Digoxin adalah obat untuk mengatasi gangguan irama jantung (aritmia), misalnya atrial fibrasi (AF). Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk menangani gagal jantung. Digoxin tersedia dalam bentuk tablet dan suntik.

Digoxin merupakan obat glikosida jantung yang bekerja dengan cara memengaruhi beberapa jenis mineral, yaitu natrium dan kalium di dalam sel-sel jantung. Cara kerja ini akan mengurangi beban kerja jantung, membantu mengembalikan irama jantung menjadi normal dan stabil, serta memperkuat detak jantung.

Digoxin - Alodokter

Merek dagang digoxin: Digoxin, Fargoxin.

Apa itu Digoxin

Golongan Obat resep
Kategori Antiaritmia
Manfaat Mengobati aritmia dan gagal jantung
Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak
Digoxin untuk ibu hamil dan menyusui Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

Digoxin terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Tablet dan suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Digoxin

Digoxin merupakan obat resep yang tidak boleh digunakan sembarangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan digoxin, yaitu:

  • Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Digoxin tidak boleh diberikan kepada pasien yang alergi terhadap obat ini.
  • Jangan langsung melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, seperti mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan alat berat setelah menggunakan digoxin, jika obat ini menyebabkan pusing dan penglihatan kabur pada Anda.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita ventrikel fibrilasi, kardiomiopati, amiloidosis jantung, perikarditis, aritmia karena obat jantung tertentu, atau blok atrioventrikular, terutama jika memiliki riwayat penyakit sindrom Stokes-Adams.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan digoxin pada lansia dan anak-anak untuk menghindari risiko terjadinya efek samping yang serius.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita serangan jantung, sick sinus syndrome, miokarditis, penyakit ginjal, penyakit tiroid, gangguan pernapasan, gangguan pembuluh darah, atau sindrom malabsorbsi.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah mengalami ketidakseimbangan elektrolit, terutama hipokalemia, hipokalsemia, hiperkalsemia, atau hipomagnesemia.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan digoxin sebelum menjalani operasi atau tindakan medis tertentu, termasuk tindakan medis pada jantung.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi interaksi obat.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau merencanakan kehamilan.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan digoxin, karena dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping.
  • Minum air yang cukup dan hindari dehidrasi selama menjalani pengobatan dengan digoxin untuk mencegah risiko terjadinya efek samping.
  • Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosis setelah menggunakan digoxin.

Dosis dan Aturan Pakai Digoxin

Dosis digoxin akan diberikan oleh dokter sesuai dengan usia dan kondisi ginjal pasien. Dalam kondisi tertentu, dokter akan menentukan dosis digoxin untuk anak-anak berdasarkan berat badan (BB) pasien. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan.

Berikut adalah pembagian dosis digoxin berdasarkan bentuk obat dan kondisi pasien:

Bentuk tablet

Kondisi: Gagal jantung atau takikardia supraventrikular

  • Dewasa: dosis awal adalah 750–1.500 mcg (0,75–1,5 mg) yang diberikan dalam 24 jam pertama sebagai dosis tunggal. Dosis awal dapat diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam jika kondisi tidak terlalu berbahaya. Dosis pada pasien yang mengalami gagal jantung ringan adalah 250–750 mcg (0,25–0,75 mg) tiap hari selama 1 minggu. Dosis pemeliharaan umumnya adalah adalah 0,125–0,25 mg per hari.
  • Bayi prematur dengan BB <1,5 kg: dosis awal adalah 25 mcg/kgBB per hari.
  • Bayi prematur dengan BB 1,5–2,5 kg: dosis awal adalah 30 mcg/kgBB per hari.
  • Bayi usia 0–24 bulan: dosis awal adalah 45 mcg/kgBB per hari.
  • Anak usia >2–5 tahun: dosis awal adalah 35 mcg/kgBB per hari.
  • Anak usia >5–10 tahun: dosis awal adalah 25 mcg/kgBB per hari.

