Cataflam adalah obat yang bermanfaat untuk meredakan gejala nyeri dan radang sendi akibat rheumatoid arthritis, osteoarthritis, atau spondilitis ankilosa. Obat ini juga bisa digunakan untuk nyeri haid, migrain, atau nyeri setelah operasi.

Cataflam mengandung bahan aktif diclofenac. Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase (COX) yang berfungsi memproduksi prostaglandin. Jika prostaglandin berkurang, gejala nyeri dan peradangan juga akan berkurang.

Cataflam

Produk Cataflam

Ada lima varian produk Cataflam yang tersedia di Indonesia, yaitu:

1. Cataflam 25 mg

Tiap tablet salut gula Cataflam 25 mg mengandung 25 mg kalium diclofenac.

2. Cataflam 50 mg

Tiap tablet salut gula Cataflam 50 mg mengandung 50 mg kalium diclofenac.

3. Cataflam Fast

Tiap 1 saset Cataflam Fast mengandung 50 mg kalium diclofenac. Obat ini berbentuk sirup kering.

4. Cataflam D

Tiap tablet dispersible Cataflam D mengandung 46,5 mg diclofenac.

5. Cataflam Oral Drops (tetes)

Tiap 1 ml Cataflam Oral Drops mengandung 15 mg natrium diclofenac.

Apa Itu Cataflam

Bahan aktif Natrium diklofenak atau kalium diklofenak
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Meredakan nyeri dan peradangan
Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak usia >12 tahun
Cataflam untuk ibu hamil Kehamilan trimester 1 dan 2
Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping diclofenac terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kehamilan trimester 3
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Cataflam untuk ibu menyusui Cataflam dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan produk ini jika Anda sedang menyusui.
Bentuk obat Tablet, sirup kering, dan drops

Peringatan sebelum Mengonsumsi Cataflam

Cataflam hanya boleh digunakan sesuai resep dokter. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Cataflam:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergiyang Anda miliki. Cataflam tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini, aspirin, atau obat antiinflamasi nonsteroid lain.
  • Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memberikan Cataflam kepada anak usia di bawah 18 tahun.
  • Jangan mengonsumsi Cataflam jika Anda baru saja atau akan menjalani prosedur operasi bypass jantung.
  • Beri tahu dokter jika menderita penyakit jantung, gagal jantung, hipertensi, maupun riwayat serangan jantung atau stroke.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengalami perdarahan saluran cerna, gangguan perdarahan, anemia, atau porfiria.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita tukak lambung, kolitis,  penyakit Crohn, lupus, diabetes, penyakit hati, penyakit ginjal, edema, angioedema, polip hidung, rhinitis, asma, atau penyakit paru obstruktif kronis.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Cataflam, karena obat ini bisa menyebabkan pusing, kantuk, atau penglihatan kabur.
  • Hindari mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok saat menjalani pengobatan dengan Cataflam, karena dapat menyebabkan efek samping yang berbahaya.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
  • Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan Cataflam sebelum menjalani operasi atau tindakan medis, termasuk operasi gigi.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Cataflam.

Dosis dan Aturan Pakai Cataflam

Dosis Cataflam yang diresepkan oleh dokter bisa berbeda-beda pada tiap pasien. Berikut adalah dosis umum Cataflam berdasarkan jenis produk dan kondisi pasien:

Cataflam tablet dan Cataflam D

Tujuan: Mengatasi nyeri secara umum atau yang disebabkan oleh radang sendi

  • Dewasa: Dosis awal harian 100–150 mg per hari yang dibagi menjadi 2–3 dosis.

Tujuan: Meredakan nyeri haid

  • Dewasa: Dosis awal 50–100 mg, tergantung pada derajat keparahan nyeri. Dosis harian umum adalah 50–150 mg, 2–3 kali sehari. Dosis maksimal 200 mg per hari.

Tujuan: Mengobati migrain

  • Dewasa: Dosis awal 50 mg, dapat ditambah 50 mg lagi jika migrain tidak membaik dalam waktu 2 jam. Jika masih diperlukan, dosis lanjutan 50 mg dapat diberikan dengan jarak minimal 4 jam setelah dosis terakhir. Dosis maksimal 200 mg per hari.

