Hepatitis fulminan adalah kerusakan hati yang sangat parah dan terjadi secara tiba-tiba sehingga fungsi hati menurun drastis dalam waktu singkat. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh virus hepatitis atau overdosis obat tertentu. Hepatitis fulminan harus segera ditangani untuk mencegah komplikasi serius.
Hepatitis fulminan, atau dikenal juga sebagai gagal hati akut, termasuk penyakit langka yang bisa terjadi pada orang tanpa riwayat penyakit liver sebelumnya. Kondisi ini muncul secara tiba-tiba dan memburuk dalam waktu singkat. Penderitanya perlu segera mendapatkan penanganan medis guna mencegah komplikasi yang mengancam nyawa.

Penyebab Hepatitis Fulminan
Hepatitis fulminan terjadi ketika sel-sel hati rusak berat dalam waktu singkat. Kondisi ini membuat hati kehilangan kemampuannya untuk menyaring racun dan menjalankan berbagai fungsi penting tubuh. Akibatnya, racun menumpuk dalam darah dan berbagai fungsi organ lain pun ikut terganggu.
Berikut beberapa penyebab utama hepatitis fulminan:
Overdosis paracetamol
Mengonsumsi paracetamol dalam dosis berlebihan atau terlalu sering tanpa pengawasan dokter dapat menyebabkan kerusakan hati secara tiba-tiba. Kondisi ini menjadi salah satu penyebab paling umum hepatitis fulminan di seluruh dunia.
Infeksi hepatitis
Hepatitis fulminan dapat terjadi akibat infeksi hepatitis B dan D yang terjadi secara bersamaan (ko-infeksi). Meski jarang terjadi, infeksi hepatitis A, C, dan E, bisa menyebabkan kondisi ini, terutama jika sistem imun lemah.
Selain faktor utama di atas, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hepatitis fulminan, antara lain:
- Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan antikejang
- Produk herbal, seperti kava, ephedra, dan pennyroyal
- Infeksi virus, seperti virus Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, virus demam berdarah, dan virus herpes simplex
- Kondisi medis, seperti hepatitis autoimun, penyakit Wilson, kanker yang menyebar ke hati, dan sindrom Budd-Chiari
- Keracunan jamur tertentu, seperti Amanita phalloides (jamur deathcap)
Gejala Hepatitis Fulminan
Gejala hepatitis fulminan biasanya muncul secara tiba-tiba dan memburuk dengan cepat. Pada tahap awal, gejala yang bisa timbul antara lain:
- Demam
- Lemas
- Tubuh mudah lelah
- Sakit perut di bagian kanan atas
- Hilang nafsu makan
- Mual dan muntah
- Diare
Seiring berkembangnya penyakit, gejala bisa bertambah berat, seperti:
- Urine berwarna gelap
- Perut membengkak (asites)
- Kulit mengalami gatal-gatal
- Kulit mudah memar atau berdarah
- Kulit dan area putih di mata menjadi kuning (penyakit kuning)
- Perubahan kondisi mental, kepribadian, atau perilaku
- Mudah mengantuk
- Linglung
- Koma
Kapan harus ke dokter
Hepatitis fulminan dapat berkembang dengan cepat dan bisa mengancam jiwa. Oleh karena itu, jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala hepatitis fulminan seperti yang telah disebutkan di atas, segera periksakan diri ke dokter.
Melalui fitur Buat Janji di aplikasi ALODOKTER, Anda dapat menemukan dokter terbaik di berbagai kota, lengkap dengan informasi jadwal praktik dan estimasi biayanya. Proses booking pun lebih praktis, tanpa perlu antre.
Diagnosis Hepatitis Fulminan
Untuk mendiagnosis hepatitis fulminan, dokter akan terlebih dahulu bertanya kepada pasien terkait riwayat kesehatan, riwayat penggunaan obat-obatan, dan kemungkinan paparan zat racun tertentu. Selanjutnya, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada gejala yang muncul dan kondisi kesadaran pasien.
Setelah itu, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes darah, untuk memeriksa fungsi hati dan fungsi pembekuan darah yang bisa terganggu akibat kerusakan hati
- Tes pemindaian, dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk melihat kondisi hati, dan mendeteksi tumor di sekitar hati atau organ lain
- Biopsi hati, untuk mendeteksi penyebab hepatitis fulminan dengan memeriksa sampel jaringan hati
Pengobatan Hepatitis Fulminan
Umumnya, pengobatan hepatitis fulminan akan dilakukan di intensive care unit (ICU) rumah sakit. Tujuan dari pengobatan adalah untuk menangani penyebab yang mendasari penyakit ini.
Jika pasien mengalami penurunan kesadaran atau koma, dokter akan terlebih dahulu menstabilkan kondisi pasien dengan cara:
- Memberikan infus cairan khusus
- Memasang alat bantu pernapasan, seperti ventilator
- Memberikan obat penstabil jantung dan tekanan darah
- Memasang selang sonde
Jika pasien telah stabil, beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter antara lain:
Obat-obatan
Dokter akan memberikan N-acetylcysteine kepada pasien yang mengalami hepatitis fulminan akibat overdosis paracetamol.
Sementara itu, pada hepatitis fulminan yang disebabkan oleh infeksi hepatitis B, dokter akan memberikan obat antivirus, seperti lamivudine. Sedangkan jika hepatitis fulminan terjadi akibat hepatitis autoimun, dokter akan memberikan obat golongan kortikosteroid atau obat penekan sistem imun (imunosupresan).
Transplantasi hati
Jika hepatitis fulminan telah berkembang hingga menyebabkan kerusakan hati yang parah, dokter akan menyarankan prosedur transplantasi hati.
Komplikasi Hepatitis Fulminan
Beberapa komplikasi yang terjadi apabila hepatitis fulminan tidak segera diobati yaitu:
- Perdarahan hebat
- Gagal hati
- Ensefalopati hepatik
- Kematian
Pencegahan Hepatitis Fulminan
Meski terjadinya hepatitis fulminan tidak selalu dapat dihindari, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain:
- Melakukan vaksinasi hepatitis A dan B
- Menghindari konsumsi obat tanpa anjuran dari dokter
- Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
- Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menghindari infeksi
- Memasak makanan hingga matang
- Menerapkan perilaku seks yang sehat
- Tidak menggunakan narkoba
- Tidak jajan sembarangan
- Berobat dan kontrol rutin ke dokter jika menderita penyakit autoimun