Renadinac mengandung diclofenac sodium yang berguna untuk meredakan nyeri. Renadinac umumnya digunakan untuk meredakan sakit akibat radang sendi. Namun, obat ini juga bermanfaat untuk meredakan nyeri haid, sakit gigi, atau nyeri setelah operasi.

Kandungan diclofenac dalam Renadinac memiliki efek antiradang sekaligus analgetik-antipiretik. Obat ini mampu menghambat enzim cyclooxygenase yang bertugas memproduksi prostaglandin. Ketika produksi prostaglandin terhambat, gejala peradangan, termasuk nyeri dan bengkak, akan berkurang.

Renadinac-Alodokter

Dokter dapat meresepkan Renadinac sebagai obat radang sendi untuk penderita rheumatoid arthritis, asam urat, osteoarthritis, atau spondilitis ankilosa. Untuk nyeri selain radang sendi, obat ini biasanya baru digunakan ketika nyeri yang dirasakan tergolong berat.

Renadinac tersedia dalam bentuk tablet salut enterik 25 mg dan 50 mg. Renadinac bukan obat bebas sehingga Anda perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk mendapatkannya.

Apa Itu Renadinac

Bahan aktif Diclofenac sodium
Golongan Obat resep
Kategori Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Manfaat Meredakan nyeri dan peradangan
Digunakan oleh Dewasa dan remaja usia ≥14 tahun
Diclofenac di dalam Renadinac untuk ibu hamil dan menyusui Kehamilan trimester 1 dan 2
Kategori C: Studi pada binatang percobaan dan manusia telah memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kehamilan trimester 3 dan menjelang persalinan
Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Diclofenac sodium aman dikonsumsi oleh ibu menyusui, kecuali jika bayi mengalami penyakit kuning. Bila ragu, konsultasikan dengan dokter terkait penggunaan obat ini selama menyusui.
Bentuk obat Tablet

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Renadinac

Renadinac tidak boleh digunakan sembarangan dan harus sesuai dengan anjuran dokter. Berikut adalah hal yang perlu Anda perhatikan sebelum mengonsumsi Renadinac:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang dimiliki. Renadinac tidak boleh diminum oleh orang yang alergi terhadap kandungan di dalamnya.
  • Jangan mengonsumsi Renadinac jika baru saja atau akan menjalani prosedur operasi bypass jantung.
  • Jangan minum Renadinac jika memiliki riwayat serangan asma atau alergi berat setelah mengonsumsi aspirin maupun obat OAINS lainnya.
  • Beri tahu dokter jika pernah atau sedang menderita tukak lambung, perdarahan saluran cerna, penyakit Crohn, kolitis ulseratif, lupus, anemia, porfiria, penyakit liver, penyakit ginjal, atau polip hidung.
  • Informasikan kepada dokter jika memiliki penyakit jantung, hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, edema, atau riwayat serangan jantung maupun stroke.
  • Jangan merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol selama minum obat yang mengandung diclofenac karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Renadinac jika Anda merokok atau mengalami kecanduan alkohol.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Renadinac sebelum menjalani operasi atau pemeriksaan medis apa pun.
  • Beri tahu dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui. Obat yang mengandung diclofenac, seperti Renadinac, tidak boleh digunakan pada trimester ketiga kehamilan karena berisiko menyebabkan komplikasi kehamilan atau gangguan ginjal pada janin.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah mengonsumsi Renadinac. Hal ini karena kandungan Renadinac bisa menyebabkan pusing, kantuk, atau penglihatan kabur.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal konsumsi Renadinac jika sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari efek interaksi obat.
  • Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Renadinac.

Dosis dan Aturan Pakai Renadinac

Dosis Renadinac yang diberikan dokter kepada tiap pasien bisa berbeda, tergantung pada usia pasien dan kondisi yang ditangani.

Berikut ini adalah rekomendasi dosis diclofenac sodium yang terkandung dalam Renadinac:

Kondisi: Radang sendi, seperti termasuk osteoarthritis atau rheumatoid arthritis

  • Dewasa: 50 mg, 3 kali sehari.
  • Anak usia >14 tahun: 25 mg 3 kali sehari atau 50 mg 2 kali sehari.

Kondisi: Nyeri secara umum atau nyeri setelah operasi

  • Dewasa: 100 mg, 1 kali. Bisa dilanjutkan sebanyak 50 mg setiap 8 jam jika masih diperlukan.