Cataflam Fast

Tujuan: Mengatasi nyeri secara umum, termasuk yang disebabkan oleh radang sendi

  • Dewasa dan anak usia 14 tahun ke atas: 50 mg, 1–2 kali sehari. Dosis tidak boleh melebihi 100 mg sehari.

Cataflam Oral Drops (tetes)

Tujuan: Mengatasi nyeri secara umum, termasuk yang disebabkan oleh radang sendi

  • Dewasa dan anak usia 14 tahun ke atas: 75–100 mg per hari yang dibagi menjadi 2–3 dosis. Dosis maksimal 150 mg per hari.
  • Anak usia 12–14 tahun: 12,5–25 mg, 4 kali sehari.

Cara Mengonsumsi Cataflam dengan Benar

Ikuti anjuran dokter dan baca petunjuk yang tertera pada kemasan sebelum mengonsumsi Cataflam. Jangan menambah atau mengurangi dosis Cataflam yang telah dianjurkan tanpa persetujuan dokter.

Cataflam dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, tetapi lebih baik sebelum makan. Untuk Cataflam Tablet, konsumsi obat dengan bantuan air putih. Jangan menghancurkan atau mengunyah tablet.

Cataflam Fast bentuk sirup kering dan Cataflam D bentuk tablet dispersible perlu dicampur air putih sebelum dikonsumsi. Campurkan obat dengan 30–60 ml air putih, kemudian minum seluruh campuran hingga habis.

Untuk Cataflam bentuk drops, kocok botol sebelum mengonsumsinya. Gunakan pipet khusus yang disertakan dalam kemasan obat agar dosisnya lebih akurat. Isi pipet sampai garis dosis yang dianjurkan, lalu teteskan ke dalam mulut.

Jika lupa menggunakan Cataflam, segera gunakan obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal penggunaan obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Konsumsi air putih yang cukup (kira-kira 2 liter per hari) selama mengonsumsi Cataflam untuk menghindari dehidrasi. Hal ini karena dehidrasi dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping diclofenac terhadap ginjal.

Cataflam sebaiknya hanya dikonsumsi ketika dibutuhkan atau selama ada nyeri. Jangan mengonsumsi Cataflam dalam jangka panjang, kecuali untuk kondisi yang kronis dan dengan arahan dari dokter. Konsultasikan dengan dokter jika nyeri belum membaik setelah menggunakan Cataflam selama 7 hari.

Simpan Cataflam dalam kemasannya di tempat yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Cataflam dengan Obat Lain

Beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika kandungan diclofenac dalam Cataflam digunakan bersama obat lain adalah:

  • Peningkatan risiko terjadinya perdarahan di saluran pencernaan jika digunakan bersama OAINS lain, pengencer darah, antidepresan SSRI, atau kortikosteroid
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada jantung dan pembuluh darah jika digunakan dengan digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia dan kerusakan ginjal bila digunakan bersama ACE inhibitor, diuretik, ciclosporin, atau tacrolimus
  • Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan bersama zidovudine
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping diclofenac bila digunakan bersama methotrexate, fenitoin, voriconazole, atau lithium.
  • Penurunan efektivitas diclofenac jika digunakan dengan colestipol atau cholestyramine

Efek Samping dan Bahaya Cataflam

Efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi Cataflam antara lain:

  • Sakit perut
  • Mual
  • Sensasi panas di ulu hati (heartburn)
  • Diare
  • Sembelit
  • Perut kembung
  • Sakit kepala
  • Kantuk
  • Pusing
  • Penglihatan kabur

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, seperti:

  • Gangguan pendengaran
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa
  • Tinja berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Nyeri dada kiri yang menjalar ke dagu atau lengan, mual, keringat dingin
  • Lemah atau mati rasa di satu sisi tubuh yang terjadi mendadak, sakit kepala, atau gangguan bicara mendadak
  • Gagal jantung, yang bisa ditandai dengan pembengkakan di tungkai atau kaki, dan mudah lelah atau sesak napas ketika beraktivitas
  • Gangguan ginjal, yang bisa ditandai dengan perubahan jumlah urine, serta urine berwarna merah muda atau berdarah.
  • Gangguan hati, yang bisa ditandai dengan nyeri di perut kanan atas, urine berwarna gelap, atau kulit dan bagian putih mata menguning
  • Perubahan suasana hati
  • Leher kaku yang tidak diketahui penyebabnya
  • Sulit atau nyeri saat menelan