Vincristine adalah obat kemoterapi yang digunakan dalam penanganan berbagai jenis kanker. Vincristine umumnya dikombinasikan dengan obat kemoterapi lainnya untuk menangani kanker darah pada orang dewasa serta beberapa jenis kanker pada anak.

Vincristine bekerja dengan cara menghambat pembelahan sel sehingga pertumbuhan sel kanker dalam tubuh dapat diperlambat atau dihentikan. Pada orang dewasa, obat ini dapat digunakan untuk mengatasi kanker getah bening (limfoma), tumor otak, kanker paru-paru, atau kanker darah, seperti leukemia mieloblastik akut.

Vincristine

Sementara pada anak-anak, vincristine dapat digunakan untuk mengatasi tumor Wilms (kanker pada ginjal), neuroblastoma (kanker pada sel saraf), atau rhabdomyosarcoma (kanker pada otot).

Merek dagang vincristine: Rasteo, Vincristine, Vincristine Sulfate, DBL Vincristine Sulfate, dan Vistin.

Apa Itu Vincristine

Golongan Obat kemoterapi
Kategori Obat resep
Manfaat Mengobati beberapa jenis kanker
Digunakan oleh Anak hingga dewasa
Vincristine untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Vincristine untuk ibu menyusui Semua obat kemoterapi diduga dapat mengubah struktur kimia dari ASI sehingga tidak boleh digunakan pada ibu menyusui.
Bentuk obat Cairan suntik atau infus

Peringatan sebelum Menggunakan Vincristine

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan vincristine, yaitu:

  • Beri tahu dokter perihal riwayat alergi Anda. Vincristine tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menderita penyakit Charcot-Marie-Tooth, atau sedang menjalani radioterapi.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami gangguan pada saraf atau otot, seperti lemah otot, nyeri yang tajam atau seperti kesetrum, kesemutan, atau mati rasa.
  • Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter perihal penggunaan vincristine jika Anda sedang atau pernah menderita asam urat tinggi, batu ginjal, penyakit liver, obstruksi usus, penyakit jantung, hipertensi, kelainan darah, gangguan pernapasan, atau penyakit infeksi, seperti cacar air atau herpes zoster.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami sembelit parah akibat penggunaan vincristine sebelumnya.
  • Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana hamil, atau sedang dalam masa menyusui.
  • Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menjalani pengobatan dengan vincristine. Konsultasikan dengan dokter mengenai alat kontrasepsi yang paling efektif untuk Anda selama menjalani kemoterapi dengan vincristine.
  • Informasikan kepada dokter perihal obat lain yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi interaksi antarobat.
  • Jangan mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan jika timbul pusing, kelelahan, atau mati rasa di tangan atau kaki setelah menerima suntik vincristine. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
  • Jangan menjalani vaksinasi selama menggunakan vincristine, kecuali atas persetujuan dokter. Hindari berada dekat dengan orang yang baru saja menjalani vaksinasi, seperti vaksin influenza atau vaksin MMR.
  • Sebisa mungkin hindari kontak erat dengan penderita penyakit infeksi, seperti flu, cacar air, atau campak. Penggunaan vincristine membuat tubuh mudah mengalami penyakit infeksi.
  • Segera lapor dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menerima vincristine suntik.

Dosis dan Aturan Pakai Vincristine

Dosis vincristine suntik yang diberikan dokter akan disesuaikan dengan kondisi dan respons pasien terhadap pengobatan, serta protokol kemoterapi berdasarkan jenis kanker. Secara umum, dosis vincristine untuk orang dewasa atau anak adalah:

Anak-anak

Dosis anak dengan berat badan ≤10 kg adalah 0,05 mg/kgBB, 1 kali seminggu. Dosis selanjutnya disesuaikan dengan tingkat toleransi pasien terhadap obat. Selain dengan berat badan, dosis anak-anak juga bisa disesuaikan menurut luas permukaan tubuh dengan dosis 1,5–2 mg/m2, 1 kali seminggu.

Dewasa

Untuk pasien dewasa, dosisnya adalah 1.4–1.5 mg/m2 luas permukaan tubuh, 1 kali seminggu. Dosis maksimal adalah 2 mg per minggu.

Cara Menggunakan Vincristine dengan Benar

Vincristine hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis dalam pengawasan dokter. Obat ini disuntikkan ke dalam pembuluh darah vena di tangan atau lengan atau melalui infus.

