Flamicort adalah obat kortikosteroid untuk meredakan gejala peradangan pada berbagai kondisi, termasuk radang sendi, penyakit autoimun, dan kanker darah. Obat yang mengandung triamcinolone ini juga digunakan dalam penanganan reaksi alergi berat.
Flamicort mengandung triamcinolone yang bekerja dengan cara menghambat efek senyawa tertentu penyebab radang di dalam tubuh. Dengan begitu, keluhan nyeri, bengkak, gatal-gatal, dan kemerahan akibat peradangan bisa mereda.
Kandungan triamcinolone pada Flamicort juga memiliki efek imunosupresan. Obat ini mampu menekan respons sistem imun yang berlebihan. Berkat cara kerja tersebut, triamcinolone dapat mengatasi gejala alergi atau penyakit autoimun, termasuk lupus.
Produk Flamicort
Flamicort tersedia dalam bentuk tablet, suntikan intramuskular (IM), dan suntikan intra-artikular (IA) atau intradermal (ID). Berikut adalah rincian produknya:
- Flamicort 4 mg Tablet, yang mengandung 4 mg triamcinolone per tablet
- Flamicort 40 mg IM Injection, yang mengandung 40 mg triamcinolone acetonide per 1 ml cairan suntik
- Flamicort 10 mg IA/ID Injection, yang mengandung 10 mg triamcinolone per 1 ml cairan suntik
Flamicort merupakan obat resep yang bisa diperoleh melalui konsultasi secara langsung atau konsultasi online dengan dokter.
Apa Itu Flamicort
Bahan aktif | Triamcinolone |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Kortikosteroid |
Manfaat | Meredakan gejala peradangan dan reaksi alergi |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Flamicort untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping triamcinolone terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Flamicort untuk ibu menyusui | Tanyakan kepada dokter mengenai obat kortikosteroid lain yang lebih aman digunakan selama masa menyusui jika bayi Anda lahir prematur atau usianya belum mencapai satu bulan. |
Bentuk obat | Tablet, suntik |
Peringatan sebelum Menggunakan Flamicort
Produk triamcinolone, seperti Flamicort, tidak boleh digunakan oleh penderita infeksi jamur yang menyerang organ dalam tubuh, seperti aspergillosis atau histoplasmosis.
Hal penting lain yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Flamicort adalah:
- Informasikan kepada dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Flamicort tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap triamcinolone.
- Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat lain yang tergolong kortikosteroid, seperti methylprednisolone.
- Berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Flamicort jika sedang menderita penyakit infeksi, seperti tuberkulosis, malaria, strongyloidiasis, herpes, atau kandidiasis. Beri tahu juga jika Anda tinggal serumah dengan penderita cacar, TBC, atau campak.
- Sampaikan kepada dokter jika Anda sedang menderita epilepsi, tukak lambung, divertikulitis, kolitis ulseratif, myasthenia gravis, cedera kepala, glaukoma, katarak, penyakit tiroid, diabetes, osteoporosis, penyakit liver, sarkoma Kaposi, penyakit ginjal, atau gangguan mental, termasuk depresi.
- Diskusikan mengenai penggunaan Flamicort ke dokter jika Anda memiliki hipertensi, penyakit jantung, atau baru-baru ini mengalami serangan jantung.
- Pastikan Anda memberi tahu dokter jika sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
- Mintalah saran dokter sebelum menggunakan Flamicort bersama obat-obatan tertentu, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda berencana melakukan vaksinasi dalam waktu dekat. Produk triamcinolone, seperti Flamicort, dapat menurunkan efektivitas vaksin tertentu, seperti vaksin tifoid.
- Informasikan kepada dokter bahwa Anda atau anak sedang menggunakan Flamicort jika direncanakan menjalani operasi atau pemeriksaan medis apa pun.
- Penggunaan produk triamcinolone dapat membuat hasil tes alergi atau tes antidoping atlet tidak akurat.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menggunakan Flamicort agar tidak terjadi efek samping.
- Segera hubungi dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Flamicort.
Dosis dan Aturan Pakai Flamicort
Dosis Flamicort yang diberikan dokter bisa berbeda tergantung sediaan obat dan tujuan penggunaannya. Berikut adalah rekomendasi dosis Flamicort berdasarkan sediaan obatnya:
Flamicort Tablet
Dosis Flamicort tablet adalah 4–48 mg per hari, tergantung pada kondisi yang ditangani, tingkat keparahan penyakit, dan respons pasien terhadap pengobatan.
Flamicort sediaan tablet dapat digunakan pada sejumlah kondisi berikut:
- Penyakit autoimun, seperti lupus, psoriasis, atau multiple sclerosis
- Radang usus, seperti penyakit Crohn atau kolitis ulseratif
- Penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK)
- Penyakit radang sendi, seperti rheumatoid arthritis atau osteoarthritis
- Radang kulit, seperti dermatitis atau eksim
- Asma
- Alergi berat
Flamicort Suntik
Berikut adalah tiga varian Flamicort suntik beserta kegunaannya:
- Flamicort bentuk suntikan ke dalam otot (suntik intramuskular/IM) ditujukan untuk berbagai kondisi peradangan, radang usus, radang sendi, leukemia, kanker kelenjar getah bening (limfoma), asma, atau reaksi alergi
- Flamicort bentuk suntikan langsung ke dalam sendi (suntik intra-artikular/IA) ditujukan untuk kondisi penyakit asam urat, bursitis, sinovitis (radang pada lapisan sendi), tenosinovitis (radang pada selubung tendon), epikondilitis (radang tendon di sekitar siku), osteoarthritis, atau rheumatoid arthritis
- Flamicort bentuk suntikan langsung ke lapisan kulit (suntik intradermal/ID) diberikan pada kondisi alopecia areata, granuloma annulare, lichen planus, neurodermatitis, psoriasis, keloid, atau hypertrophic scar (bekas luka yang menonjol dan menebal)
Dokter akan memberikan dosis Flamicort suntik sesuai kondisi yang ditangani, tingkat keparahan penyakit, dan respons pasien terhadap pengobatan.
