Rizatol adalah obat yang mengandung ethambutol 500 mg dalam tiap tabletnya. Rizatol digunakan untuk mengobati tuberkulosis, yang dikombinasikan dengan obat lain sebagai terapi pertama. Obat ini harus dikonsumsi sesuai saran dokter dan sampai tuntas agar tidak terjadi resistensi antibiotik.
Ethambutol dalam Rizatol bekerja dengan cara mengganggu proses pembentukan dinding sel bakteri sehingga bakteri tidak bisa tumbuh atau berkembang biak dengan normal. Dengan cara kerja ini, sistem kekebalan tubuh akan lebih mudah membasmi bakteri penyebab infeksi TBC.

Penggunaan Rizatol biasanya dikombinasikan dengan jenis obat TBC lain, seperti isoniazid, rifampicin, atau pyrazinamide. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas pengobatan serta mencegah resistensi antibiotik.
Apa Itu Rizatol
| Bahan aktif | Ethambutol |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antibiotik dan antituberkulosis |
| Manfaat | Mengobati tuberkulosis (TBC) |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Rizatol untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
| Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
| Rizatol untuk ibu menyusui | Ibu menyusui masih boleh menggunakan Rizatol selama mengikuti anjuran dokter. Diskusikan dengan dokter perihal dosis yang tepat dan hal-hal yang perlu diperhatikan selama menyusui. |
| Bentuk obat | Tablet salut selaput |
Peringatan sebelum Menggunakan Rizatol
Sebelum mengonsumsi Rizatol, penting untuk memperhatikan beberapa hal berikut agar penggunaan obat ini aman dan sesuai dengan anjuran dokter:
- Beri tahu dokter perihal riwayat alergi yang dimiliki. Rizatol tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap ethambutol.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami gangguan penglihatan, seperti katarak, uveitis, neuritis optik, atau retinopati diabetik; penyakit ginjal; penyakit liver; maupun asam urat.
- Bicarakan dengan dokter perihal penggunaan Rizatol jika Anda sedang menggunakan obat, vitamin, maupun suplemen tertentu. Hal ini untuk mencegah terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Sampaikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan Rizatol bila direncanakan untuk menjalani vaksinasi dengan bakteri hidup, seperti vaksin BCG. Obat ini dapat menurunkan efektivitas vaksin tertentu.
- Konsultasikan terlebih dahulu mengenai penggunaan Rizatol jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
- Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani terapi dengan Rizatol. Hal ini untuk menghindari risiko terjadinya efek samping obat dan kerusakan liver.
- Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Rizatol.
Dosis dan Aturan Pakai Rizatol
Berikut adalah dosis umum pemberian Rizatol untuk mengobati TBC sesuai usia dan berat badan pasien:
- Dewasa: 15 mg/kgBB, 1 kali sehari, sebagai pencegahan dan terapi awal. Dosis 25 mg/kgBB, 1 kali sehari, selama 2 bulan; lalu 15 mg/kgBB, 1 kali sehari. Dosis maksimal 1,6 g per hari.
- Anak-anak: 20 mg/kgBB, 1 kali sehari, selama 2 bulan. Selanjutnya, 15 mg/kgBB, 1 kali sehari, untuk pengobatan awal dan terapi ulang. Untuk pencegahan: 15 mg/kgBB, 1 kali sehari.
Cara Menggunakan Rizatol dengan Benar
Gunakan Rizatol sesuai anjuran dokter dan aturan pakai yang terdapat pada kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar Rizatol dapat bekerja maksimal dalam membasmi bakteri, penting untuk mengetahui cara menggunakan obat ini dengan benar. Berikut adalah panduannya:
- Konsumsilah Rizatol bersama makanan atau segera sesudah makan. Telan tablet obat dengan bantuan air putih.
- Apabila Anda menggunakan Rizatol 3 kali per minggu, pastikan untuk mengonsumsinya pada hari dan waktu yang sama pula setiap minggunya.
- Jika Anda lupa menggunakan Rizatol, segera minum obat ini bila masih pada hari yang sama. Jika sudah beda hari, abaikan dosis yang terlewatkan dan lanjutkan konsumsi Rizatol tanpa menggandakan dosis.
- Jangan berhenti menggunakan Rizatol walaupun gejala sudah membaik sebelum waktu yang ditentukan oleh dokter. Menghentikan konsumsi obat ini tanpa arahan dokter dapat membuat TBC lebih sulit diobati dan bakteri kebal terhadap obat.
- Periksakan diri secara rutin ke dokter selama menjalani terapi dengan Rizatol. Tujuannya adalah agar dokter dapat memantau pengobatan atau menyesuaikan dosis bila diperlukan.
- Ikuti saran dokter untuk melakukan pencegahan penularan TBC, baik di rumah maupun di luar rumah. Hal ini karena TBC masih bisa menular meski sudah dalam masa pengobatan.
- Simpan Rizatol di tempat yang sejuk dan kering, serta tidak terpapar sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan menggunakan Rizatol yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Rizatol dengan Obat Lain
Beberapa efek interaksi yang dapat terjadi jika Rizatol digunakan bersama obat-obatan tertentu adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi sumsum tulang jika digunakan bersama chloramphenicol
- Penurunan efektivitas vaksin BCG, vaksin kolera, atau vaksin tifoid
- Penurunan efektivitas Rizatol jika diminum bersama antasida yang mengandung aluminium hidroksida
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan saraf bila digunakan dengan levodopa atau lovastatin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi hati jika digunakan bersama leflunomide atau methotrexate
Selalu konsultasikan dengan dokter jika hendak menggunakan Rizatol bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun, untuk mencegah interaksi yang berbahaya.
Efek Samping dan Bahaya Rizatol
Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi Rizatol adalah:
- Mual atau muntah
- Nyeri sendi atau otot
- Ruam kulit ringan atau gatal-gatal
- Sakit perut
- Sakit kepala atau pusing
- Hilang nafsu makan
Apabila efek samping di atas tidak membaik atau memburuk, segera konsultasikan ke dokter. Anda bisa berkonsultasi lewat Chat Bersama Dokter agar mendapatkan saran atau pengobatan yang tepat sesuai keluhan yang muncul.
Segera ke IGD rumah sakit terdekat untuk mencari pertolongan medis jika setelah minum Rizatol timbul efek samping serius pada mata, seperti:
- Buta mendadak
- Buta pada salah satu mata yang berlangsung selama 1 jam atau lebih
- Kesulitan membedakan warna (buta warna)
- Sensitif terhadap cahaya
- Pandangan kabur atau sulit memfokuskan penglihatan
- Mata terasa sakit saat digerakkan atau nyeri di belakang mata
Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau keluhan lain yang lebih serius meliputi:
- Batuk baru atau makin parah, yang disertai demam dan sesak napas
- Linglung atau halusinasi
- Tubuh mudah memar atau berdarah
- Nyeri dada atau sesak napas saat beraktivitas ringan
- Jarang atau tidak buang air kecil sama sekali
- Demam, sariawan, luka di kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, dan flu atau pilek berkepanjangan
- Gangguan fungsi hati, yang ditandai dengan penyakit kuning, urine berwarna gelap, tinja berwarna pucat, atau sakit perut bagian atas
- Mati rasa atau kesemutan di tangan atau kaki