Panadol adalah obat yang bermanfaat untuk menurunkan demam serta meredakan nyeri, seperti sakit kepala, sakit gigi, atau sakit pada otot. Beberapa varian Panadol juga dapat meredakan gejala flu, seperti hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk tidak berdahak.

Semua varian Panadol mengandung paracetamol sebagai bahan aktif utama. Namun, ada juga varian Panadol yang mengandung bahan aktif lain, seperti dextromethorphan, phenylephrine, dan pseudoephedrin, untuk mengatasi keluhan selain nyeri atau demam.

Panadol - alodokter

 

Varian Panadol

Panadol tersedia dalam beberapa varian yang dijual bebas di pasaran, yaitu: 

Panadol Biru (Reguler)

Panadol Biru bermanfaat untuk meredakan nyeri, seperti sakit kepala, sakit gigi, dan nyeri otot, serta menurunkan demam. Tiap kaplet Panadol Biru mengandung 500 mg paracetamol.

Panadol Hijau (Cold & Flu)

Panadol Hijau bermanfaat untuk meredakan hidung tersumbat, batuk tidak berdahak, serta demam yang disebabkan oleh flu. Tiap kaplet Panadol Cold & Flu mengandung 500 mg paracetamol, 30 mg pseudoephedrine HCl, dan 15 mg dextromethorphan HBr. 

Panadol Hijau-Merah (Flu & Batuk)

Panadol Flu & Batuk bermanfaat untuk meredakan gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin yang disertai batuk tidak berdahak. Tiap kaplet Panadol Flu & Batuk mengandung 500 mg paracetamol, 5 mg phenylephrine HCl, dan 15 mg dextromethorphan.

Panadol Merah (Extra)

Panadol merah bermanfaat untuk meredakan sakit kepala, sakit gigi, sakit pada otot, dan nyeri yang mengganggu, serta menurunkan demam. 

Tiap kaplet Panadol Extra mengandung 500 mg paracetamol dan 65 mg kafein. Kandungan kafein di dalam varian produk Panadol ini dapat meningkatkan efek antinyeri paracetamol sehingga bisa meredakan nyeri yang lebih berat.

Apa Itu Panadol

Bahan aktif Paracetamol, dextromethorpan, phenylephrine, pseudoephedrine, kafein
Golongan Obat bebas dan obat bebas terbatas
Kategori Analgesik & antipiretik
Manfaat Meredakan demam, gejala flu, sakit kepala, dan sakit gigi
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak
Bentuk obat Kaplet

Panadol untuk Ibu Hamil dan Menyusui

Khusus bagi ibu hamil dan menyusui, perhatikan kategori kehamilan dan menyusui dari masing-masing jenis Panadol sebelum mengonsumsi obat ini. Berikut adalah penjelasannya: 

Jenis Panadol Kategori Kehamilan 
Panadol Biru Kategori B: Studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi hal ini tidak terkonfirmasi dengan data yang didapatkan dari studi terkontrol pada ibu hamil. 
Jika Anda sedang hamil, konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan obat ini.
Panadol Merah
Panadol Hijau
Panadol Flu & Batuk 
Kategori C: Belum ada cukup bukti dari studi pada binatang percobaan maupun manusia yang menjelaskan keamanan obat terhadap ibu hamil maupun janin. 
Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil kecuali jika disarankan oleh dokter.
Hindari konsumsi Panadol Cold and Flu pada trimester pertama kehamilan. 
Kandungan pseudoephedrine dalam obat ini diduga dapat menyebabkan gastroschisis dan kelainan lahir pada bayi.

Panadol Biru aman bila digunakan oleh ibu menyusui selama sesuai dengan aturan pakai dan dosis yang dianjurkan.

Bila Anda sedang menyusui, konsultasikan ke dokter terlebih dahulu mengenai penggunaan Panadol Merah, Panadol Biru, serta Panadol Batuk dan Flu.

Peringatan sebelum Mengonsumsi Panadol

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menggunakan Panadol, yaitu:

