Sanbetoin adalah obat untuk mengurangi keparahan dan frekuensi kejang pada penderita epilepsi. Sanbetoin mengandung phenytoin dalam bentuk kapsul pelepasan lambat dan suntik yang penggunaannya di bawah pengawasan dokter.
Tiap kapsul Sanbetoin mengandung 100 mg phenytoin. Sementara itu, dalam 1 ml Sanbetoin suntik, terkandung 50 mg phenytoin. Obat ini bekerja dengan cara menekan sinyal listrik yang berlebihan pada sel saraf otak. Mekanisme ini efektif menghentikan dan menekan kambuhnya kejang.

Dalam penanganan epilepsi, Sanbetoin digunakan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain yang tergolong antiepilepsi. Sanbetoin juga digunakan untuk mencegah dan menangani kejang yang terjadi selama atau setelah prosedur bedah saraf maupun akibat cedera kepala yang parah.
Apa Itu Sanbetoin
| Bahan aktif | Phenytoin |
| Golongan | Obat resep |
| Kategori | Antikonvulsan |
| Manfaat | Mengurangi keparahan dan frekuensi kejang pada penderita epilepsi |
| Mencegah dan menangani kejang yang terjadi selama atau setelah prosedur bedah saraf maupun kejang akibat cedera kepala yang parah | |
| Menangani status epileptikus | |
| Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
| Sanbetoin untuk ibu hamil | Kategori D: Ada bukti bahwa kandungan obat phenytoin berisiko terhadap janin manusia. Namun, obat dalam kategori ini masih mungkin digunakan ketika manfaat yang diperoleh lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam nyawa. |
| Sanbetoin untuk ibu menyusui | Sanbetoin tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui. |
| Bentuk obat | Kapsul pelepasan lambat dan suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Sanbetoin
Sanbetoin merupakan obat resep sehingga penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter. Sebelum menggunakan obat ini, penting bagi Anda untuk memperhatikan hal-hal berikut:
- Sampaikan kepada dokter mengenai riwayat alergi Anda. Sanbetoin tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap phenytoin.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki gangguan irama jantung, seperti sinus bradikardia, blok AV derajat 2 atau derajat 3, atau penyakit sindrom Stokes-Adams. Obat berbahan phenytoin sediaan suntik tidak boleh digunakan pada kondisi tersebut.
- Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Sanbetoin jika Anda sedang mengalami osteoporosis, kekurangan vitamin D, osteomalacia, atau osteopenia.
- Mintalah saran dokter mengenai penggunaan Sanbetoin jika Anda sedang menderita limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, hipoalbuminemia, penyakit liver, porfiria, diabetes, penyakit tiroid, penyakit ginjal, myasthenia gravis, penyakit jantung, atau hipotensi.
- Informasikan kepada dokter jika terdapat riwayat gangguan mental, seperti depresi, atau pernah melakukan percobaan bunuh diri.
- Diskusikan mengenai penggunaan Sanbetoin ke dokter jika Anda sedang atau baru-baru ini menjalani prosedur radioterapi.
- Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, mungkin sedang hamil, berencana hamil, atau sedang dalam masa menyusui. Jika diperlukan, Anda akan diminta untuk menjalani tes kehamilan sebelum menjalani terapi dengan Sanbetoin.
- Gunakan alat kontrasepsi yang efektif untuk mencegah kehamilan selama menjalani pengobatan dengan Sanbetoin kapsul sampai dengan 1 bulan setelah pengobatan rampung.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang menggunakan pil KB untuk mencegah kehamilan. Obat yang mengandung phenytoin dapat menurunkan efektivitas pil KB. Konsultasikan dengan dokter mengenai alat kontrasepsi alternatif yang cocok untuk Anda.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang menjalani terapi dengan obat lain, termasuk cimetidine, antasida, omeprazole, suplemen yang mengandung asam folat, dan produk herbal berbahan dasar St. John's wort. Tujuannya adalah untuk mencegah interaksi antarobat.
- Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Sanbetoin jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
- Konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaan Sanbetoin jika Anda sedang mengalami kecanduan alkohol, sering mengonsumsi minuman beralkohol, sulit mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan Sanbetoin agar tidak terjadi efek samping.
- Jangan langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan kewaspadaan setelah minum Sanbetoin. Kandungan obat ini dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum melakukan kegiatan tersebut.
- Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah mengonsumsi Sanbetoin.
Dosis dan Aturan Pakai Sanbetoin
Dosis Sanbetoin akan disesuaikan dengan sediaan obat yang digunakan dan jenis kejang yang dialami pasien.
Berdasarkan kandungannya, berikut adalah rincian dosis Sanbetoin kapsul pelepasan lambat untuk orang dewasa:
- Dosis awal 150–300 mg per hari, diminum sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa kali jadwal konsumsi. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan sebanyak maksimal 600 mg setiap 1 minggu.
- Dosis pemeliharaan 200–500 mg per hari, diminum sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa kali jadwal konsumsi.
Pada anak-anak, dosis Sanbetoin akan ditentukan langsung oleh dokter berdasarkan berat badan (BB) pasien. Dosis maksimal 300 mg per hari.
Sementara itu, dosis Sanbetoin suntik akan disesuaikan dengan kondisi pasien dan jenis suntikan yang digunakan. Untuk mengatasi kejang terkait bedah saraf, Sanbetoin suntik diberikan melalui suntikan ke dalam otot (intramuskular/IM), sedangkan pada status epileptikus diberikan melalui pembuluh darah (intravena/IV).
Cara Menggunakan Sanbetoin dengan Benar
Gunakanlah Sanbetoin sesuai anjuran dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasannya. Jangan mengubah dosis yang dianjurkan tanpa sepengetahuan dokter.
