Metronidazole supositoria adalah obat antibiotik yang cara pakainya dimasukkan ke dalam anus. Metronidazole supositoria bermanfaat untuk mengobati infeksi bakteri di berbagai bagian tubuh, mulai dari paru-paru hingga organ kelamin.
Metronidazole supositoria akan melunak dan mencair setelah masuk ke lubang anus. Selanjutnya, obat ini akan masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, lalu menuju ke bagian yang mengalami infeksi.
Metronidazole bekerja dengan merusak struktur dan untaian DNA pada sel bakteri. Cara ini membuat bakteri tidak bisa tumbuh dan berkembangbiak sehingga akhirnya mati. Alhasil, infeksi dan gejalanya berangsur sembuh.
Penggunaan metronidazole supositoria umumnya ditujukan bagi penderita infeksi yang tidak bisa minum metronidazole tablet atau suspensi, misalnya karena sulit menelan atau muntah-muntah.
Merek dagang metronidazole supositoria: Trichodazol supositoria
Apa Itu Metronidazole Supositoria
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik golongan nitromidazole |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri anaerob, misalnya pada abses |
Mencegah terjadinya infeksi bakteri anaerob pascaoperasi | |
Digunakan oleh | Dewasa |
Metronidazole supositoria untuk ibu hamil | Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Jika Anda sedang hamil, diskusikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini. | |
Metronidazole supositoria untuk ibu menyusui | Metronidazole supositoria tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui karena diduga bisa menyebabkan efek samping pada bayinya. |
Bentuk obat | Supositoria |
Peringatan sebelum Menggunakan Metronidazole Supositoria
Sebelum menggunakan metronidazole supositoria untuk diri sendiri atau memberikannya kepada anak, Anda perlu memperhatikan hal-hal berikut:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Orang yang alergi terhadap metronidazole tidak boleh menggunakan obat ini.
- Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita aneurisma otak, stroke, meningitis, tumor otak, penyakit Alzheimer, kanker sumsum tulang belakang, penyakit Parkinson, atau epilepsi.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan metronidazole supositoria jika sedang menderita kelainan genetik tertentu, seperti sindrom Cockayne; penyakit liver; atau kelainan darah, misalnya trombositopenia, hemofilia, atau anemia tipe apa pun.
- Informasikan kepada dokter jika sedang menderita penyakit ginjal atau sedang menjalani cuci darah.
- Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau sedang menyusui.
- Informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang digunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda atau anak sedang menggunakan metronidazole supositoria jika direncanakan untuk menjalani operasi atau pemeriksaan medis apa pun.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan metronidazole supositoria sampai 3 hari setelah pengobatan selesai. Tujuannya adalah untuk mencegah timbulnya mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, sensasi panas di area wajah dan leher (hot flashes), dan jantung berdebar kencang.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan setelah memakai metronidazole supositoria. Obat ini bisa menyebabkan pusing, vertigo, dan penglihatan kabur sementara waktu. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Segera ke dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan metronidazole supositoria.
Dosis dan Aturan Pakai Metronidazole Supositoria
Metronidazole supositoria digunakan dalam pengobatan infeksi bakteri anaerob. Obat ini juga digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri anaerob pascaoperasi, seperti operasi usus buntu.
Contoh penyakit akibat infeksi bakteri anaerob antara lain:
- Abses
- Pneumonia
- Penyakit usus buntu (apendisitis)
- Peritonitis
- Periodontitis
- Sinusitis
- Tetanus
Dalam satu supositoria, terkandung 1.000 mg metronidazole. Berikut adalah dosis metronidazole supositoria berdasarkan tujuan penggunaannya:
Tujuan: Mengobati infeksi bakteri anaerob
- Dewasa dan anak usia ≥10 tahun: 1.000 mg (1 supositoria), tiap 8 jam, selama 3 hari. Dosis dikurangi menjadi 1.000 mg tiap 12 jam jika pengobatan perlu dilanjutkan lebih dari 3 hari.
- Anak usia 5–9 tahun: Dosis 500 mg (½ supositoria), tiap 8 jam, selama 3 hari. Dosis dikurangi menjadi 500 mg (½ supositoria) tiap 12 jam, sampai metronidazole tablet atau suspensi bisa diberikan.
Tujuan: Mencegah terjadinya infeksi bakteri anaerob pascaoperasi
- Dewasa dan anak usia ≥10 tahun: Dosis 1.000 mg (1 supositoria), diberikan 2 jam sebelum operasi. Dosis diulang tiap 8 jam sampai metronidazole tablet atau suspensi bisa diberikan, maksimal hari ke-7 pengobatan.
