Everonat adalah obat untuk menangani berbagai jenis tumor jinak maupun ganas (kanker), seperti kanker payudara, kanker ginjal, tumor otak, tumor ginjal, dan neuroendocrine tumors. Obat ini juga dapat mencegah terjadinya reaksi penolakan tubuh setelah transplantasi organ.

Everonat terbuat dari bahan aktif everolimus. Pada pengobatan tumor, everolimus dapat mengurangi aliran darah ke tumor sehingga pertumbuhan tumor melambat. Obat ini bekerja dengan cara menghambat protein yang mengatur pembentukan pembuluh darah baru dan penyerapan nutrisi oleh sel.

Everonat - Alodokter

Pada pasien transplantasi ginjal atau donor hati, everolimus bekerja sebagai imunosupresan, yaitu obat yang mencegah sistem kekebalan tubuh melakukan penolakan terhadap organ transplantasi.

Produk Everonat

Terdapat dua varian produk Everonat yang tersedia di Indonesia, yaitu:

  1. Everonat dengan kandungan 5 mg everolimus.
  2. Everonat dengan kandungan 10 mg everolimus.

Apa Itu Everonat

Golongan Obat resep
Kategori Obat imunosupresan
Manfaat Menangani berbagai jenis tumor jinak dan ganas, serta mencegah reaksi penolakan tubuh setelah transplantasi organ
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Everonat untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Everonat untuk ibu menyusui Obat ini tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui. Gunakan obat alternatif lain yang lebih aman atau hentikan pemberian ASI.
Bentuk obat Tablet

Peringatan sebelum Mengonsumsi Everonat

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Everonat:

  • Jangan minum Everonat jika Anda memiliki alergi terhadap kandungan yang ada di dalam obat ini. Beri tahu dokter jika Anda alergi terhadap sirolimus dan temsirolimus.
  • Beri tahu dokter apabila Anda sedang atau berencana untuk mengonsumsi obat resep, obat bebas, vitamin, maupun suplemen herbal lain.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit infeksi, termasuk hepatitis B.
  • Konsultasikan ke dokter jika Anda sedang menderita diabetes, kolesterol yang tinggi, dan intoleransi laktosa.
  • Beri tahu dokter jika Anda baru saja menjalani operasi.
  • Diskusikan dengan dokter terkait penggunaan Everonat pada lansia.
  • Jangan minum obat ini jika Anda sedang menyusui, hamil, atau berencana untuk hamil.
  • Jangan menyusui selama mengonsumsi Everonat hingga 2 minggu setelah dosis pemakaian terakhir.
  • Gunakan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama mengonsumsi Everonat. Kontrasepsi masih harus digunakan sampai setidaknya 8 minggu setelah dosis terakhir untuk wanita dan 4 minggu untuk pria.
  • Jangan menjalani vaksinasi sebelum berkonsultasi dengan dokter. Obat ini dapat menurunkan efektivitas vaksin tertentu.
  • Hindari kontak dekat dengan orang lain dengan penyakit infeksi yang mudah menular, misalnya cacar atau flu, atau orang yang baru saja mendapatkan vaksin hidup, seperti vaksin polio.
  • Hati-hati saat menggunakan fasilitas umum untuk menghindari risiko terjadinya infeksi. Jangan menyentuh mata, mulut, atau hidung sebelum mencuci tangan.
  • Hindari paparan sinar matahari langsung dan selalu gunakan pakaian yang tertutup, topi, kacamata, serta sunblock. Obat ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum obat ini. Everonat dapat menyebabkan lelah.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan everolimus jika direncanakan untuk menjalani operasi. Penggunaan obat ini perlu dihentikan setidaknya 1 minggu sebelum operasi.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah menggunakan Everonat.

Dosis dan Aturan Pakai Everonat

Berikut ini adalah dosis Everonat berdasarkan kondisi yang ditangani:

  • Kondisi: Kanker ginjal, kanker payudara stadium lanjut, tumor jinak ginjal, dan neuroendocrine tumors
    Dewasa: 10 mg, 1 kali sehari
  • Kondisi: Tumor otak
    Dewasa dan anak usia 1 tahun ke atas: 4,5 mg/m2, 1 kali sehari
  • Kondisi: Mencegah reaksi penolakan setelah transplantasi ginjal
    Dewasa: Dosis awal adalah 0,75 mg, 2 kali sehari, dikonsumsi dengan jarak 12 jam antara dosis ke-1 dan ke-2
  • Kondisi: Mencegah reaksi penolakan setelah transplantasi hati
    Dewasa: Dosis awal adalah 1 mg, 2 kali sehari, dikonsumsi dengan jarak 12 jam antara dosis ke-1 dan ke-2

Cara Mengonsumsi Everonat dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca aturan pakai obat yang tertera pada kemasan. Berikut ini adalah cara mengggunakan Everonat dengan benar:

  • Telan tablet Everonat dengan segelas air. Jangan menghancurkan atau mengunyahnya.
  • Selama menggunakan obat ini, Anda akan diminta untuk menjalani tes darah secara rutin. Ikuti jadwal kontrol yang ditentukan oleh dokter.
  • Konsumsilah Everonat pada waktu yang sama setiap harinya. Jika Anda lupa, segera minum obat ini bila jeda dengan jadwal konsumsi sebelumnya kurang dari 6 jam. Apabila sudah lebih dari 6 jam, abaikan yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
  • Jangan menghentikan penggunaan Everonat atau mengubah dosis tanpa arahan dari dokter.
  • Simpan Everonat dalam kemasannya di ruangan bersuhu 15–30 derajat celcius, kering, dan terhindar dari cahaya. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan mengonsumsi Everonat bila kemasan rusak atau sudah kedaluwarsa.
  • Jangan minum buah atau jus grapefruit saat menggunakan Everonat.

Interaksi Everonat dengan Obat Lain

Berikut ini adalah interaksi obat yang dapat terjadi jika Everonat dikonsumsi dengan obat-obatan tertentu:

Untuk menghindari efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Everonat dengan obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Everonat

Efek samping yang dapat terjadi setelah mengonsumsi Everonat antara lain:

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan tersebut tidak lekas membaik atau malah bertambah parah. Segera cari pertolongan medis bila timbul reaksi alergi atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Nyeri dada
  • Batuk
  • Sesak napas atau mengi
  • Sangat lemas, haus, atau lapar
  • Pandangan kabur
  • Urine berwarna gelap
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Sulit buang air kecil
  • Perdarahan atau memar yang tidak biasa