Progesteron adalah preparat hormon yang digunakan untuk mengatasi gangguan siklus menstruasi dan ovulasi. Preparat progesteron juga bisa digunakan dalam terapi penggantian hormon pada menopause dan untuk mengobati depresi pascamelahirkan. 

Pada keadaan normal, progesterone akan diproduksi secara alami oleh tubuh dalam jumlah yang cukup. Progesteron merupakan hormon yang berperan penting dalam mengatur siklus ovulasi dan menstruasi, membantu implantasi calon janin pada rahim, serta mempertahankan kehamilan.

Progesteron - Alodokter

Saat tubuh mengalami kekurangan progesterone, akan muncul sejumlah keluhan, mulai dari premenstrual syndrome , siklus haid yang tidak teratur, tidak menstruasi (amenorea), perdarahan vagina, atau keguguran yang berulang.

Merek dagang progesteron: Crinone, Crinone 8%, Cygest, Cyclofem, Deponeo, Gynprogest, Medroxyprogesterone Acetate, Microgest 100, Utrogestan

Apa Itu Progesteron

Golongan Preparat hormon
Kategori Obat resep
Manfaat Mengatasi gangguan siklus menstruasi dan ovulasi, mengatasi premenstrual syndrome atau depresi pascamelahirkan, serta menjadi terapi pengganti hormon saat menopause
Digunakan oleh Wanita dengan masalah ketidakseimbangan hormon.
Progesteron untuk ibu hamil dan menyusui

Untuk trimester pertama kehamilan

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter perihal penggunaan progesteron jika Anda sedang hamil.

Untuk trimester kedua dan ketiga kehamilan

Sesudah memasuki trimester kedua dan seterusnya, progesteron tidak boleh digunakan saat kehamilan karena dapat membahayakan bayi yang belum lahir.

Progesteron dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Bentuk obat Pessary, kapsul lunak, tablet, gel vagina, dan suntik

Peringatan Sebelum Menggunakan Progesteron

Progesteron hanya boleh digunakan sesuai dengan resep dokter. Sebelum menggunakan progesteron, Anda perlu memperlihatkan beberapa hal berikut:

  • Jangan menggunakan progesteron jika Anda alergi terhadap obat ini. Beri tahu dokter jika Anda alergi dengan kacang tanah, minyak kedelai, minyak sawit, atau minyak wijen.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami perdarahan pada vagina yang belum diketahui sebabnya, kanker payudara atau organ reproduksi, porfiria, atau penyakit hati.
  • Beri tahu dokter jika Anda baru saja mengalami serangan jantung, stroke, atau penyumbatan pembuluh darah, seperti emboli paru atau thrombosis vena dalam.
  • Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, migrain, asma, epilepsi, hipertensi, penyakit ginjal, diabetes melitus, depresi, kolesterol tinggi, hiperkalsemia, systemic lupus erythematosus (SLE), atau penyakit tiroid
  • Beri tahu dokter jika Anda memiliki berat badan berlebih (obesitas) atau kebiasaan merokok.
  • Jangan langsung mengemudikan kendaraan atau melakukan pekerjaan yang membutuhkan kewaspadaan setelah mengonsumsi progesteron, karena obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk.
  • Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menjalani pengobatan dengan progesteron sebelum menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, mungkin hamil, atau sedang menyusui.
  • Gunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan selama menjalani pengobatan dengan progesterone bentuk pessary atau gel, kecuali jika Anda sedang merencanakan kehamilan.
  • Konsultasikan dengan dokter perihal pemberian progesteron tablet atau kapsul pada lansia di atas usia 65 tahun, karena efek samping lebih mungkin terjadi pada lansia.
  • Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
  • Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping yang serius, atau overdosissetelah menggunakan progesteron.