  • Jangan mengonsumsi Panadol jika Anda alergi terhadap paracetamol atau kandungan lain dalam produk ini.
  • Jangan mengonsumsi Panadol melebihi dosis yang dianjurkan atau meminumnya bersama obat lain yang juga mengandung paracetamol untuk menghindari overdosis dan gangguan fungsi hati.
  • Jangan mengonsumsi Panadol varian apa pun jika Anda memiliki penyakit liver yang berat. Konsultasikan ke dokter jika Anda menderita penyakit ginjal,  kecanduan alkohol, defisiensi G6PD, malnutrisi kronis, atau gangguan fungsi hati ringan maupun penyakit liver, seperti hepatitis.
  • Hindari konsumsi Panadol Flu & Batuk serta Panadol Cold & Flu bila Anda menderita batuk yang disebabkan oleh asma atau emfisema.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Panadol Flu & Batuk atau Panadol Cold & Flu jika Anda memiliki asma, PPOK, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, epilepsi, diabetes, glaukoma, tumor kelenjar adrenal, hipertiroidisme, dan gangguan berkemih atau pembesaran prostat.
  • Konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan Panadol Extra jika Anda menderita tukak lambung.
  • Hindari konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, dan minuman energi, saat mengonsumsi Panadol Extra.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Panadol Extra jika Anda memiliki gangguan kecemasan, insomnia, kejang, tekanan darah tinggi, atau gangguan irama jantung.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau overdosis setelah mengonsumsi Panadol.

Dosis dan Aturan Pakai Panadol

Dosis pemakaian Panadol tergantung pada varian obatnya. Berikut adalah rincian dosis berbagai varian Panadol berdasarkan usia pasien:

Panadol Biru (Regular)

  • Dewasa: 1–2 kaplet, 3–4 kali sehari, maksimal 8 kaplet per hari.
  • Anak usia 6–11 tahun: ½–1 kaplet, 3–4 kali sehari, maksimal 4 kaplet sehari.

Panadol Merah (Extra)

  • Dewasa: 1 kaplet, 3–4 kali sehari, maksimal 8 kaplet per hari.

Panadol Hijau (Cold & Flu) dan Panadol Flu & Batuk

  • Dewasa: 1 kaplet 3 kali sehari (tiap 4–6 jam), maksimal 8 kaplet per hari.

Penting untuk diketahui, jangan memberikan Panadol Extra, Panadol Cold and Flu, atau Panadol Flu & Batuk kepada anak usia di bawah 12 tahun tanpa persetujuan dokter.

Cara Mengonsumsi Panadol dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi Panadol. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa seizin dokter.

Agar efek pengobatan maksimal, perhatikan langkah-langkah mengonsumsi Panadol dengan benar berikut ini:

  • Telan kaplet Panadol dengan bantuan air putih.
  • Seluruh varian Panadol dapat dikonsumsi sebelum atau setelah makan. Namun, disarankan untuk meminumnya setelah makan untuk menghindari sakit perut.
  • Hentikan penggunaan Panadol Biru atau Panadol Merah dan konsultasikan ke dokter jika demam yang dialami tidak kunjung mereda setelah 2 hari atau nyeri tidak berkurang setelah 5 hari.
  • Hentikan penggunaan Panadol Hijau atau Panadol Flu & Batuk dan periksakan diri ke dokter jika gejala flu tidak membaik setelah 3 hari.
  • Jika Anda lupa mengonsumsi Panadol, minumlah obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah mendekati jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis.
  • Simpan Panadol di tempat yang kering dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Panadol dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi antarobat yang bisa terjadi jika obat dengan kandungan paracetamol digunakan dengan obat lain, yaitu:

  • Penurunan penyerapan dan efektivitas paracetamol jika digunakan dengan cholestyramine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping paracetamol jika digunakan dengan metoclopramide dan domperidone
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan phenobarbital
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan probenecid atau isoniazid
  • Penurunan efektivitas lamotrigine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping chloramphenicol atau busulfan

Untuk menghindari efek interaksi antarobat yang tidak diinginkan, diskusikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal bersamaan dengan Panadol.

Efek Samping dan Bahaya Panadol

Kandungan paracetamol dalam Panadol jarang menyebabkan efek samping, kecuali jika dikonsumsi berlebihan atau dalam jangka panjang. 

Namun, kandungan phenylephrine, pseudoephedrine, atau dextromethorphan pada beberapa varian Panadol dapat menyebabkan efek samping, seperti:

  • Pusing atau sakit kepala
  • Sulit tidur (insomnia)
  • Sakit perut
  • Diare 
  • Mulut, hidung, atau tenggorokan kering
  • Gelisah, cemas, atau mudah marah

Konsultasikan dengan dokter jika efek samping di atas tidak segera mereda atau justru memberat. Anda perlu segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Nyeri dada
  • Detak jantung tidak teratur
  • Pusing yang parah atau merasa seperti akan pingsan
  • Kejang 
  • Linglung atau halusinasi
  • Urine berwarna gelap
  • Sulit buang air kecil
  • Tubuh mudah lelah 
  • Hilang nafsu makan
  • Kulit dan putih mata menguning atau penyakit kuning
  • Reaksi kulit parah yang disebut Sindrom Stevens-Johnson