Dosis awal pada bayi prematur dan anak-anak diberikan secara bertahap. Pemberian pertama adalah setengah dari dosis awal dan diberikan dalam 1 kali pemberian. Selanjutnya, dosis yang tersisa dibagi lagi ke dalam beberapa pemberian dan diberikan setiap 4–8 jam.

Bentuk suntik

Digoxin bentuk suntik diberikan untuk penanganan gawat darurat pada gagal jantung. Dosis yang diberikan pada tiap pasien bisa berbeda-beda, tergantung pada usia dan berat badan pasien. Digoxin suntik diberikan melalui infus.

Cara Menggunakan Digoxin dengan Benar

Digoxin suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Jika Anda diresepkan digoxin tablet, ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang terdapat pada kemasan obat sebelum mulai mengonsumsinya. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Digoxin tablet dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Telan tablet dengan air putih.

Jika lupa mengonsumsi digoxin tablet, segera konsumsi jika belum medekati jadwal konsumsi obat berikutnya. Apabila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis pada jadwal konsumsi selanjutnya.

Patuhi jadwal kontrol yang telah diberikan oleh dokter. Selama menjalani pengobatan dengan digoxin, Anda mungkin akan diminta untuk melakukan tes darah lengkap, atau pemeriksaan fungsi ginjal, secara rutin.

Jika memungkinkan, periksa tekanan darah dan denyut nadi Anda setiap hari menggunakan tensimeter di rumah selama mengonsumsi digoxin. Konsultasikan dengan dokter jika denyut nadi atau tekanan darah Anda terlalu rendah.

Simpan digoxin di tempat kering dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Digoxin dengan Obat Lain

Ada beberapa efek interaksi yang bisa terjadi jika digoxin digunakan dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

  • Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan bersama penghambat beta, muscle relaxant, atau suntikan kalsium yang cepat
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari digoxin jika digunakan bersamaan dengan obat yang dapat memicu hipokalemia (misalnya lithium), kortikosteroid, atau obat golongan diuretik
  • Peningkatan risiko memburuknya kondisi aritmia dan hipokalemia jika digunakan bersama epinefrin, norepinefrin, atau dopamin
  • Peningkatan kadar dan efek samping digoxin jika digunakan dengan obat antihipertensi, antibiotik, NSAID, antiaritmia, antivirus, tolvaptan, itraconazole, kina, alprazolam, ciclosporin, atorvastatin, ranolazine, lapatinib, atau ticagrelor
  • Penurunan kadar dan efektivitas digoxin jika digunakan dengan obat antasida, bulk laxatives, dan kaolin pectin
  • Penurunan kadar dan efektivitas digoxin jika digunakan dengan antibiotik tertentu, seperti neomycin dan rifampicin
  • Penurunan kadar dan efektivitas digoxin jika digunakan dengan metoclopramide, acarbose, cholestyramine, penicillamine, salbutamol, bupropion, atau phenytoin

Selain itu, penurunan kadar dan efektivitas digoxin dapat terjadi jika obat ini dikonsumsi bersama obat herbal St. John's wort.

Efek Samping dan Bahaya Digoxin

Efek samping yang mungkin timbul setelah menggunakan digoxin adalah:

Periksakan diri ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas tidak kunjung reda atau makin parah. Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, atau efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Sakit perut
  • Detak jantung tidak teratur
  • Pusing seperti akan pingsan
  • Feses berdarah atau berwarna hitam dan bertekstur kental
  • Linglung atau halusinasi
  • Nyeri atau bengkak pada payudara
  • Pembesaran payudara pada pria (ginekomastia)
  • Penglihatan kabur atau penglihatan menguning
  • Perubahan suasana hati secara tiba-tiba

Pada bayi dan anak-anak, digoxin dapat menyebabkan efek samping serius berupa sakit perut, penurunan berat badan, pertambahan tinggi badan melambat, dan perubahan perilaku. Segera konsultasikan dengan dokter anak jika efek samping ini terjadi pada anak Anda.