Dosis dan Aturan Pakai Progesteron

Dosis progesteron berbeda-beda pada tiap pasien, tergantung pada kondisi yang diobati, tingkat keparahannya, dan respons tubuh terhadap obat itu. Berikut ini adalah pembagian dosis progesteron berdasarkan bentuk obatnya:

Tablet dan kapsul lunak

  • Amenorea sekunder: 400 mg, 1 kali sehari sebelum tidur, selama 10 hari.
  • Terapi pengganti hormon saat menopause: 200 mg, 1 kali sehari sebelum tidur, selama 12 hari dimulai pada hari ke-15 hingga hari ke-26 dalam siklus terapi. Dosis alternatif 100 mg, 1 kali sehari sebelum tidur, dimulai dari hari 1–25 siklus terapi.
  • Pencegahan penebalan dinding rahim pada wanita yang mendapatkan estrogen: 200 mg, 1 kali sehari sebelum tidur, selama 12 hari secara berurutan per siklus 28 hari.

Suntikan ke otot (intramuskular)

  • Amenorea primer: 5–10 mg per hari, selama 6–8
  • Perdarahan vagina karena kelainan di rahim: 5–10 mg per hari, selama 6 hari. Jika estrogen juga diberikan, pengobatan dimulai setelah 2 minggu melakukan terapi estrogen.
  • Teknologi reproduksi berbantu (misalnya bayi tabung): 25 mg, 1 kali sehari. Pengobatan dapat dilakukan sehari setelah pengambilan sel telur (oosit) hingga minggu ke-12 kehamilan.

Selain dengan suntikan intramuskular, pemberian dosis untuk teknologi reproduksi berbantu dapat dilakukan melalui suntikan ke bawah kulit (subkutan).

Pessary

  • PMS (premenstrual syndrome) dan depresi pascamelahirkan: 200–400 mg, 2 kali sehari. Untuk PMS, pengobatan dapat dimulai pada hari ke 12–14 dalam siklus menstruasi sampai menstruasi dimulai.
  • Teknologi reproduksi berbantu: 400 mg, 2 kali sehari. Pengobatan dimulai dari pengambilan sel telur. Jika terjadi kehamilan, pengobatan dilanjutkan selama 38 hari.

Gel vagina

  • Amenorea sekunder: 45 mg (4%) per hari, selama 6 hari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 90 mg (8%) per hari, selama 6 hari jika belum membaik.
  • Teknologi reproduksi berbantu: 90 mg, 1–2 kali sehari. Jika terjadi kehamilan, pengobatan dapat dilanjutkan hingga 10–12 minggu.

Cara Menggunakan Progesteron dengan Benar

Progesteron suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter.

Jika Anda diberikan progesteron yang digunakan secara mandiri, ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan obat ini. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi dulu dengan dokter.

Tablet dan kapsul lunak progesteron sebaiknya dikonsumsi saat malam atau menjelang tidur dalam keadaan perut kosong. Minum air putih untuk membantu menelan tablet atau kapsul lunak progesteron.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk mengonsumsi progesteron pada jam yang sama setiap harinya agar pengobatan maksimal.

Bila Anda lupa mengonsumsi progesteron tablet atau kapsul lunak, segera konsumsi obat ini begitu teringat jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya belum terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis di waktu konsumsi selanjutnya.

Sebelum menggunakan progesteron bentuk pessary atau gel vagina, jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan obat.

Progesteron pessary dapat digunakan melalui 2 cara, yaitu dimasukan melalui dubur atau vagina.

Jika Anda menggunakan progesteron pessary vagina, berbaring lurus dengan kedua lutut ditekuk ke arah dada, masukkan obat ke dalam vagina dengan menggunakan aplikator. Tekan plunger (bagian pendorong) pada ujung aplikator untuk mendorong obat, lalu keluarkan aplikator. Setelah itu, tahan selama beberapa menit agar obat menyerap.

Untuk menggunakan progesteron pessary dubur, buka kemasan dan berbaring menyamping dengan kaki kiri lurus dan kaki kanan menyentuh dada. Masukkan bagian ujung obat ke dalam dubur, lalu dorong perlahan. Setelah itu, luruskan kedua tungkai kaki dan tahan selama 15 menit sampai obat benar-benar terserap.