Cara Menggunakan Flamicort dengan Benar
Gunakanlah Flamicort sesuai instruksi dokter dan petunjuk yang tertera pada kemasan. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dianjurkan tanpa sepengetahuan dokter.
Berikut adalah cara menggunakan Flamicort yang benar:
- Flamicort sebaiknya dikonsumsi bersama makanan untuk mencegah timbulnya sakit perut.
- Jika lupa menggunakan Flamicort, segera minum obat ini ketika teringat. Namun, bila jadwal konsumsi berikutnya sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.
- Lakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter agar kondisi dan respons terapi dapat terpantau. Selama menggunakan Flamicort, Anda mungkin akan diminta untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, seperti pemeriksaan tekanan darah dan tes kadar gula darah.
- Jangan menghentikan pengobatan kecuali atas instruksi dokter. Menghentikan pengobatan secara tiba-tiba dapat menimbulkan gejala putus obat. Dokter akan menurunkan dosis secara berkala jika pengobatan perlu dihentikan.
- Simpan Flamicort di tempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
- Jangan gunakan Flamicort yang sudah melewati tanggal kedaluwarsa.
Flamicort jenis suntik akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter. Obat ini dapat diberikan melalui suntikan ke persendian, otot, atau langsung ke area kulit yang sakit.
Interaksi Flamicort dengan Obat Lain
Kandungan triamcinolone dalam Flamicort bisa menimbulkan interaksi obat jika digunakan bersama obat tertentu. Efek yang terjadi bisa berupa:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan obat NSAID
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama obat antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan amphotericin B
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika digunakan dengan obat antiaritmia
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping kedua obat dari ciclosporin dan obat kortikosteroid, jika digunakan bersamaan secara rutin
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari triamcinolone jika digunakan bersamaan dengan estrogen, atau pil KB
- Peningkatan tekanan intraokular (tekanan dalam bola mata) jika digunakan dengan obat antikolinergik, seperti atropine
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari triamcinolone jika digunakan bersama obat barbiturat, phenytoin, carbamazepine, rifampicin, primidone
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping berupa sindrom Cushing jika digunakan bersama ritonavir atau obat yang mengandung cobicistat
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping dari obat digoxin
- Penurunan efektivitas isoniazid; obat golongan salisilat; obat antidiabetes, seperti insulin atau sulfonilurea; obat antihipertensi, termasuk obat diuretik; atau vaksin hidup, seperti vaksin BCG
Guna mencegah terjadinya efek interaksi yang tidak diinginkan, berkonsultasilah ke dokter sebelum menggunakan Flamicort bersama obat, suplemen, atau produk herbal apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Flamicort
Efek samping yang bisa muncul akibat penggunaan obat berbahan aktif triamcinolone, seperti Flamicort, yaitu:
- Sakit kepala
- Pusing
- Mual, sakit perut, kembung
- Lemah otot
- Keringat berlebih
- Insomnia
- Perubahan suasana hati
- Kulit kering
- Penipisan kulit sehingga kulit mudah memar
- Jerawat
- Luka lama sembuh
Beri tahu dokter lewat chat jika efek samping tersebut tidak membaik atau malah bertambah berat.
Jangan tunda untuk periksakan diri ke dokter jika penggunaan Flamicort menimbulkan reaksi alergi atau efek samping serius berikut ini:
- Depresi, mood swing, muncul pikiran aneh atau halusinasi
- Perdarahan saluran cerna, yang gejalanya berupa muntah darah, BAB berdarah, atau tinja berwarna hitam
- Gangguan jantung, yang gejalanya antara lain sesak napas, berat badan mendadak naik drastis, atau bengkak di tungkai maupun kaki
- Gejala krisis hipertensi, seperti sakit kepala yang parah, pandangan buram, nyeri dada, telinga berdenging, linglung, jantung berdebar, sesak napas
- Gejala pankreatitis, seperti nyeri perut yang parah dan menjalar hingga ke pinggang, mual dan muntah, jantung berdebar
- Hipokalemia, yang gejalanya meliputi kesemutan atau mati rasa, kram otot, linglung, lemas, jantung berdebar
- Moon face, yaitu pembengkakan di wajah sehingga wajah tampak lebih bulat
- Nyeri berat di punggung, bahu, pinggul, atau tulang rusuk
- Tumbuh bulu badan yang banyak atau hypertrichosis
- Gangguan menstruasi, misalnya haid tidak teratur
- Gejala penyakit infeksi, misalnya demam, menggigil, atau sakit tenggorokan yang tidak kunjung membaik