan amiodarone atau haloperidol
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, berkonsultasilah ke dokter jika hendak menggunakan Alpara bersama obat lain.
Efek Samping dan Bahaya Alpara
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi akibat konsumsi Alpara, yaitu:
- Sakit kepala
- Sakit maag
- Kantuk
- Mual dan muntah
- Keringat berlebihan
- Sembelit
- Mulut, hidung, dan tenggorokan kering
Hubungi dokter jika efek samping yang muncul tidak mereda atau makin parah. Untuk mendapatkan respons yang cepat, Anda bisa melakukan konsultasi online melalui Chat Bersama Dokter. Dokter dapat memberikan saran dan pengobatan untuk meredakan efek samping.
Hentikan penggunaan Alpara jika muncul efek samping pusing, sulit tidur (insomnia) atau rewel dan gelisah.
Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius, termasuk:
- Dada berdebar-debar, detak jantung tidak beraturan
- Sesak napas atau napas dangkal
- Linglung atau muncul halusinasi
- Tidak bisa buang air kecil atau urine yang keluar makin sedikit
- Gemetar (tremor)
- Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut bagian kanan atas, hilang nafsu makan, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat seperti dempul, kulit dan bagian putih mata menguning
Janji temu dengan dokter kini bisa Anda atur dari rumah. Lewat ALODOKTER, Anda dapat melihat dokter yang tersedia, mengecek jadwal praktik, dan langsung booking.