Nyeri sendi dan otot merupakan kondisi yang kerap dialami banyak orang. Untuk meredakannya, ada beragam pilihan obat nyeri sendi dan otot yang bisa Anda coba, baik dalam bentuk obat minum maupun obat oles. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di sini.

Nyeri sendi dan otot sering kali dikeluhkan setelah menjalani aktivitas tertentu, misalnya berdiri terlalu lama, mengangkat beban berat, atau berolahraga secara berlebihan. Selain itu, beberapa kondisi medis, seperti osteoarthritis, asam urat, flu tulang, tifus, serta rheumatoid arthritis, juga bisa menjadi penyebab nyeri sendi dan otot.

6 Pilihan Obat Nyeri Sendi dan Otot yang Efektif - Alodokter

Rasa kaku, pegal, atau sakit pada sendi dan otot ini biasanya dirasakan di bagian tangan, kaki, pinggul, lutut, atau tulang belakang. Nyeri yang muncul terkadang bisa datang dan pergi, tetapi bisa juga bertahan cukup lama. Oleh karena itu, berbagai pilihan obat nyeri sendi dan otot dibutuhkan untuk meredakannya.

Pilihan Obat Nyeri Sendi dan Otot

Ada banyak jenis obat nyeri sendi dan otot yang bisa Anda coba. Obat-obat ini tersedia dalam berbagai macam merek yang bisa dibeli di apotek secara bebas, meski beberapa memang ada yang memerlukan resep dokter.

Berikut adalah jenis obat nyeri sendi dan otot yang bisa Anda gunakan:

1. Paracetamol

Paracetamol merupakan salah satu obat nyeri sendi dan otot yang paling banyak digunakan. Obat jenis ini efektif untuk meredakan nyeri sendi dan otot ringan tanpa pembengkakan.

Tak hanya nyeri sendi dan otot, paracetamol juga bisa digunakan untuk mengobati rasa sakit akibat kondisi lain, seperti sakit kepala, kram menstruasi, sakit gigi, bahkan untuk meredakan demam.

Ada banyak merk paracetamol yang bisa Anda beli di apotek tanpa resep dokter. Namun, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan obat dan dosis yang dianjurkan.

2. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Obat nyeri sendi yang tergolong dalam obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen, juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri sendi tingkat sedang hingga berat.

Meski umum digunakan, obat golongan OAINS disarankan hanya dikonsumsi sesuai petujuk apoteker atau dokter. Pasalnya, obat ini memiliki beberapa efek samping, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.

Beberapa efek samping yang dapat muncul adalah sakit perut, mual, diare, sakit maag, sakit kepala, dan rasa kantuk.

3. Obat opioid

Jika rasa nyeri sendi dan otot yang dirasakan sangat parah dan tidak bisa diatasi oleh obat paracetamol dan OAINS, dokter dapat meresepkan obat golongan opioid, seperti oxycodone, morphin, dan hydrocodone.

Obat ini tidak bisa dikonsumsi tanpa pengawasan dokter, karena berisiko meningkatkan penyalahgunaan obat dan ketergantungan. Selain itu, ada efek samping lain yang juga dapat muncul, seperti rasa kantuk, sembelit, mual, dan muntah.

Obat golongan opioid lebih sering digunakan sebagai tambahan obat saat prosedur operasi, pereda nyeri setelah operasi, atau antinyeri setelah mengalami kecelakaan, misalnya pada kondisi patah tulang dan cedera kepala.

4. Obat golongan pelemas otot

Selain beragam obat pereda nyeri sendi dan otot di atas, ada juga obat golongan pelemas otot yang spesifik untuk meredakan nyeri, kaku, dan tegang pada otot. Contoh obat jenis ini yang sering digunakan adalah eperisone.

Tak jarang obat pelemas otot turut digunakan bersamaan dengan obat pereda nyeri lainnya. Meski begitu, dosis dan lama pengobatan tetap harus sesuai anjuran dari dokter.

5. Capsaicin

Selain obat minum, obat oles dengan kandungan capsaicin juga dapat digunakan untuk mengurangi nyeri sendi dan otot yang diakibatkan oleh radang sendi. Capsaicin bekerja dengan cara memblokir zat yang mengirim sinyal rasa sakit dan memicu pelepasan endorfin yang menahan rasa sakit.

Namun, krim oles capsaicin bisa menimbulkan sensasi perih atau menyengat di area yang dioleskan.

6. Natrium diklofenak

Obat oles dengan kandungan natrium diklofenak merupakan obat yang efektif dan aman meredakan nyeri sendi tanpa perih. Natrium diklofenak termasuk dalam kelompok obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghentikan produksi zat penyebab rasa sakit dan peradangan.

Untuk menggunakannya, cukup oleskan gel natrium diklofenak di area kulit yang terasa nyeri, seperti lutut, pergelangan kaki, kaki, siku, pergelangan tangan, atau tangan.

Berbeda dari krim capsaicin yang menimbulkan rasa panas menyengat, gel natrium diklofenak tetap terasa nyaman di kulit. Efek samping yang muncul biasanya berupa kulit kering, kemerahan, gatal, atau mati rasa di bagian tubuh tempat krim dioles.

Penting untuk dipahami bahwa berbagai pilihan obat nyeri sendi dan otot di atas hanya digunakan untuk meredakan gejala, bukan penyebab yang mendasarinya.

Bagi penderita radang sendi, penyakit sendi, atau tendinitis yang kerap mengalami nyeri sendi, dokter akan memberikan obat steroid dalam bentuk suntikan secara langsung ke sendi.

Peringatan Peggunaan Obat Nyeri Sendi dan Otot

Meski umumnya aman, beberapa orang perlu berhati-hati dalam menggunakan obat nyeri sendi dan otot dan disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Beberapa kelompok orang tersebut adalah:

  • Lansia di atas 65 tahun
  • Ibu hamil atau wanita yang sedang menjalani program hamil
  • Ibu menyusui
  • Penderita asma
  • Alergi terhadap obat yang telah disebutkan di atas
  • Penderita sakit maag atau tukak lambung
  • Penderita gangguan jantung, hati, ginjal, tekanan darah, sirkulasi darah, atau usus
  • Anak-anak di bawah 16 tahun

Jika Anda mengalami efek samping yang tak kunjung hilang akibat penggunaan berbagai obat nyeri sendi dan otot di atas atau mengalami iritasi setelah pemakaian krim atau gel pereda nyeri sendi, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.