Kondisi: Spondilitis ankilosa

  • Dewasa: 25 mg, 4–5 kali sehari.

Kondisi: Dismenore

  • Dewasa: 50–100 mg, maksimal 150 mg per hari di bagi dalam beberapa kali jadwal konsumsi. Lama penggunaan 1–5 hari.

Cara Mengonsumsi Renadinac dengan Benar

Ikuti instruksi dokter dan bacalah informasi pada kemasan obat sebelum minum Renadinac. Jangan menambah dosis dan menggunakan obat ini melebihi jangka waktu yang dianjurkan dokter.

Konsumsilah Renadinac tablet saat makan atau segera setelah makan. Telan tablet Renadinac dengan segelas air putih tanpa dikunyah, dibelah, atau dihancurkan terlebih dahulu. Jangan berbaring setelah minum obat ini, setidaknya sampai 10 menit.

Jika lupa mengonsumsi Renadinac, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal konsumsi berikutnya, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.

Renadinac tidak untuk dikonsumsi dalam jangka panjang, kecuali untuk kondisi yang kronis dan disertai arahan dari dokter. Konsultasikan dengan dokter jika nyeri belum membaik setelah mengonsumsi Renadinac selama 10 hari.

Simpan Renadinac di tempat bersuhu ruangan, kering, dan terhindar dari sinar matahari langsung, serta jauh dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Renadinac dengan Obat Lain

Diclofenac yang terkandung dalam Renadinac dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersama obat-obat tertentu. Efek yang bisa terjadi antara lain:

  • Peningkatan risiko terjadi perdarahan, termasuk perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) lain, obat antikoagulan, antidepresan jenis SSRI, atau kortikosteroid
  • Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia, yaitu tingginya kadar kalium di dalam darah, jika digunakan dengan obat diuretik hemat kalium, ciclosporin, maupun tacrolimus
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama ciclosporin atau tacrolimus
  • Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan obat quinolone
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat phenytoin, methotrexate, lithium, atau digoxin
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping diclofenac jika digunakan dengan fluconazole, imatinib, atau amiodarone
  • Peningkatan risiko terjadinya keracunan darah jika digunakan dengan zidovudine
  • Penurunan efektivitas obat hipertensi, seperti ACE inhibitor atau penghambat beta
  • Penurunan penyerapan diclofenac jika digunakan bersamaan atau dalam waktu yang dekat dengan colestipol atau cholestyramine
  • Penurunan kadar dan efektivitas diclofenac jika digunakan bersama rifampicin

Untuk mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan Renadinac bersama obat-obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Renadinac

Mengingat Renadinac mengandung diclofenac, efek samping yang bisa timbul setelah minum obat ini adalah:

  • Sakit perut
  • Rasa panas di dada (heartburn)
  • Mual atau kembung
  • Diare atau sembelit
  • Pusing, kantuk, atau sakit kepala
  • Penglihatan kabur

Periksakan diri ke dokter jika keluhan di atas tidak membaik atau makin berat. Segera cari pertolongan medis apabila mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi Renadinac, atau muncul efek samping serius berikut ini:

  • Perdarahan saluran cerna, yang gejalanya berupa buang air besar berdarah, batuk darah, atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
  • Gejala serangan jantung, meliputi nyeri dada kiri yang menjalar ke dagu atau lengan, mual, dan keringat dingin
  • Gejala stroke, seperti lemah atau mati rasa di satu sisi tubuh yang terjadi mendadak, sakit kepala, atau gangguan bicara mendadak
  • Gagal jantung, yang gejalanya meliputi pembengkakan di tungkai atau kaki, dan mudah lelah atau sesak napas ketika beraktivitas
  • Gejala gangguan ginjal, antara lain jumlah urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali, serta urine berwarna merah muda atau berdarah
  • Gangguan fungsi hati, yang bisa ditandai dengan keluhan nyeri di perut kanan atas, urine berwarna gelap, atau kulit dan bagian putih mata menguning
  • Gangguan pendengaran, misalnya telinga berdenging
  • Memar atau perdarahan yang tidak biasa
  • Perubahan suasana hati yang drastis
  • Leher kaku yang tidak diketahui penyebabnya
  • Sulit atau nyeri saat menelan