- Anak usia 5–9 tahun: Dosis 500 mg (½ supositoria), diberikan 2 jam sebelum operasi. Dosis diulang tiap 8 jam sampai metronidazole tablet atau suspensi bisa diberikan.
Cara Menggunakan Metronidazole supositoria dengan Benar
Pastikan untuk menggunakan metronidazole supositoria sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan. Jangan menggunakan obat ini lebih dari yang dianjurkan tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah panduan penggunaan metronidazole supositoria:
- Cuci dan keringkan tangan sebelum dan sesudah menggunakan metronidazole supositoria.
- Jika perlu membelah supositoria untuk mendapatkan dosis yang tepat, potonglah obat ini secara memanjang (ujung ke ujung), bukan melintang di tengahnya.
- Untuk menggunakan obat ini, posisikan tubuh berbaring menyamping ke arah kiri. Setelah itu, tekuk kaki kanan ke arah dada. Jika Anda kidal, lakukan dengan arah sebaliknya.
- Dorong supositoria menggunakan jari hingga 1 ruas jari masuk ke dalam ke lubang anus. Pastikan untuk memasukkan bagian yang lancip terlebih dahulu.
- Tahan posisi selama 1–2 menit hingga supositoria mencair dan obat diserap oleh tubuh. Agar supositoria tidak keluar, kencangkan otot bokong.
- Simpan metronidazole supositoria di lemari pendingin serta jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Gunakanlah metronidazole supositoria secara rutin sesuai anjuran dokter. Jika lupa, segera pakai obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal pemakaian berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
- Lakukan kontrol sesuai jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan metronidazole supositoria, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap dan tes fungsi hati.
- Jangan menghentikan pengobatan meski gejala infeksi sudah membaik, kecuali atas instruksi dokter. Berhenti menggunakan metronidazole supositoria sebelum waktunya bisa menyebabkan infeksi kambuh dan sulit diobati karena resistensi antibiotik.
- Beri tahu dokter jika gejala infeksi belum membaik atau makin parah meski metronidazole sudah habis digunakan. Untuk memastikan kondisi dan mendapat penanganan yang cepat, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter.
- Simpan metronidazole supositoria di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan pakai metronidazole supositoria yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Interaksi Metronidazole supositoria dengan Obat Lain
Penggunaan metronidazole supositoria bersama obat-obatan tertentu bisa menimbulkan interaksi antarobat. Efek interaksi yang terjadi meliputi:
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung dan torsade de pointes jika digunakan bersama amiodarone
- Peningkatan risiko timbulnya gejala psikosis, seperti linglung, delusi, atau halusinasi, jika digunakan dengan disulfiram
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan bila digunakan bersama antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan dengan lithium
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari metronidazole jika digunakan bersama cimetidine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari ciclosporin, busulfan, atau fluorouracil
- Penurunan efektivitas metronidazole jika digunakan dengan phenytoin atau phenobarbital
Agar terhindar dari efek interaksi yang tidak diinginkan, mintalah saran dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama metronidazole supositoria.
Efek Samping dan Bahaya Metronidazole supositoria
Penggunaan metronidazole supositoria dapat menyebabkan perubahan warna urine menjadi lebih gelap. Efek samping ini tidak berbahaya dan akan hilang setelah pengobatan selesai.
Selain itu, efek samping yang bisa timbul akibat penggunaan metronidazole supositoria adalah:
- Iritasi, seperti gatal dan perih di sekitar anus
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Sembelit atau malah diare
- Rasa logam di mulut
- Hilang nafsu makan
Segera hubungi dokter melalui Chat Bersama Dokter jika muncul alergi obat atau efek samping yang mengganggu, termasuk:
- Gangguan pendengaran, seperti telinga berdenging (tinnitus)
- Lidah terasa seperti berbulu
- Gejala gangguan liver, seperti nyeri di perut kanan atas, urine keruh atau berwarna gelap, tinja berwarna pucat seperti dempul, kulit dan bagian putih mata berwarna kekuningan
- Ruam kulit mengelupas disertai dengan luka lepuh di bibir, mulut, atau mata, yang dibarengi demam
- Nyeri berat di perut yang menjalar sampai ke punggung
- Leher kaku yang disertai demam
- Muncul halusinasi, linglung, kesulitan bicara
Bila timbul keluhan di atas, terutama yang tidak membaik atau makin parah, segeralah ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapat pertolongan medis secepatnya.