Etamoxul adalah obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri di telinga bagian tengah, saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan saluran kemih. Etamoxul mengandung cotrimoxazole yang mampu menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.

Cotrimoxazole pada Etamoxul merupakan antibiotik kombinasi yang terdiri dari trimethoprim dan sulfamethoxazole. Obat ini menghambat pembentukan asam folat yang terlibat dalam perkembangbiakan bakteri atau parasit. Hasilnya, bakteri tidak bertambah banyak sehingga lebih mudah dilawan oleh sistem kekebalan tubuh.

Etamoxul

Produk Etamoxul

Etamoxul tersedia dalam bentuk tablet dan suspensi (sirop). Berikut adalah varian produk Etamoxul dan rincian kandungannya:

  • Etamoxul Kaplet, yang mengandung 80 mg trimethoprim dan 400 mg sulfamethoxazole per tablet
  • Etamoxul Forte Kaplet, yang berisi 160 mg trimethoprim dan 800 mg sulfamethoxazole per kaplet
  • Etamoxul Suspensi 60 ml, yang mengandung 40 mg trimethoprim dan 200 mg sulfamethoxazole per 5 ml

Etamoxul bisa didapatkan dengan resep setelah berkonsultasi dengan dokter secara langsung atau konsultasi online.

Apa Itu Etamoxul

Bahan aktif Cotrimoxazole
Golongan Obat resep
Kategori Antibiotik golongan sulfonamida
Manfaat Mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri
Digunakan oleh Dewasa dan anak usia ≥6 minggu
Etamoxul untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan cotrimoxazole berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Etamoxul untuk ibu menyusui Produk cotrimoxazole, termasuk Etamoxul, dapat digunakan oleh ibu menyusui jika bayinya sehat dan sudah berusia di atas 3 bulan. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan obat ini selama masa menyusui.
Cotrimoxazole pada Etamoxul dapat memicu kernikterus pada bayi yang menyusu. Etamoxul tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui yang bayinya berusia kurang dari 1 bulan, lahir prematur atau mengalami defisiensi G6PD.
Bentuk obat Tablet, kaplet, suspensi

Peringatan sebelum Menggunakan Etamoxul

Etamoxul tidak boleh digunakan secara sembarangan. Penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut sebelum mengonsumsi obat antibiotik ini:

  • Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Etamoxul tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap kotrimoksazole.
  • Hindari penggunaan Etamoxul jika Anda sedang menderita anemia megaloblastik, gagal ginjal, porfiria, gagal hati, atau pernah mengalami trombositopenia setelah menggunakan produk cotrimoxazole maupun obat lain yang termasuk sulfonamida.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami defisiensi G6PD, penyakit ginjal, fenilketonuria, penyakit liver, asma, alergi berat, penyakit tiroid, radang usus, HIV dan AIDS, kecanduan alkohol, anemia defisiensi vitamin B12 dan folat, atau gangguan elektrolit.
  • Mintalah saran dokter mengenai penggunaan Etamoxul ke dokter jika terdapat kondisi yang menyebabkan kekurangan asam folat, seperti malnutrisi atau sedang menjalani terapi dengan antikonvulsan dalam waktu yang lama.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
  • Informasikan kepada dokter mengenai obat lain yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Etamoxul. Kandungan obat ini dapat menyebabkan kantuk dan menurunkan konsentrasi. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
  • Hindari terlalu lama terpapar sinar matahari selama menggunakan Etamoxul. Kandungan obat ini dapat menyebabkan kulit lebih mudah terbakar sinar matahari atau sunburn. Gunakan tabir surya dan pakaian yang tertutup jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. 
  • Segera ke dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Etamoxul.

Dosis dan Aturan Pakai Etamoxul

Produk obat cotrimoxazole, seperti Etamoxul, umumnya digunakan dalam pengobatan:

Disamping itu, obat ini bisa untuk menangani pneumocystis pneumonia (PCP), yaitu infeksi paru akibat jamur Pneumocystis jirovecii. PCP umumnya terjadi pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, misalnya penderita HIV/AIDS.

Berikut ini adalah rekomendasi dosis Etamoxul berdasarkan varian obatnya:

Etamoxul Tablet

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 2 tablet, 2 kali sehari. Dosis maksimal 2 tablet, 3 kali sehari.

Etamoxul Forte Kaplet

  • Dewasa dan anak usia >12 tahun: 1 kaplet, 2 kali sehari. Dosis maksimal 1 kaplet, 3 kali sehari.

