Carbamazepine adalah obat untuk mengontrol dan mencegah terjadinya kejang akibat epilepsi. Carbamazepine juga digunakan dalam pengobatan gangguan bipolar dan nyeri di wajah akibat gangguan saraf trigeminal.  

Carbamazepine masuk dalam daftar obat antikonvulsan (antikejang) generasi pertama. Obat ini bekerja dengan cara menekan aktivitas listrik yang tidak normal di otak dan sistem saraf. Cara kerja obat ini mampu mengendalikan kejang, termasuk kejang saat tidur dan meredakan nyeri saraf.

Carbamazepine

Carbamazepine juga dikenal sebagai mood stabilizers. Obat ini dapat membantu mengurangi frekuensi munculnya gejala gangguan bipolar dan membuat suasana hati penderita bipolar lebih stabil.

Merek dagang carbamazepine: Bamgetol, Carbamazepine, Tegretol, dan Tegretol CR.

Apa Itu Carbamazepine

Golongan  Obat resep
Kategori  Antikonvulsan dan antimania
Manfaat Mengatasi dan mengurangi kambuhnya kejang pada penderita epilepsi
Meredakan nyeri pada wajah akibat gangguan saraf trigeminal atau disebut juga trigeminal neuralgia
Meredakan nyeri pada tenggorokan, lidah, atau telinga akibat gangguan saraf (glossopharyngeal neuralgia)
Meredakan gejala gangguan bipolar yang tidak bisa diobati dengan lithium
Digunakan oleh Dewasa dan anak usia ≥6 tahun
Carbamazepine untuk ibu hamil Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa.
Carbamazepine untuk ibu menyusui Carbamazepine umumnya aman untuk ibu menyusui selama digunakan sesuai arahan dokter.
Beri tahu dokter jika bayi enggan menyusu atau mengalami gejala penyakit kuning selama Anda menjalani pengobatan dengan carbamazepine.
Bentuk obat Tablet, tablet lepas lambat

Peringatan Sebelum Menggunakan Carbamazepine

Carbamazepine tidak boleh digunakan sembarangan. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan carbamazepine:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Carbamazepine tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini, atau obat lain yang tergolong antikonvulsan atau obat antidepresan trisiklik.
  • Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menderita blok jantung (atrioventricular block) atau pernah mengalami gangguan sumsum tulang, seperti neutropenia atau trombositopenia. Carbamazepine tidak boleh digunakan oleh orang dengan kondisi tersebut.
  • Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang atau pernah menderita penyakit ginjal, penyakit liver, hiponatremia, glaukoma, porfiria, anemia, diabetes, atau penyakit jantung, termasuk aritmia.
  • Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan carbamazepine jika terdapat depresi atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
  • Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
  • Gunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama menggunakan carbamazepine sampai 2 minggu setelah selesai pengobatan. Obat ini dapat membahayakan janin jika Anda hamil.
  • Diskusikan dengan dokter mengenai alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama menjalani pengobatan dengan carbamazepine. Obat ini bisa menurunkan efektivitas kontrasepsi hormonal, seperti pil KBsuntik KBKB spiral, atau susuk KB.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Ini penting untuk menghindari terjadinya interaksi antarobat yang tidak diinginkan
  • Informasikan kepada dokter bahwa Anda sedang menggunakan carbamazepine jika direncanakan untuk menjalani operasi atau pemeriksaan medis apa pun.
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan carbamazepine agar tidak timbul efek samping.
  • Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan setelah minum carbamazepine. Obat ini bisa menyebabkan pusing, kantuk, dan penglihatan buram. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
  • Jangan terlalu lama terpapar sinar matahari selama menggunakan carbamazepine. Obat ini dapat menyebabkan kulit gampang mengalami sunburn. Gunakanlah tabir surya dan kenakan baju yang tertutup jika hendak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
  • Segera ke dokter jika timbul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi carbamazepine.

Dosis dan Aturan Pakai Carbamazepine

Dosis carbamazepine yang diberikan oleh dokter bisa berbeda terganting usia pasien dan kondisi yang ditangani. Berikut rincian dosisnya:

Kondisi: Kejang akibat epilepsi

  • Dewasa dan anak usia >13 tahun: Dosis awal 100–200 mg, 1–2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien. Dosis maksimal 400 mg, 2–3 kali sehari.
  • Anak usia 6–12 tahun: Dosis awal 100 mg 2 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sebesar 100 mg per hari, tiap minggu. Dosis perawatan 400–800 mg per hari, yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis maksimal 1.000 mg per hari.

Kondisi: Trigeminal neuralgiaglossopharyngeal neuralgia

  • Dewasa: Dosis awal 100–200 mg, 2 kali sehari, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien. Dosis perawatan 200–800 mg per hari yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis maksimal 1.200 mg per hari.

Kondisi: Gangguan bipolar yang tidak bisa ditangani dengan lithium

  • Dewasa: Dosis awal 400 mg per hari yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien. Dosis perawatan 400–600 mg per hari yang dibagi dalam beberapa jadwal konsumsi. Dosis maksimal 1.600 mg per hari.

Cara Menggunakan Carbamazepine dengan Benar

Gunakanlah carbamazepine sesuai arahan dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan. Jangan menambah dosis atau menggunakan obat ini melebihi jangka waktu yang dianjurkan dokter.