Penggunaan Sanbetoin yang tepat sangat penting, berikut panduannya:
- Sanbetoin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
- Telan kapsul Sanbetoin secara utuh dengan air putih secukupnya.
- Jangan membelah, mengunyah, atau membuka isi kapsul, kecuali atas anjuran dokter.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Sanbetoin, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jagalah kesehatan gigi Anda dengan menggosok gigi setiap hari, menggunakan benang gigi untuk membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi, dan melakukan pemeriksaan gigi secara berkala, selama menjalani pengobatan dengan Sanbetoin. Penggunaan produk phenytoin dapat menimbulkan keluhan gusi bengkak.
- Hindari konsumsi Sanbetoin kapsul dengan obat antasida secara bersamaan atau dalam waktu yang berdekatan. Obat antasida bisa menghambat efektivitas Sanbetoin. Pastikan ada jarak 2 atau 3 jam antarkonsumsi obat tersebut.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Sanbetoin, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan darah lengkap dan tes fungsi hati secara berkala.
- Jangan menghentikan pengobatan meski kejang sudah membaik, kecuali atas persetujuan dokter. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya bisa memperparah kejang. Dokter akan menurunkan dosis secara bertahap jika pengobatan perlu dihentikan.
- Segera hubungi dokter jika kejang makin sering atau timbul gejala depresi maupun keinginan bunuh diri. Gunakan layanan Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapat respons yang cepat.
- Simpan Sanbetoin kapsul di tempat kering dan sejuk. Jangan menyimpannya di tempat yang lembap atau panas. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan konsumsi Sanbetoin kapsul yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Pemberian Sanbetoin suntik akan dilakukan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat akan disuntikkan ke dalam otot atau pembuluh darah, tergantung kondisi pasien.
Pastikan Anda mengikuti semua instruksi dokter selama pemberian suntik Sanbetoin. Laporkan kepada dokter jika timbul reaksi atau efek yang mengganggu setelah pemberian obat.
Interaksi Sanbetoin dengan Obat Lain
Efek interaksi yang bisa terjadi jika produk phenytoin, seperti Sanbetoin, digunakan secara bersamaan dengan obat-obatan tertentu adalah:
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin jika digunakan dengan asam salisilat, obat antijamur, obat benzodiazepine, disulfiram, obat antiaritmia, methylphenidate, capecitabine, cimetidine, tacrolimus, omeprazole, atau obat antidepresan SSRI, atau obat lain yang tergolong antikonvulsan
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari phenytoin jika digunakan bersama antibiotik tertentu, seperti chloramphenicol, isoniazid, sulfamethoxazole-trimethoprim, atau erythromycin
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan hati jika digunakan dengan methotrexate
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan dan peningkatan kadar phenytoin jika digunakan dengan warfarin
- Penurunan efektivitas dan peningkatan risiko terjadinya kekebalan virus HIV jika digunakan dengan obat antivirus non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTI), seperti nevirapine
- Penurunan kadar atau efektivitas phenytoin jika digunakan dengan sukralfat, asam folat, ciprofloxacin, rifampicin, ritonavir, teofilin, atau obat antikanker, seperti bleomycin, carboplatin, cisplatin, atau doxorubicin
- Penurunan efektivitas dari obat doxycycline, voriconazole, teofilin, obat pelemas otot, methadone, tolbutamide, phenobarbital, digoxin, atorvastatin, obat antivirus, seperti indinavir atau lopinavir
Supaya aman dari efek interaksi yang tidak diinginkan, berdiskusilah dengan dokter jika hendak menggunakan obat lain bersama Sanbetoin.
Efek Samping dan Bahaya Sanbetoin
Efek samping bisa saja terjadi saat menggunakan Sanbetoin, beberapa diantaranya meliputi:
- Sakit kepala
- Kantuk
- Pusing
- Sulit konsentrasi
- Tidak nafsu makan
- Sembelit
- Mual atau muntah
Melalui layanan Chat Bersama Dokter, Anda dapat dengan mudah berkonsultasi apabila muncul keluhan yang mengganggu setelah penggunaan obat. Dokter akan membantu memberikan penanganan sesuai kebutuhan Anda.
Segera ke dokter jika penggunaan Sanbetoin menimbulkan efek samping serius, seperti:
- Gusi bengkak dan berdarah
- Linglung atau timbul halusinasi
- Pusing berat seperti akan pingsan, detak jantung melambat, nyeri dada, kesulitan bernapas
- Gejala depresi, seperti sedih berkepanjangan, frustasi, merasa putus asa atau tidak berharga, muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
- Gerakan tubuh yang tidak terkendali, gerakan mata yang cepat dan tidak terkontrol (nistagmus), kesulitan berbicara atau bicara cadel, tubuh terasa goyah atau tidak stabil saat duduk, berdiri, atau berjalan
- Sering memar tanpa sebab yang jelas atau perdarahan dari bagian tubuh mana pun yang sulit berhenti
- Gejala gangguan liver, seperti nyeri perut, warna urine gelap, tinja pucat seperti dempul, kulit dan mata menguning
- Nyeri tulang atau patah tulang
- Ruam merah dan luka lepuh di kulit, lapisan bola mata, rongga mulut, dubur, dan kelamin
- Demam, menggigil, pembengkakan kelenjar getah bening berupa benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan
Dengan fitur Booking Dokter di aplikasi ALODOKTER, Anda bisa langsung membuat janji temu berdasarkan lokasi, jadwal, dan ulasan dari pengguna lain.
Meski jarang terjadi, penggunaan Sanbetoin juga bisa menimbulkan reaksi alergi obat. Segera ke IGD rumah sakit terdekat jika timbul ruam yang gatal, bengkak di wajah atau kelopak mata, mengi, atau sesak napas.