Etamoxul Suspensi

  • Anak usia 6–12 tahun: 2 sendok takar (10 ml), 2 kali sehari.
  • Anak usia 6 bulan – 5 tahun: 1 sendok takar (5 ml), 2 kali sehari.
  • Bayi usia 6 minggu – 5 bulan: ½ sendok takar (2,5 ml), 2 kali sehari.

Cara Menggunakan Etamoxul dengan Benar

Gunakanlah Etamoxul sesuai dengan anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.

Berikut adalah panduan penggunaan Etamoxul:

  • Konsumsilah Etamoxul pada waktu makan.
  • Telan kaplet Etamoxul dengan air putih.
  • Untuk menggunakan Etamoxul sediaan suspensi, kocoklah botol sebelum obat dikonsumsi. Gunakan alat takar yang tersedia dalam kemasan supaya dosis yang dikonsumsi akurat.
  • Perbanyaklah minum air putih selama menjalani pengobatan dengan Etamoxul agar tidak timbul gangguan ginjal.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Etamoxul, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
  • Tetap konsumsi Etamoxul hingga waktu yang dianjurkan dokter, meski gejala infeksi sudah mereda di tengah masa pengobatan. Menghentikan pengobatan lebih awal dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi antibiotik sehingga mengakibatkan infeksi kambuh dan lebih sulit diobati.
  • Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menjalani pengobatan dengan Etamoxul, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah secara berkala.
  • Simpan Etamoxul dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat dari jangkauan anak.
  • Jangan konsumsi Etamoxul yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Etamoxul dengan Obat Lain

Berdasarkan kandungannya, efek interaksi yang bisa terjadi jika Etamoxul digunakan bersama obat lain adalah:

  • Peningkatan kadar dofetilide dalam darah yang bisa menyebabkan gangguan jantung, termasuk torsades de pointes yang bisa berakibat fatal
  • Peningkatan risiko terjadinya kegagalan pengobatan jika digunakan dengan leucovorin pada penderita HIV dengan pneumonia akibat P.  jirovecii
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan ciclosporin
  • Peningkatan risiko terjadinya anemia megaloblastik jika digunakan dengan methotrexate atau penghambat folat seperti pyrimethamine
  • Peningkatan risiko terjadinya trombositopenia jika digunakan dengan thiazide, khususnya pada lansia
  • Peningkatan risiko timbulnya efek samping dari obat diabetes sulfonilurea, phenytoin, atau antikoagulan oral, seperti warfarin
  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan dengan obat golongan ACE inhibitor
  • Peningkatan risiko timbulnya efek samping dari obat lamivudine, procainamide, repaglinide, digoxin, atau zidovudine

Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, berkonsultasilah ke dokter jika hendak menggunakan Etamoxul bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.

Efek Samping dan Bahaya Etamoxul

Efek samping yang bisa timbul akibat konsumsi obat berbahan cotrimoxazole, seperti Etamoxul adalah:

  • Hilang nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Kantuk
  • Ruam kulit

Konsultasikan ke dokter jika keluhan tersebut tidak membaik atau malah bertambah berat. Guna memastikan kondisi dan mendapat penanganan yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter. Melalui chat, dokter akan memberikan saran pengobatan untuk mengatasi efek samping yang muncul.

Segera ke dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping yang berat, termasuk:

  • Gejala sindrom Stevens Johnson, seperti ruam kemerahan atau keunguan yang menyebar luas, luka lepuh di kulit sekitar hidung atau mulut, kulit mengelupas beberapa hari setelah luka lepuh terbentuk, rasa perih yang menyebar di kulit
  • Gejala trombositopenia, seperti mudah memar tanpa sebab yang jelas, mimisan, atau perdarahan yang sulit berhenti
  • Diare lebih dari 3 kali sehari, yang disertai dengan kram perut, serta darah dan lendir pada feses
  • Demam, menggigil, sakit tenggorokan yang tidak kunjung membaik, batuk, atau sesak napas
  • Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut, tinja berwarna pucat seperti dempul, warna urine menjadi gelap, kulit dan mata menjadi kuning atau penyakit kuning
  • Hipoglikemia, yang gejalanya meliputi gemetar, lapar, keringat dingin, detak jantung cepat
  • Gejala hiperkalemia, seperti lemas atau lemah otot, kesemutan dan mati rasa, nyeri dada, jantung berdebar, lumpuh
  • Hiponatremia, yang gejalanya berupa sakit kepala, sulit berkonsentrasi, linglung, lemas
  • Gejala kurang darah, seperti kulit pucat, tangan dan kaki terasa dingin, kliyengan, sesak napas
  • Keputihan yang bau dan gatal di vagina