Duloxetine adalah obat antidepresan untuk mengatasi depresi dan gangguan kecemasan. Duloxetine juga bisa digunakan untuk meredakan nyeri saraf pada penderita diabetes, serta mengurangi nyeri berkepanjangan akibat fibromyalgia maupun radang sendi. 

Duloxetine masuk dalam daftar obat antidepresan jenis serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs). Duloxetine mampu menyeimbangkan kadar serotonin dan norepinefrin. Kedua senyawa ini berperan dalam menstabilkan emosi dan suasana hati, serta bisa menghambat sinyal nyeri yang dikirim ke otak.

Duloxetine

 

Dengan duloxetine, gejala depresi dan gangguan kecemasan bisa terkendali. Nyeri yang timbul akibat neuropati diabetik, fibromyalgia, atau osteoarthritis juga bisa berkurang setelah minum obat ini. 

Selain untuk mengatasi kondisi yang telah disebutkan sebelumnya, duloxetine kadang juga diresepkan dokter untuk mengatasi inkontinensia urine derajat sedang–berat pada wanita. Duloxetine dapat ditemukan dalam sediaan kapsul. Obat ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

Merek dagang duloxetine: Cymbalta

Apa Itu Duloxetine

Golongan Obat resep
Kategori Obat antidepresan golongan SNRIs (serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors
Manfaat Mengatasi gejala depresi
Menangani gangguan kecemasan
Mengurangi nyeri saraf akibat neuropati diabetik
Meredakan nyeri kronis akibat kondisi tertentu, seperti fibromyalgia atau osteoarthritis
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia ≥7 tahun
Duloxetine untuk ibu hamil Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Duloxetine untuk ibu menyusui Tanyakan kepada dokter mengenai obat antidepresan lain yang tergolong aman untuk ibu menyusui, terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan.
Bentuk obat Kapsul 

Peringatan sebelum Mengonsumsi Duloxetine

Duloxetine merupakan obat resep yang penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk dokter. Sebelum menggunakan obat ini, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut: 

  • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Duloxetine tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami glaukoma, penyakit jantung, penyakit liver, hipertensi, diabetes, disfungsi seksual, penyakit ginjal, kejang atau epilepsi, gangguan bipolar, gangguan perdarahan, retensi urine, atau gangguan pada lambung, termasuk gastroparesis.
  • Beri tahu dokter jika Anda mengonsumsi minuman beralkohol setiap hari dan kesulitan untuk menghentikan konsumsi alkohol (kecanduan alkohol).
  • Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda mengalami kecanduan obat-obatan terlarang atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui. 
  • Beri tahu dokter mengenai obat lain yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal yang mengandung St. John’s wort atau triptofan. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan kegiatan yang membutuhkan kewaspadaan setelah minum duloxetine. Obat ini dapat menyebabkan kantuk atau pusing.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi duloxetine jika direncanakan untuk operasi, termasuk operasi gigi.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan duloxetine karena bisa menyebabkan kerusakan hati.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum duloxetine.

Dosis dan Aturan Pakai Duloxetine

Dosis duloxetine yang diberikan dokter dapat berbeda-beda pada tiap pasien, tergantung kondisi yang ditangani. Berikut ini adalah penjelasannya: 

Kondisi: Depresi

  • Dewasa: Dosis 20–30 mg, 2 kali sehari, atau 60 mg 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan oleh dokter secara bertahap dengan dosis maksimal 120 mg per hari.

Kondisi: Gangguan kecemasan

  • Dewasa: Dosis awal 30 mg sekali sehari, selama 1 minggu pertama pengobatan, kemudian dilanjutkan dengan dosis 60 mg sekali sehari. Dosis harian tidak melebihi 120 mg per hari.
  • Lansia dan anak usia ≥7 tahun: Dosis awal 30 mg sekali sehari, selama 2 minggu pertama pengobatan, kemudian dilanjutkan dengan dosis 60 mg sekali sehari. Dosis maksimal adalah 120 mg per hari.

Kondisi: Neuropati diabetik

  • Dewasa: Dosis awal 30 mg 2 kali per hari, dilanjutkan dengan 60 mg 1 kali sehari. Dosis maksimal 60 mg per hari.

Kondisi: Nyeri kronis karena fibromyalgia atau osteoarthritis

  • Dewasa: Dosis 30 mg sekali sehari, selama 1 minggu pertama pengobatan. Setelah itu, pengobatan dilanjutkan dengan dosis 60 mg sekali sehari.
  • Anak usia ≥13 tahun: Dosis 30 mg sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60 mg per hari, tergantung kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan.

