Pilek tak kunjung sembuh bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius, salah satunya polip. Oleh karena itu, pilek berkepanjangan tidak boleh disepelekan dan sebaiknya segera mendapatkan penanganan medis dari dokter.

Pilek adalah infeksi ringan pada saluran pernapasan bagian atas, yang mencakup hidung, sinus, dan tenggorokan. Kondisi ini umumnya akan membaik setelah 7–10 hari, baik dengan atau tanpa pengobatan.

Pilek Tak Kunjung Sembuh, Inilah Penyebab dan Penanganannya - Alodokter

Namun, pilek tak kunjung sembuh selama lebih dari 2 minggu bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius dan memerlukan penanganan dari dokter.

Penyebab Pilek Tak Kunjung Sembuh

Pilek tak kunjung sembuh dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari flu, sinusitis, hingga deviasi septum. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan pilek tak kunjung sembuh:

1. Rhinitis alergi

Alergi yang menyebabkan keluhan pada hidung dan memicu terjadinya pilek tak kunjung sembuh disebut sebagai rhinitis alergi. Kondisi ini terjadi akibat paparan zat yang memicu alergi (alergen), seperti tungau, jamur, bulu hewan peliharaan, atau serbuk sari.

Saat rhinitis alergi terjadi, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan melepaskan zat kimia yang disebut histamin. Akibatnya, saluran hidung menjadi meradang dan produksi lendir meningkat.

Selain pilek, rhinitis alergi juga terkadang disertai dengan beberapa keluhan lain, seperti bersin, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri sinus, serta gatal pada hidung, tenggorokan, dan mata.

2. Flu

Flu juga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya pilek berkepanjangan. Berbeda dengan pilek biasa yang disebabkan oleh infeksi rhinovirus pada saluran pernapasan atas, flu disebabkan oleh infeksi virus influenza.

Ketika virus yang menyebabkan flu menginfeksi tubuh, hidung akan menghasilkan lebih banyak lendir untuk menjebak dan membersihkan virus. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya hidung tersumbat dan meler.

Selain pilek, flu juga dapat menimbulkan keluhan berupa demam, menggigil, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan nyeri otot. Keluhan-keluhan tersebut sering kali muncul bahkan memburuk secara mendadak.

3. Sinusitis

Sinus adalah rongga kecil berisi udara yang terletak di belakang dahi, pipi, hidung, dan mata. Ketika sinus tersumbat atau terlalu banyak lendir yang menumpuk, virus, bakter,i maupun jamur akan lebih mudah berkembang biak dan menginfeksi sinus. Kondisi ini kemudian menyebabkan terjadinya peradangan pada sinus (sinusitis).

Gejala sinusitis biasanya diawali dengan keluhan berupa pilek tak kunjung sembuh. Seiring berjalannya waktu, gejala sinusitis dapat makin parah dengan beberapa keluhan, seperti nyeri pada sinus, sakit kepala, sakit tenggorokan, bau mulut, dan hilangnya penciuman.

4. Rhinitis nonalergi

Rhinitis nonalergi atau rhinitis vasomotor adalah peradangan pada hidung yang menyebabkan penderitanya mengalami pilek berkepanjangan, bahkan hingga sepanjang tahun.

Berbeda dengan rhinitis alergi yang disebabkan oleh paparan alergen, rhinitis nonalergi biasanya terjadi ketika menghirup iritan, seperti polusi udara, asap rokok, atau parfum.

Selain itu, rhinitis nonalergi juga dapat disebabkan oleh perubahan suhu dan cuaca yang ekstrim, konsumsi makanan pedas, perubahan hormon, dan konsumsi obat tertentu, termasuk obat antinyeri dan obat hipertensi.

5. Polip hidung

Pilek tak kunjung sembuh juga dapat disebabkan oleh polip hidung. Polip yang berukuran kecil biasanya tidak akan menimbulkan gejala. Namun, polip yang berukuran besar bisa menimbulkan gejala berupa hidung tersumbat atau meler dan lendir yang mengalir ke belakang tenggorokan (postnasal drip).

Tidak hanya itu, polip hidung yang berukuran besar juga dapat menyebabkan nyeri dan rasa tertekan di sekitar dahi dan wajah, hingga gangguan indra penciuman dan indra perasa.

6. Deviasi septum

Septum adalah tulang rawan yang membatasi antar kedua lubang hidung. Pada kondisi normal, septum biasanya membagi kedua lubang hidung menjadi sama besar.

Namun, pada kondisi tertentu, tulang pembatas ini tidak membagi kedua lubang hidung menjadi sama besar, sehingga salah satu lubang berukuran lebih kecil. Kondisi ini dikenal dengan deviasi septum.

Deviasi septum bisa menimbulkan beberapa gejala, mulai dari pilek berkepanjangan dan sinusitis berulang, postnasal drip, kesulitan bernapas, nyeri pada wajah, hingga mimisan.

Penanganan Pilek Tak Kunjung Sembuh

Karena pilek tak kunjung sembuh disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, kondisi ini hanya dapat ditangani oleh dokter. Sebelum memberikan penanganan, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pilek berkepanjangan.

Setelah mengetahui penyebabnya, barulah dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai, antara lain:

Obat-obatan

Dokter dapat memberikan obat-obatan untuk mengobati gejala dan kondisi yang menyebabkan pilek tak kunjung sembuh. Jenis obat yang dapat diberikan oleh dokter adalah:

  • Obat antihistamin, untuk meredakan peradangan pada hidung. Beberapa contoh obat antihistamin adalah loratadine, cetirizine, fexofenadine, dan levocetirizine.
  • Obat antinyeri, untuk meredakan demam dan nyeri ringan hingga sedang, seperti nyeri sinus, sakit kepala, dan nyeri otot. Contoh obat antinyeri yang bisa diresepkan adalah paracetamol dan ibuprofen.
  • Obat antivirus, untuk mengatasi infeksi akibat virus, bila diperlukan, seperti pada orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh. Oseltamivir dan zanamivir adalah contoh obat antivirus yang bisa diresepkan.
  • Obat dekongestan, untuk meredakan keluhan hidung tersumbat. Contoh obat dari kelompok ini adalah phenylephrine dan pseudoephedrine.
  • Obat kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan di hidung. Contoh obat dari golongan kortikosteroid adalah fluticasone, prednisone, dan budesonide.
  • Obat antibiotik, akan diresepkan oleh dokter untuk mengatasi infeksi akibat bakteri. Contoh obat antibiotik yang bisa diresepkan adalah amoxicillin dan doxycycline.

Operasi

Jika pilek tak kunjung sembuh terjadi akibat polip pada hidung dan deviasi septum, dokter dapat menyarankan prosedur operasi untuk menanganinya.

Pada kasus polip yang terjadi di hidung, dokter akan melakukan operasi endoskopi. Pada operasi ini, dokter menggunakan alat khusus yang menyerupai selang elastis dan dilengkapi alat pemotong kecil serta kamera. Alat dimasukkan melalui hidung pasien untuk memotong dan mengangkat polip.

Sementara pada deviasi septum, dokter biasanya akan melakukan operasi septoplasty yang dikombinasikan dengan rhinoplasty. Prosedur ini dilakukan dengan cara memotong dan mengangkat kelebihan tulang atau tulang rawan, sehingga kedua lubang hidung memiliki ukuran yang sama.

Jika Anda mengalami pilek tak kunjung sembuh, terlebih jika pilek tersebut disertai dengan beberapa gejala dari masalah kesehatan di atas, jangan menunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Dengan melakukan pemeriksaan, dokter dapat menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai untuk pilek tak kunjung sembuh yang Anda alami.