Jika perlu, ujung obat dapat dibasahi dengan air agar obat lebih mudah masuk ke dalam dubur.

Progesteron pessary untuk teknologi reproduksi berbantu selalu digunakan pada vagina. Sementara itu, untuk kondisi premenstrual syndrome dan depresi pascamelahirkan, pessary dapat digunakan pada vagina atau dubur. Konsultasikan dengan dokter perihal cara yang paling tepat untuk kondisi Anda.

Untuk menggunakan progesteron bentuk gel vagina, masukan obat ke dalam vagina dengan menggunakan aplikator yang tersedia di dalam kemasan. Buang aplikator sekali pakai setelah digunakan.

Selama menggunakan progesteron, Anda disarankan untuk memeriksa payudara secara mandiri (periksa payudara sendiri atau SADARI) dan melakukan pemeriksaan ginekologi ke dokter secara teratur. Ikuti jadwal kontrol yang telah ditentukan oleh dokter.

Simpan progesteron di dalam tempat penyimpanan yang tertutup rapat dan jauh dari jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari.

Interaksi Progesteron dengan Obat Lain

Jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan lain, progesteron dapat menimbulkan interaksi berupa:

  • Peningkatan kadar dan risiko terjadinya efek samping yang fatal dari progesteron jika digunakan dengan morfin
  • Penurunan kadar dan efektivitas progesteron dalam darah jika digunakan dengan rifampicin, carbamazepine, phenobarbital, phenytoin, griseofulvin, atau spironolactone
  • Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari progesterone jika digunakan dengan ketoconazole atau ritonavir
  • Peningkatan kadar dan risiko terjadinya efek samping ciclosporin
  • Penurunan efektivitas obat antidiabetes, seperti acarbose, glimepiride, atau pioglitazone
  • Penurunan efektivitas obat lain yang juga digunakan langsung pada vagina (khusus progesteron pessary vagina atau gel)

Efek Samping dan Bahaya Progesteron

Efek samping yang mungkin saja bisa terjadi setelah menggunakan obat progesteron adalah:

  • Kantuk
  • Pusing
  • Nyeri payudara
  • Perubahan suasana hati
  • Mudah gelisah
  • Mudah marah
  • Sakit kepala
  • Konstipasi, diare, atau sakit maag
  • Muntah
  • Pilek, bersin-bersin, atau batuk
  • Kelelahan
  • Bengkak di tangan atau kaki
  • Nyeri sendi
  • Sensasi rasa panas (hot flashes)
  • Keputihan

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung mereda. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya ruam yang gatal dan bengkak, mata dan bibir yang membengkak, atau kesulitan bernapas.

Selain itu, Anda juga harus segera ke dokter jika mengalami efek samping yang lebih serius, seperti:

  • Benjolan di payudara
  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil
  • Gangguan penglihatan mendadak, sakit kepala yang parah, atau nyeri di belakang mata
  • Migrain yang baru muncul setelah menggunakan progesteron, atau migrain yang sudah pernah muncul menjadi lebih sering datang atau lebih sakit
  • Vertigo
  • Detak jantung terasa cepat
  • Tremor
  • Perdarahan dari vagina di luar siklus menstruasi
  • Kejang
  • Depresi
  • Gangguan hati, yang ditandai dengan mual, nyeri perut, nafsu makan hilang, urine berwarna gelap, feses berwarna pucat, atau penyakit kuning
  • Gejala serangan jantung, seperti nyeri dada yang menjalar ke lengan atau dagu, mual, keringat dingin
  • Gejala stroke, seperti sulit berbicara (cadel), mati rasa atau kelemahan pada lengan atau kaki serta kehilangan keseimbangan
  • Gejala penggumpalan darah pada kaki atau tangan, seperti pembengkakan, rasa panas, kemerahan, dan nyeri di salah satu atau kedua tungkai
  • Gejala penggumpalan darah pada paru-paru (emboli paru), seperti nyeri dada, batuk yang tiba-tiba, mengi, sesak napas, atau batuk berdarah