Berikut beberapa yang perlu Anda perhatikan dalam pemberian vincristine:

  • Segera laporkan ke dokter atau petugas medis jika muncul nyeri, rasa terbakar, atau benjolan pada area yang dipasang infus.
  • Perbanyak minum air putih selama menjalani pengobatan dengan vincristine guna mencegah terjadinya gangguan fungsi ginjal.
  • Hindari benturan dan jauhi segala kegiatan yang berisiko menimbulkan cedera agar tidak terjadi perdarahan.
  • Konsumsilah sayuran dan buah-buahan untuk mencegah konstipasi selama menjalani terapi dengan vincristine. Konsultasikan dengan dokter jika Anda tidak bisa buang air besar selama lebih dari 3 hari setelah penyuntikkan vincristine.
  • Segera hubungi dokter jika Anda melewatkan jadwal pemberiaan vincristine.
  • Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan vincristine, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap dan tes fungsi hati secara berkala.

Interaksi Vincristine dengan Obat Lain

Vincristine bisa berinteraksi dengan obat-obatan tertentu dan menimbulkan efek berikut:

  • Peningkatan risiko terjadinya penggumpalan darah jika digunakan bersama tamoxifen
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang fatal dari vincristine jika digunakan bersama L-asparaginase atau ganciclovir
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa gangguan pada pendengaran dan sel saraf jika digunakan bersama obat kemoterapi berbasis platinum, seperti cisplatin
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan saraf jika digunakan dengan isoniazid, itraconazole, voriconazole, atau nifedipine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang berat jika digunakan bersama antibiotik jenis makrolida, seperti azithromycin dan erythromycin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat etoposide
  • Penurunan produksi sel darah pada sumsum tulang (efek myelotoxicity) jika digunakan bersama zidovudine
  • Penurunan efektivitas obat antiepilepsi, tablet digoxin, atau verapamil
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari vincristine jika digunakan bersama miconazole
  • Peningkatan risiko timbulnya penyakit infeksi akibat menurunnya efektivitas vaksin tertentu, seperti vaksin BCG, vaksin influenza, vaksin campak, atau vaksin tifoid

Sebelum menggunakan vincristine bersama obat lain, sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dahulu guna menghindari efek interaksi yang merugikan.

Efek Samping dan Bahaya Vincristine

Efek samping yang dapat timbul akibat penggunaan vincristine antara lain:

Beri tahu dokter jika efek samping tersebut tidak membaik atau malah bertambah parah. Untuk mendapat respons yang cepat, berkonsultasilah melalui layanan Chat Bersama Dokter. Melalui chat, dokter akan mengevaluasi kondisi Anda dan memberikan penanganan yang tepat untuk meredakan efek samping.

Segera ke dokter bila penggunaan vincristine menimbulkan reaksi alergi obat atau efek samping yang berat, termasuk:

  • Gejala infeksi, seperti demam, menggigil, batuk, atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh
  • Gejala gangguan hati, seperti urine berwarna pekat, nyeri perut yang berat atau hilang timbul, warna tinja pucat seperti dempul, warna kulit dan bagian putih pada mata menjadi kekuningan (penyakit kuning)
  • Linglung, depresi, atau muncul halusinasi
  • Gejala gangguan ginjal, seperti nyeri saat buang air kecil, buang air kecil lebih jarang dari biasanya, urine yang keluar makin sedikit atau malah tidak keluar sama sekali
  • Gangguan keseimbangan atau gangguan koordinasi gerak tubuh sehingga mudah terjatuh atau kesulitan berjalan
  • Nyeri tajam, kesemutan, atau mati rasa pada tangan dan kaki
  • Suara serak dan kesulitan berbicara
  • Gangguan penglihatan yang menetap, termasuk tidak bisa melihat secara tiba-tiba
  • Gangguan pendengaran yang menetap atau makin parah
  • Sering memar tanpa sebab atau perdarahan dari bagian tubuh manapun yang sulit berhenti
  • Nyeri dada seperti tertekan, yang menjalar ke bahu, lengan, dan rahang

Dengan fitur Booking Dokter di aplikasi ALODOKTER, Anda bisa langsung membuat janji temu berdasarkan lokasi, jadwal praktik, dan ulasan dari pengguna lain.