Berikut langkah penggunaan carbamazepine yang dianjurkan agar hasil pengobatan maksimal:

  • Konsumsilah carbamazepine pada waktu makan agar tidak timbul sakit perut, mual, atau muntah.
  • Telan tablet carbamazepine dengan air putih secukupnya.
  • Jangan membelah, mengunyah, atau menggerus carbamazepine lepas lambat sebelum meminumnya. Beri tahu dokter jika Anda kesulitan menelan tablet carbamazepine secara utuh.
  • Jika Anda lupa atau terlewat, segeralah minum carbamazepine begitu teringat. Namun, jika jadwal konsumsi obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis pada waktu selanjutnya.
  • Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan carbamazepine, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap serta tes fungsi hati dan ginjal secara berkala.
  • Lanjutkan pengobatan sesuai waktu yang dianjurkan dokter meski keluhan yang dialami sudah membaik. Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba tanpa persetujuan dokter dapat memperburuk keluhan. Dokter akan menurunkan dosis secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.
  • Hubungi dokter jika keluhan tidak membaik sama sekali meski sudah menggunakan carbamazepine sesuai petunjuk dokter. Guna memastikan kondisi dan mendapat penanganan yang cepat, berkonsultasilah melalui Chat Bersama Dokter.
  • Simpan carbamazepine di tempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
  • Jangan gunakan carbamazepine yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.

Interaksi Carbamazepine dengan Obat Lain

Penggunaan carbamazepine bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat menimbulkan beberapa efek interaksi, antara lain:

  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping carbamazepine jika digunakan bersama ciprofloxacin, acetazolamide, diltiazem, erythromycin, clarithromycin, fluoxetine, olanzapine, loratadine, terfenadine, omeprazole, ibuprofen, isoniazid, ticlopidine, verapamil, cimetidine, atau obat antijamur jenis azole, seperti ketoconazole
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping yang merusak sistem saraf jika digunakan dengan lithium
  • Peningkatan risiko terjadinya kerusakan hati jika digunakan dengan isoniazid
  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan fungsi tiroid jika digunakan bersama obat lain yang tergolong antikonvulsan, seperti diazepam atau asam valproat
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping perdarahan dari vagina atau flek darah jika digunakan bersama alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB
  • Peningkatan risiko terjadinya overdosis cyclophosphamide
  • Penurunan efektivitas rocuronium sebagai obat pelemas otot yang digunakan saat operasi
  • Penurunan efektivitas carbamazepine jika digunakan dengan cisplatin, doxorubicin, rifampicin, phenytoin, phenobarbital, atau teofilin
  • Penurunan efektivitas obat non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs), seperti nevirapine, dalam mengobati HIV/AIDS
  • Penurunan efektivitas obat antikoagulan yang diminum, seperti warfarin, dabigatran, atau apixaban
  • Penurunan efektivitas asam valproat, tacrolimus, aripiprazole, atau lapatinib

Selain dengan obat, carbamazepine juga dapat berinteraksi dengan makanan. Jika dikonsumsi bersamaan dengan grapefruit, kadar carbamazepine dalam darah bisa meningkat sehingga memperbesar risiko terjadinya efek samping. Oleh sebab itu, hindari konsumsi carbamazepine bersama buah atau jus buah tersebut.

Agar aman dari efek interaksi yang tidak diinginkan, mintalah saran dokter jika hendak menggunakan carbamazepine bersama dengan obat lain.

Efek Samping dan Bahaya Carbamazepine

Efek samping akibat konsumsi carbamazepine dapat berupa:

  • Mual atau muntah
  • Mulut kering
  • Pusing atau kepala seperti melayang
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir
  • Kantuk
  • Gangguan keseimbangan, misalnya sempoyongan saat berjalan
  • Gemetaran atau tremor

Laporkan kepada dokter jika efek samping yang muncul tidak mereda atau makin parah. Guna mendapat respons yang cepat, gunakan layanan Chat Bersama Dokter.

Segera ke dokter jika penggunaan carbamazepine menimbulkan reaksi alergi obat atau efek samping serius, seperti:

  • Depresi, linglung, halusinasi, atau muncul ide bunuh diri
  • Gejala sindrom Stevens-Johnson, seperti ruam kemerahan atau keunguan yang menyebar luas, bintil-bintil, luka lepuh di kulit yang kemudian mengelupas 
  • Aritmia, yang gejalanya yaitu detak jantung lebih cepat, lebih lambat, atau tidak teratur; nyeri dada; sesak napas; pusing berat seperti akan pingsan
  • Kelainan darah, yang gejalanya antara lain kliyengan seperti akan pingsan, mimisan, demam, napas pendek, sering memar tanpa sebab yang jelas, atau perdarahan dari luka atau bagian tubuh mana pun yang sulit berhenti  
  • Rendahnya kadar natrium dalam darah (hiponatremia), yang gejalanya antara lain mual parah, lemas dan lelah, linglung, kram atau lemah otot, atau kejang yang makin sering meski sudah minum obat
  • Gangguan fungsi hati, yang gejalanya berupa nyeri perut bagian kanan atas, warna urine lebih gelap, tinja berwarna pucat seperti dempul, kulit dan mata menguning

Lewat fitur Buat Janji di aplikasi ALODOKTER, Anda bisa membuat janji temu dengan dokter tanpa harus datang langsung ke tempat praktik. Cukup buka aplikasi, pilih dokter, dan atur waktu sesuai kebutuhan Anda.