Kondisi: Inkontinensia urine pada wanita

  • Dewasa: Untuk gejala sedang dan berat, dosis awal 20 mg 2 kali sehari selama 2 minggu. Pengobatan dilanjutkan dengan dosis 40 mg 2 kali sehari. Penyesuaian dosis bisa dilakukan setelah 2–4 minggu pengobatan.

Cara Mengonsumsi Duloxetine dengan Benar

Gunakan duloxetine sesuai anjuran dokter dan aturan pakai yang terdapat pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang dikonsumsi tanpa sepengetahuan dokter.

Berikut adalah cara menggunakan duloxetine dengan benar:

  • Konsumsilah duloxetine bersama makanan atau pada waktu makan untuk mencegah timbulnya mual.
  • Telan kapsul duloxetine secara utuh dengan air putih tanpa mengunyah, menggerus, atau membuka isi kapsul.
  • Konsumsilah duloxetine secara teratur agar hasil pengobatan optimal. Jika Anda lupa, segera konsumsi obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
  • Jangan menghentikan penggunaan duloxetine tanpa persetujuan dokter. Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba bisa menimbulkan gejala putus obat, seperti sakit kepala, muntah, gangguan tidur, tremor, agitasi, bahkan linglung. Dokter akan mengurangi dosis secara bertahap jika memang pengobatan perlu dihentikan.
  • Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan duloxetine, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, serta tes fungsi hati dan ginjal.
  • Bila memungkinkan, periksalah tekanan darah Anda setiap hari dengan menggunakan tensimeter di rumah. Laporkan kepada dokter jika tekanan darah terlalu tinggi. Penggunaan duloxetine dapat meningkatkan tekanan darah.
  • Simpan duloxetine di tempat bersuhu ruangan. Hindarkan obat ini dari paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Manfaat duloxetine untuk mengatasi depresi, gangguan kecemasan, atau nyeri kronis, atau nyeri saraf biasanya baru dapat dirasakan setelah memakai obat ini lebih dari 4 minggu. Oleh karena itu, jangan menghentikan pengobatan kurang dari waktu tersebut.

Interaksi Duloxetine dengan Obat Lainnya

Penggunaan duloxetine bersama obat lain dapat menimbulkan interaksi obat. Efek interaksi yang bisa terjadi berupa:

  • Peningkatan risiko terjadinya sindrom serotonin jika digunakan bersama linezolid; sumatriptan; obat antidepresan golongan SSRI, SNRI, atau trisiklik; lithium; tramadol; buspirone; atau obat herbal yang mengandung St. John's wort
  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin; obat antiplatelet, seperti clopidogrel; atau obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa pusing, kantuk, sulit berkonsentrasi, atau linglung, jika digunakan bersama obat benzodiazepine, obat antipsikotik, phenobarbital, atau obat antihistamin yang memiliki efek kantuk
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat duloxetine jika digunakan bersama quinidine, fluvoxamine, cimetidine atau antibiotik golongan quinolone, seperti ciprofloxacin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping obat risperidone, amitriptyline, propafenone, atau metoprolol

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, pastikan untuk memberi tahu dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama duloxetine.

Efek Samping dan Bahaya Duloxetine

Efek samping yang timbul setelah mengonsumsi duloxetine bisa berupa: 

  • Mual
  • Mulut kering atau xerostomia
  • Kantuk
  • Pusing atau sakit kepala
  • Sembelit atau malah diare
  • Insomnia atau justru hipersomnia
  • Tidak selera makan
  • Tubuh terasa lelah atau tidak bertenaga
  • Sering berkeringat

Periksakan diri ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau justru makin parah. Hentikan konsumsi duloxetine dan carilah pertolongan medis bila timbul reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Muncul keinginan untuk bunuh diri atau menyakiti diri sendiri
  • Pusing berat seperti akan pingsan
  • Gejala sindrom serotonin, seperti timbul halusinasi, demam, otot kaku, otot kedutan, jantung berdebar
  • Nyeri saat buang air kecil atau sulit berkemih
  • Kram otot yang berat, lemah otot, tremor
  • Gairah seksual menurun
  • Tidak mampu ereksi atau sulit mempertahankan ereksi (impotensi)
  • Mudah memar atau berdarah
  • Muntah darah atau muntah dengan tekstur muntahan seperti bubuk kopi
  • Tinja berwarna hitam
  • Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut yang berat, urine berwarna gelap, atau kulit dan mata menguning (penyakit kuning)
  • Nyeri mata, pupil mata membesar, penglihatan kabur, atau melihat warna pelangi di sekitar cahaya terang saat malam hari